Di antara perkara yang dianjurkan untuk berwudhu terlebih dahulu sebelum atau sesudah melakukan suatu perkara, yaitu:
Dari al-Bara’ bin ‘Azib, ia berkata, bahwa Nabi Ṣallallāhu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda:
“Apabila kamu hendak tidur, berwudhulah sebagaimana wudhu ketika hendak shalat, kemudian berbaringlah pada sisi kananmu, lalu bacalah Allahumma aslamtu nafsi ilaika …”
Dianjurkan untuk berwudhu bagi orang yang sedang junub jika ia ingin makan, minum, tidur atau mengulangi hubungan badan.
Dari Aisyah Raḍiallāhu ‘Anhā, ia berkata, “Jika Nabi Ṣallallāhu ‘Alaihi Wa Sallam dalam keadaan junub kemudian beliau ingin makan atau tidur, maka beliau berwudhu seperti wudhu untuk shalat.” (HR. Bukhari)
Dari Abu Sa’id Raḍiallāhu ‘Anhu, dari Nabi Ṣallallāhu ‘Alaihi Wa Sallam beliau bersabda:
“Jika salah seorang di antara kalian mendatangi istrinya untuk berhubungan badan, lalu ingin mengulanginya maka hendaklah berwudhu terlebih dahulu.” (HR. Muslim)
Seluruh makna yang terkandung dalam hadits di atas difahami sebagai sesuatu yang mustahabb (yang dianjurkan) berdasarkan hadits Rafi’.
Dari Aisyah Raḍiallāhu ‘Anhā, ia berkata, “Apabila Rasulullah Ṣallallāhu ‘Alaihi Wa Sallam mandi junub, beliau memulai dengan mencuci tangannya yang kanan kemudian yang krii, lalu mencuci kemaluan dan berwudhu seperti wudhu untuk shalat.” (HR. Bukhari)
Berdasarkan hadits Ma’dan nin Abi Thalhah dari Abu Darda’, ia berkata, “Sesungguhnya Rasulullah Ṣallallāhu ‘Alaihi Wa Sallam pernah muntah, karena itu beliau berbuka (tidak berpuasa). Setelah itu beliau berwudhu. Beberapa waktu kemudian aku bertemu dengan Tsuban di masjid Damaskus. Lalu aku menceritakan kejadian tersebut. Ia berkata, ‘Betul sekali, akulah yang menuangkan air wudhu kepada beliau ketika itu’.” (HR. At-Tirmidzi)
Site: Bina Qurani Islamic Boarding School, Image: Anjuran Berwudhu, Source: Photo by Polina Pexels
Hal ini berdasarkan sabda Nabi Ṣallallāhu ‘Alaihi Wa Sallam:
“Berwudhulah setelah makan makanan yang dipanggang atau dibakar.” (HR. Muslim)
Perintah ini bersifat anjuran berdasarkan hadits Amr bi Umayyah Adh-Dhamiri, ia berkata, “Aku melihat Nabi Ṣallallāhu ‘Alaihi Wa Sallam memotong iga kambing dan memakan sebagian darinya. Setelah itu adzan shalat dikumandangkan, beliau kemudian berdiri dan meletakkan pisau, lalu mengerjakan shalat tanpa berwudhu lagi.” (HR. Bukhari)
Termasuk di dalam dzikir secara mutlak (umum), membaca Alquran, thawaf di Ka’bah dan sesmisalnya.
Sebelum mengerjakan amalan-amalan di atas, dianjurkan berwudhu terlebih dahulu, berdasarkan hadits al-Muhajid bin Qunfudz yang menerangkan bahwa dirinya mengucapkan salam kepada Nabi Ṣallallāhu ‘Alaihi Wa Sallam ketika beliau tengah berwudhu.
Beliau menjawab salam al-Muhajir setelah selesai berwudhu, kemudian beliau menjelaskan:
“Sesungguhnya tidak ada yang menghalangiku untuk menjawab salamm, hanya saja aku tidak suka menyebut nama Allah, kecuali dalam keadaan suci.” (HR. Abu Daud)
Meskipun ini bukan merupakan keharusan, berdasarkan hadits Aisyah yang menyatakan bahwa Nabi Ṣallallāhu ‘Alaihi Wa Sallam senantiasa mengingat Allah setiap saat.
Berdasarkan hadits Buraidah, ia berkata, “Nabi Ṣallallāhu ‘Alaihi Wa Sallam berwudhu setiap kali hendak shalat. Tetapi pada saat Fathu Makkah, beliau berwudhu, mengusap khuff (sepatunya) kemudian mengerjakan beberapa kali shalat dengan satu wudhu.” (HR. Muslim)
Berdasarkan hadits Bilal seperti yang telah disebutkan, bahwa Nabi Ṣallallāhu ‘Alaihi Wa Sallam mendengar suara sandal di surga, lalu beliau bertanya, “Dengan amalan apa engkau mendahuluiku sampai kepadanya (Surga)?” Bilal berkata, “Wahai Rasulullah Ṣallallāhu ‘Alaihi Wa Sallam, setiap kali seselai mengumandangkan adzan, aku selelu menyertai dengan shalat dua rakaat dan setiap kali berhadats, aku langsung berwudhu.” Rasulullah Ṣallallāhu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda, “Itulah sebabnya.” (HR. Bukhari Muslim)
Dikutip dari: Abu Malik Kamal bin as-Sayyid Salim, Fiqhus Sunnah Lin Nisa’ Wama Yajibu an Ta’rifahu Kullu Muslimatin min Ahkam. Edisi terjemah: Alih Bahasa M. Taqdir Arsyad, Fikih Sunnah Wanita Panduan Lengkap Wanita Muslimah, (Bogor: Griya Ilmu, 2019), 035-038.
Thumbnail Source: Photo by Cottonbro Pexels
Artikel Terkait:
Bersuci dengan Air