Pekerjaan di masa yang akan datang, akan menuntut seseorang untuk lebih mengedepankan cognitive flexibility. Cognitive flexibility merupakan turunan dari cognitive skill, yaitu kemampuan yang mengandalkan kerja otak untuk menjalankan fungsi kognis atau berpikir.
Dalam kehidupan sehari-hari, cognitive skill digunakan dalam berpikir, membaca, belajar, dan mengingat. Adapun cognitive skill yaitu berupa ingatan seseorang, kecepatan berpikir, logika, penalaran, pemrosesan visual dan pendengaran.
Lalu apa itu cognitive flexibility? Berikut kami tuliskan tentang pengertian cognitive flexibility dan aspek-aspek pendukungnya.
Secara umum, cognitive flexibility diartikan sebagai kemampuan berpindah dan merespon secara cepat dari satu tugas ke tugas yang lainnya dengan kompleksitas tugas yang berbeda di saat yang bersamaan. Kemampuan cognitive flexibility dapat membuat orang belajar dan beradaptasi secara cepat untuk kemudian menghasilkan keputusan yang kreatif secara efektif terhadap permasalahan yang dihadapi.
Berdasarkan laporan dari World Economic Forum pada tahun 2016, cognitive flexibility tergolong dalam 10 kemampuan penting yang dibutuhkan pegawai dalam menghadapi dunia kerja di masa sekarang dan yang akan datang. Kemampuan cognitive flexibility bermanfaat bagi seseorang dalam menyelesaikan pekerjaan di era disrupsi seperti saat ini.
Site: Bina Qurani Islamic Boarding School, Image: Aspek Cognitive Flexibility, Source: Photo by Vojtech Pexels
Adapun pandangan para ahli mengenai pengertian dari cognitive flexibility adalah sebagai berikut:
Menurut Munandar, cognitive flexibility merupakan bagian dari pemikiran kreatif, dapat berpikir reflektif, memiliki kepercayaan diri, serta dapat mengubah pandangannya ketika menerima informasi baru. Cognitive flexibility merupakan kemampuan yang dapat melibatkan kreativitas, penalaran yang logis, dan sensitivitas terhadap masalah.
Kemampuan cognitive flexibility perlu dimiliki untuk memudahkan seseorang dapam beradaptasi di dunia kerja. Dalam kehidupannya, manusia terus melakukan adaptasi. Dimana setiap Individu dalam mempertahankan kehidpannya dari perubahan lingkungan yang terus berubah secara dinamis, akan melakukan penyesuaian psikologis, kognitif, emosi, perilaku, dan biofisiologi.
Spiro dan Jengd di dalam Barak & Levenberg, menyebutkan bahwa cognitive flexibility adalah suatu kemampuan seseorang untuk merekonstruksi pengetahuan seseorang secara spontan, dalam banyak hal, seperti respon spontan terhadap tuntutan situasi yang selalu berubah secara radikal.
Cognitive flexibility atau fleksibilitas kognitif juga disebut sabagai keterbukaan pikiran dalam ranah pendidikan. Selain itu, cognitive flexibility juga berkaitan dengan kemampuan adaptasi seseorang, dimana dikatakan bahwa kegagalan dalam beradaptasi telah menyebabkan kehancuran bisnis dan pergeseran kekuatan besar bagi banyak perusahaan.
Site: Bina Qurani Islamic Boarding School, Image: Aspek Cognitive Flexibility, Source: Photo by Pixabay Pexels
Persaingan dalam dunia industri semakin ketat, perkembangan informasi dan teknologi yang semakin modern menuntut sumber daya manusia yang berkompeten serta memiliki keluwesan dalam menghadapi berbagai masalah. Seseorang yang memiliki kemampuan cognitive flexibility mampu melihat permasalahan dari berbagai sudut pandang, memiliki berbagai cara penyelesaian masalah tersebut yang disesuaikan dengan kondisi pada saat itu.
Adapun aspek-aspek dari kemampuan cognitive flexibility menurut Costa dan Kallick adalah sebagai berikut:
Memiliki pemikiran terbuka menjadikan individu mampu menerima situasi di lingkungan sekitar dengan mudah. Dengan pikiran yang terbuka, tidak menjadikan individu untuk bersikap kaku.
Selain itu, berpikir terbuka juga akan mendorong seseorang untuk menerima berbagai macam informasi, ide, gagasan, ataupun argument. Namun semua hal yang diterima haruslah melalui analisis yag sesuai dengan kebenarannya.
Individu dengan kemampuan berfikir fleksibel mampu menyelesaikan permasalahan dari berbagai sudut pandang. Berpikir adalah kegiatan yang melibatkan pengetahuan, dengan berpikir akan diperoleh solusi atau perilaku untuk memecahkan permasalahan tersebut.
Site: Bina Qurani Islamic Boarding School, Image: Aspek Cognitive Flexibility, Source: Photo by Lex Photography Pexels
Pemikiran yang luwe memudahkan individu menerima berbagai informasi, dan memilih informasi, dan memilih informasi yang sesuai dengan penyelesaian masalah.
Memiliki pemikiran yang fleksibel bukan hanya berperan penting pada dunia kerja, namun juga pada kegiatan pembelajaran. Dimilikinya kemampuan ini, sesorang juga akan lebih mudah bergaul dengan orang lain, memudahkan dalam kerja sama kelompok untuk mencapai tujuan.
Demikianlah pembahasan mengenai pengertian dari cognitive flexibility yang diambil dari pemahaman para tokoh dan ahli, serta aspek-aspek dari kemampuan cognitive flexibility. Semoga pembahasan kali ini dapat dipahami dan memberikan manfaat untuk kita semua.
Thumbnail Source: Photo by Burst Pexels
Artikel Terkait:
Complex Problem Solving