Wanita yang sedang haidh maupun nifas diharamkan baginya untuk melakukan berbagai amal ibadah. Di antara amalan yang diharamkan bagi wanita haidh dan nifas, yaitu:
Para ulama sepakat mengharamkan wanita yang sedang haidh dan menjalani nifas untuk mengerjakan shalat. Mereka pun sepakat atas gugurnya kewajiban shalat dari wanita tersebut dan ia tidak wajib mengqadha shalatnya setelah suci.
Diriwayatkan dari Abu Sa’id Al-Khudri Raḍiallāhu ‘Anhu bahwa Nabi Ṣallallāhu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda:
“Bukankah wanita yang sedang haidh tidak boleh mengerjakan shalat dan puasa? Inilah bukti kekurangan pada perkara agamanya.” (HR. Bukhari Muslim)
Diriwayatkan dari Mu’adzah, ia menceritakan bahwa seorang wanita bertanya kepada ‘Aisyah, “Apakah salah seorang dari kami harus menqadha shalatnya apabila telah suci?” ‘Aisyah menjawab, “Apakah engkau seorang haruriyah? Ketika Rasulullah Ṣallallāhu ‘Alaihi Wa Sallam masih hidup, kami pun mengalami haidh, tetapi beliau tidak memerintahkan kami mengqadha shalat (setelah suci).” Atau ‘Aisyah berkata, “Kami tidak melakukannya (tidak mengqadha shalat).” (HR. Bukhari Muslim)
Site: Bina Qurani Islamic Boarding School, Image: Amalan yang Diharamkan Bagi Wanita Haidh, Source: Photo by Samer Peter Pexels
Para ulama sepakat bahwa seorang wanita yang mengalami haidh atau nifas diharamkan berpuasa, akan tetapi ia wajib mengqadha puasa Ramadhan. ‘Aisyah Raḍiallāhu ‘Anhā berkata, “Kami mengalami haidh, kemudian kami diperintahkan mengqadha puasa dan tidak diperintahkan mengqadha shalat.”
Catatan:
Diharamkan mencampuri wanita haidh pada kemaluannya menurut kesepakatan para imam, sebagaimana Allah Subḥānahu Wa Ta’ālā telah mengharamkannya dengan firman-Nya:
فَاعْتَزِلُوا النِّسَاءَ فِي الْمَحِيضِ
Artinya:
“Oleh sebab itu hendaklah kamu menjauhkan diri dari wanita di waktu haidh.” (QS. Al-Baqarah: 222)
Rasulullah Ṣallallāhu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda:
“Lakukanlah segala sesuatu kecuali jima (hubungan badan).” (HR. Muslim)
Faidah:
Site: Bina Qurani Islamic Boarding School, Image: Amalan yang Diharamkan Bagi Wanita Haidh, Source: Photo by Paolo Peter
Diharamkan bagi wanita yang sedang haidh melaksanakan thawaf berdasarkan ijma’ ulama. Dasar mereka adalah hadits ‘Aisyah Raḍiallāhu ‘Anhā ketika ia mengalami haidh pada musim haji, Nabi Ṣallallāhu ‘Alaihi Wa Sallam kemudian bersabda kepadanya:
“Lakukanlah sebagaimana yang dilakukan oleh orang-orang yang melaksanakan haji, hanya saja engkau tidak boleh thawaf di Ka’bah hingga engkau suci.” (HR. Bukhari)
Dikutip dari: Abu Malik Kamal bin as-Sayyid Salim, Fiqhus Sunnah Lin Nisa’ Wama Yajibu an Ta’rifahu Kullu Muslimatin min Ahkam. Edisi terjemah: Alih Bahasa M. Taqdir Arsyad, Fikih Sunnah Wanita Panduan Lengkap Wanita Muslimah, (Bogor: Griya Ilmu, 2019), 061-066.
Thumbnail Source: Photo by Andy Peter Pexels
Artikel Terkait:
Yang Membatalkan Puasa