IoT Networks atau internet of things networks adalah sebuah konsep jaringan atau koneksi internet yang diperluas ke perangkat fisik yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Pada konsep IoT Networks ini, suatu objek akan memilik kemampuan untuk melakukan transfer data melalui jaringan tanpa memerlukan adanya interaksi antara manusia dengan manusia, maupun manusia dengan komputer.
A things dalam IoT Networks didefinisikan sebagai subjek. Misalkan orang dengan monitor implant jantung, hewan peternaan dengan transponder biochip, sebuah mobil yang telah dilengkapi dengan built in sensor untuk memberikan peringatan pada pengemudi ketika tekanan ban rendah.
IoT Networks mempunyai hubungan paling erat dengan komunikasi machine to machine (M2M) di bidang manufaktur dan listrik, perminnyakan, dan gas. Produk dibangun dengan kemampuan komunikasi M2M yang sering disebut dengan sistem cerdas atau “smart”. Sebagai contoh yaitu smart kabel, smart meter, smart grid sensor.
Selain itu, juga mencakup teknologi berbasis sensor, seperti teknologi nirkabel, QR Code yang sering kita jumpai.
Perkembangan IoT Networks dapat dilihat dari tingkat konvergensi teknologi nirkabel, microelectromechanical (MEMS), internet, dan QR Code (Quick Responses Code). IoT Networks juga sering diidentifikasi sebagai Radio Frequency Identification (RFID) sebagai metode komunikasi jaringan.
Site: Bina Qurani Islamic Boarding School, Image: Apa itu IoT Networks, Source: Photo by Freepik
Sejarah Iot Networks dimulai pada tahun 1989, ketika John Romkey dan Simon Hackett berhasil mengkoneksikan sebuah alat pemanggang roti ke internet yang bisa bekerja sesuai komando dari komputer. Pada saat itu konsep ini dikenal dengan sebutan embedded internet atau pervasive computing. Namun sepuluh tahun kemudian, tepatnya pada tahun 1999 Kevin Ashton mencetuskan istilah internet of things networks yang diikuti dengan peluncuran teknologi Radio Frequency Identification atau RFID.
Perkembangan IoT Networks dimulai dari inovasi RFID yang memungkinkan pelacakan barang melalui frekuensi radio jarak jauh. Berlanjut ke berbagai inovasi dalam objek display data berbentuk bola berwarna atau robot kelinci, lalu dimulainya penggunaan Internet Protocol (IP) dalam jaringan smart objects tahun 2008, dan IPv6 di tahun 2011 yang memberikan informasi identitas dan lokasi sebuah perangkat dalam jaringan internet.
Teknologi IoT Networks terus mengalami perkembangan hingga sekarang. Sebagaimana yang ditunjukan pada gambar Hype-Cycle hasil riset dari Gartner 2019 berikut ini, ekspektasi market untuk IoT Networks sudah cukup mature sehingga dalam 5 sampai 10 tahun teknologi ini akan semakin stabil dan diterima market secara luas. Memasuki generasi ke 2 dan 3, resiko penerapan IoT Networks akan semakin kecil dan 20% dari target market akan menggunakan IoT.
Site: Bina Qurani Islamic Boarding School, Image: Apa itu IoT Networks, Source: Photo by Freepik
Konsep internet of things dapat berjalan dengan baik dan sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia, apabila unsur-unsur pembentuknya dapat terpenuhi. Pada bentuk yang paling sederhana, inilah empat unsur utama yang dapat membentuk sebuah sistem Internet of things:
Unsur utama pembentuk internet of things adalah adanya device yang dapat digunakan. Dalam sebuah device atau perangkat, biasanya memiliki lebih dari satu sensor.
Sensor inilah yang kemudian bertugas untuk mengumpulkan data dari lingkungan sekitar dimana device tersebut berada. Sensor pada sebuah device dapat mengumpulkan berbagai macam data, mulai dari suhu, suara, cahaya, waktu, dan semisalnya.
Selain itu, sensor yang terdapat pada device tertentu dapat mengumpulkan data yang lebih kompleks seperti detak jantung, pergerakan objek, kandungan oksigen, dan lain-lain.
Unsur selanjutnya yang juga merupakan pembentuk dari sistem internet of things adalah konektivitas. Tanpa adanya konektivitas maka data yang terdapat pada device tidak akan diterima oleh sistem pengolah data.
Konektivitas merupakan unsur pembentuk internet of things yang bertugas untuk mengirimkan data atau informasi dari sensor kepada pengolah data. Konektivitas ini dapat berupa koneksi seluler, WiFi, satelit, Bluetooth, low power wide area networks (LPWAN) dan jenis konektivitas lainnya.
Pemilihan jenis konektivitas dapat disesuaikan dengan kebutuhan pengguna. Misalnya pada bidang industri yang banyak menggunakan device kecil di area yang luas seperti pertanian dan penyaluran listrik, LPWAN adalah jenis konetivitas yang tepat.
Site: Bina Qurani Islamic Boarding School, Image: Apa itu IoT Networks, Source: Photo by Freepik
Data processing merupakan unsur internet of things yang akan menilai suatu data kiriman dari sensor atau device. Ketika data dari sensor atau device telah masuk ke dalam cloud, maka processing pun dimulai.
Proses ini terjadi sangat cepat dan segera mengaktifkan action instan pada perangkat. Misalnya, ketika data telah selesai di proses maka perangkat akan memberi peringatan atau notifikasi pada manajer tentang kebutuhan maintenance. Atau contoh yang lainnya, sebuah perangkat memberikan notifikasi kepada tugas keamanan tentang orang yang tidak mengenakan APD di area yang telah ditentukan.
Unsur pembentuk lain dari internet of things adalah dashboard atau user interface. Dashboard adalah tempat untuk menampilkan data kepada user, agar dapat mengamati aktifitas secara realtime pada seluruh device yang terdapat pada sebuah perusahaan.
Pada tampilan ini, seorang pengguna dapat melakukan berbagai perintah seperti mengubah pengaturan, rules, dan action yang dilakukan oleh sistem internet of things. Dashboard atau user interface biasanya terpasang menjadi satu dengan device atau bisa juga terpisah, tergantung pada jenis device yang digunakan.
Thumbnail Source: Photo by Freepik
Artikel Terkait:
Transformasi Digital bagi UMKM