Perkembangan teknologi informasi di era transformasi digital telah memberikan banyak dampak positif terhadap perkembangan ekonomi global. Selain berdampak pada perkembangan ekonomi global, perkembangan teknologi informasi juga memberikan dampak terhadap produktifitas, persaingan, dan keterlibatan masyarakat yang lebih tinggi.
Namun, perkembangan teknologi juga menciptakan adanya konektivitas yang lebih jauh antara badan pemerintah, pengusaha dan masyarakat di dunia maya, sehingga memicu kemungkinan adanya ancaman terhadap keamanan siber. Oleh karena itu, perlu adanya perhatian khusus untuk mengembangkan keamanan siber yang lebih kuat, agar mampu mencegah potensi terjadinya ancaman siber.
Ancaman siber adalah tindakan yang mungkin muncul dan dapat menyebabkan masalah serius terhadap jaringan maupun sistem komputer. Semua orang bisa terkena dampak dari ancaman siber ini. Dalam ranah negara misalnya, komponen yang terkomputerisasi adalah bagian dari infrastruktur pending pemerintah dan rentan terhadap peretas, sehingga menjadi target serangan siber.
Di era transformasi digital seperti sekarang, keamanan siber menjadi perhatian berbagai kalangan di seluruh dunia. Sebab, semakin canggih teknologi, semakin canggih pula strategi yang digunakan oleh penjahat siber untuk melancarkan serangan siber kepada para targetnya.
Site: Bina Qurani Islamic Boarding School, IMage: Artificial Intelligence untuk Keamanan Siber, Source: Photo by Tima M Pexels
Target serangan siber di era digital seperti sekarang ini manjadi sangat luas. Para penjahat siber, saat ini tidak hanya melakukan penyerangan ke sektor perbankan yang menghimpun pundi-pundi uang. Pelaku kejahatan siber juga mulai menyerang sektor-sektor lain yang telah menjadi target untuk melakukan proses pencurian data.
Kejahatan siber telah menjadi momok tersendiri bagi para korban, dan telah mendatangkan banyak kerugian. Mulai dari kerugian materi hingga kerugian psikologi. Namun, dengan hadirnya Artificial intelligence atau kecerdasan buatan, menjadi solusi untuk meminimalisir kerugian yang ditimbulkan dari serangan siber tersebut.
Berikut ini beberapa peran artificial intelligence untuk keamanan siber:
Di antara peran dari artificial intelligence untuk keamanan siber adalah dapat melakukan deteksi secara otomatis. Artificial intelligence dapat membantu suatu perusahaan untuk mengidentifikasi ancaman dan menemukan korelasinya dengan potensi resiko secara otomatis dan cepat.
Deteksi otomatis dari artificial intelligence ini mampu meminimalisir human error selama proses berlangsung. Dengan dukungan machine learning, artificial intelligence dapat beradaptasi dari pengalaman dan pola sebab akibat.
Artificial intelligence sendiri telah dilatih untuk memproses sejumlah besar data, sehingga memiliki pemahaman yang lebih baik tentang ancaman dunia siber atau dunia maya. Dengan pemahaman tersebut, kecerdasan buatan ini dapat menunjukkan berbagai resiko keamanan siber.
Artificial intelligence atau kecerdasan buatan dengan signifikan dapat mempercepat waktu yang diperlukan untuk mengidentifikasi masalah yang mencurigakan pada sebuah sistem. Artificial intelligence dimanfaatkan oleh seorang developer untuk mengidentifikasi penjahat siber di situs yang mereka kembangkan. Proses ini disebut sebagai deteksi anomaly, yang berguna untuk keamanan siber.
Teknologi ini dapat menganalisis pengunjung situs dan mengelompokkan mereka berdasarkan tingkat ancamannya hanya dalam beberapa detik. Sehingga teknologi ini dirasa sangat membantu untuk mencegah terjadinya serangan siber.
Site: Bina Qurani Islamic Boarding School, IMage: Artificial Intelligence untuk Keamanan Siber, Source: Photo by Cottonbro Pexels
Artificial intelligence memungkinkan aplikasi untuk memperbaiki proses autentikasi ke tingkat yang lebih aman. Metode autentikasi pertama yang dilakukan adalah dengan identifikasi fisik, dimana AI menggunakan faktor yang berbeda untuk melakukan identifikasi seseorang.
Sebagai contoh:
Proses autentikasi pada smartphone yang menggunakan pemindai sidik jari atau wajah pengenal. Di balik proses tersebut, diperlukan adanya program yang dapat mengalaisis apakah sidik jari atau wajah yang dipindai adalah benar-benar orang yang bersangkutan.
Artificial intelligence dapat memproses sejumlah besar informasi yang tidak terstruktur untuk memberikan wawasan dengan tingkat efisiensi yang lebih besar. Ditambah dengan dukungan machine learning, dapat mempelajari pola jauh lebih cepat. Sehingga turut mempercepat waktu untuk merespon sesuatu.
Hal ini tentu akan membantu untuk mencegah atau menghentikan ancaman pada perangkat, sebelum menyebabkan masalah.
Dalam keamanan siber, teknologi AI yang minim kesalahan merupakan hal yang mempunyai manfaat sangat penting. Berbeda dengan manusia, AI tidak akan pernah dan tidak dapat berhenti melakukan tugas yang berulang-ulang. Dengan begitu, risiko human error akan berkurang secara signifikan.
Itulah lima peran artificial intelligence untuk keamanan siber. Terlepas dari canggihnya teknologi AI, peran manusia masih sangat diperlukan dalam menjaga keamanan siber. Oleh karena itu, Lintasarta melalui solusi Lintasarta Managed Security Operation Center atau SOC juga menerapkan tools yang melibatkan manusia dalam melakukan proses monitoring terhadap keamanan siber.
Thumbnail Source: Photo by Saksham Pexels
Artikel Terkait:
Keamanan Siber di Indonesia dan Dunia