Keutamaan-keutamaan sosok khalifah ’Abū Bakr al-Ṣiddīq r.a. banyak disebutkan disebutkan dalam kitab-kitab hadis. Di antaranya adalah bahwa beliau dijuluki dengan al-Ṣiddīq karena senantiasa mengimani apapun yang disampaikan oleh Rasulullah S.A.W.. Misalnya dalam peristiwa Isra Mi’raj yang mengimani pada saat banyak manusia yang mendustakannya. al-Bukhārī meriwayatkan hadis tentang Rasulullah S.A.W. menyebutnya sebagai shiddīq saat beliau bersama ’Abū Bakr, ‘Umar, dan ‘Uthmān di gunung Uhud:
حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ، حَدَّثَنَا يَحْيَى، عَنْ سَعِيدٍ، عَنْ قَتَادَةَ، أَنَّ أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، حَدَّثَهُمْ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَعِدَ أُحُدًا، وَأَبُو بَكْرٍ وَعُمَرُ وَعُثْمَانُ فَرَجَفَ بِهِمْ فَقَالَ اثْبُتْ أُحُدُ فَإِنَّمَا عَلَيْكَ نَبِيٌّ وَصِدِّيقٌ وَشَهِيدَان.[1]
Telah bercerita kepadaku Muhammad ibn Bassār, ia mengatakan bahwa telah menceritakan kepadaku Yaḥya, yang dia riwayatkan dari Sa’īd, dari Qatādah, dari ’Anas ibn Mālik r.a. bahwa Nabi S.A.W. menaiki gunung Uhud bersama Abū Bakr, ‘Umar dan ‘Uthmān. Gunung Uhud pun berguncang. Nabi lalu bersabda: ‘Diamlah Uhud, di atasmu ada Nabi, Ṣiddīq dan dua orang Syahīd.”
Gelar al-Ṣiddīq ini mengantarkan beliau menjadi orang yang mulia di sisi Allah S.W.T. dan Rasul-Nya S.A.W.. Berkaitan dengan kedudukan al-Ṣiddīq. Allah S.W.T. berfirman dalam Alquran surat al-Nisā’ ayat 69:
وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَالرَّسُولَ فَأُولَئِكَ مَعَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِينَ وَحَسُنَ أُولَئِكَ رَفِيقًا
“Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul (Muhammad) maka mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang diberikan nikmat oleh Allah, yaitu para nabi, para ṣiddīqīn, orang-orang yang mati shahīd, dan orang-orang saleh. Mereka itulah teman yang sebaik-baiknya.” [2]
==========
[1] Muhammad ibn Ismā’īl al-Bukhārī, Ṣaḥīḥ al-Bukhārī, Taḥqīq ’Aḥmad Zahwah dan ‘Aḥmad ‘Ināyah, (Beirūt: Dār al-Kitāb al-‘Arabī, 2007), No. 3675, 745.
[2] Yayasan Penyelenggara Penerjemah al-Qur’an, Mushaf al-Qur’an Terjemah, (Jakarta: al-Huda Kelompok Gema Insani, 2005), 89.
Dikutip dari: Dr. Ghifar, Lc., M.E.I., Konsep dan Implementasi Keuangan Negara pada Masa Al-Khulafa Al-Rashidun, (Cirebon: Nusa Literasi Inspirasi, 2020), 91-92.
Thumbnail Source: Photo by Jose Pexels
Artikel Terkait:
’Abū Bakr al-Ṣiddīq