Jika engkau hendak mengerjakan shalat malam atau qiyamul lail, dan engkau pasti sangat berkeinginan, insyaAllah, disunnahkan bagimu untuk melakukan hal-hal berikut:
Berniat untuk mengerjakan qiyamul lail atau shalat malam ketika hendak tidur agar pahala mengerjakan shalat malam tetap ditulis meskipun engkau tertidur hingga waktu pagi.
Jika telah bangun, hilangkan rasa kantuk darimu, bersiwaklah, dan bacalah sepuluh ayat terakhir surat Ali ‘Imran.
Site: Bina Qurani Islamic Boarding School, Image: Adab Mengerjakan Qiyamul Lail, Source: Photo by Michael B Pexels
Bukalah qiyamul lail atau shalat malammu dengan shalat dua rakaat ringan kemudian shalatlah sekehendakmu. Hal ini berdasarkan sabda beliau Ṣallallāhu ‘Alaihi Wa Sallam, yang artinya:
“Jika salah seorang di antara kalian hendak mengerjakan shalat malam, hendaklah ia membuka shalatnya dengan dua rakaat ringan.” (HR. Muslim)
Bangunkan pasangan suami atau istri untuk mengerjakan qiyamul lail atau shalat malam bersama.
Rasulullah Ṣallallāhu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda, yang artinya:
“Dan semoga Allah melimpahkan rahmat-Nya kepada seorang wanita yang bangun malam, lalu mengerjakan shalat dan membangunkan pasangannya (suami atau istrinya). Jika tidak mau bangun, ia percikkan air ke wajahnya.” (HR. Abu Dawud)
Jika rasa kantuk tidak bisa ditahan ketika engkau shalat, tidurlah dahulu hingga rasa kantukmu hilang. Setelah itu, bangunlah dan kerjakanlah shalat jika telah segar lagi.
Nabi Ṣallallāhu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda:
“Jika salah seorang di antara kalian mengerjakan shalat malam sedangkan lidahnya tidak mampu membaca Alquran sehingga ia tidak tahu apa yang diucapkannya, maka hendaklah ia tidur dahulu.” (HR. Muslim)
Site: Bina Qurani Islamic Boarding School, Image: Adab Mengerjakan Qiyamul Lail, Source: Photo by Michael B Pexels
Disunnahkan berlama-lama ketika berdiri tanpa memberatkan diri. Diriwayatkan dari Jabir bahwa Rasulullah Ṣallallāhu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda:
“Seutama-utama shalat adalah yang lama berdirinya.” (HR. Muslim)
Dibolehkan berdiri dan duduk ketika shalat. Disebutkan secara shahih dari Rasulullah Ṣallallāhu ‘Alaihi Wa Sallam bahwa beliau mengerjakan shalat malam dengan tig acara berikut: a) mengerjakan shalat sambil berdiri, b) mengerjakan shalat sambil duduk dan ruku’ pun sambil duduk, c) membaca surat sambil duduk, kemudian jika bacaan suratnya tinggal sedikit, beliau berdiri, lalu ruku’ sambil berdiri.
Dibolehkan mengeraskan bacaan dan bolehnjuga melirihkannya. ‘Aisyah pernah ditanya, “Nabi Ṣallallāhu ‘Alaihi Wa Sallam biasa mengeraskan atau melirihkan bacaan dalam shalatnya?” Ia menjawab, “Terkadang beliau mengeraskannya dan terkadang melirihkannya,” (HR. Muslim)
Site: Bina Qurani Islamic Boarding School, Image: Adab Mengerjakan Qiyamul Lail, Source: Photo by Michael B Pexels
Disunnahkan untuk merenungkan ayat-ayat yang dibaca, membaca ta’awwudz dan tasbih ketika membaca ayat, dan menangis ketika shalat.
Perbanyaklah memanjatkan doa pada waktu sahur, baik dalam shalat maupun di luar shalat karena waktu sahur adlaah waktu yang makbul untuk berdo’a sebagaimana telah dikemukakan.
Disunnahkan untuk berbaring atau tidur setelah mengerjakan qiyamul lail atau shalat malam sebelum fajar karena lebih menyegarkan dan menjadikan khusyu’ dalam mengerjakan shalat fajar.
Jangan tinggalkan shalat malam setelah engkau biasa mengerjakannya. Nabi Ṣallallāhu ‘Alaihi Wa Sallam pernah bersabda kepada Abdullah bin ‘Amr:
“Wahai Abdullah, jangan seperti si fulan. Dulu ia biasa mengerjakan shalat malam, kemudian dia meninggalkannya.” (HR. Bukhari Muslim)
Dikutip dari: Abu Malik Kamal bin as-Sayyid Salim, Fiqhus Sunnah Lin Nisa’ Wama Yajibu an Ta’rifahu Kullu Muslimatin min Ahkam. Edisi terjemah: Alih Bahasa M. Taqdir Arsyad, Fikih Sunnah Wanita Panduan Lengkap Wanita Muslimah, (Bogor: Griya Ilmu, 2019), 162-166.
Thumbnail Source: Photo by Masjid Pogung Dalangan Unsplash
Artikel Terkait:
Waktu dan Jumlah Rakaat Qiyamul Lail