Allah Subḥānahu Wa Ta’ālā menciptakan manusia dengan sebaik-baik penciptaan. Dari penciptaan tersebut kemudian Allah Subḥānahu Wa Ta’ālā memberikan keistimewaan berupa akal. Akal inilah yang menjadi salah satu syarat taklif, dan karenanya amalannya akan dihisab. Dengan akal, manusia dapat membedakan banyak hal, antara yang bermanfaat dan yang berbahaya.
Karenanya, apabila ada seseorang yang mengatakan bahwa ia diutus oleh Allah untuk memberi hidayah kepada manusia dan menuntun mereka ke jalan yang dapat membawa pada kebahagiaan di dunia dan di akhirat, maka baginya keberuntungan atau justru sebaliknya, kehancuran.
Karena itu, keadaan penyeru dan dakwahnya perlu dilihat. Allah Subḥānahu Wa Ta’ālā telah memberikan keistimewaan kepada para Rasul-Nya di atas segenap mahluk. Dia Subḥānahu Wa Ta’ālā secara khusus menjaga mereka dari tipu daya setan hingga setan-setan itu tidak kuasa mengubah fitrah mereka. Para Rasul memiliki keistimewaan atas kaumnya. Perjalanan hidup mereka harum semerbak dan fitrah mereka suci.
Apabila semua sifat tersebut digabungkan dengan ajaran yang mereka serukan, maka akan menjadi bukti yang sangat jelas atas kebenaran mereka, bagi siapa saja yang telah Allah terangi bashirah-nya.
Lebih dari itu Allah Subḥānahu Wa Ta’ālā menguatkan mereka dengan memberikan sesuatu yang pasti diimani oleh Akal. Mereka datang dengan dengan membawa bukti-bukti yang sangat hebat, yang hanya mampu dilakukan oleh Allah karena seluruh alam semesta ini milik-Nya semata. Dialah Zat yang menentukan segala sesuatu, membuatnya berjalan mengikuti satu aturan khusus yang tidak dapat di ubah oleh siapa pun.
Site: Bina Qurani Islamic Boarding School, Image: Bentuk Mukjizat Rasul, Source: Photo by Trace Pexels
Apabila Allah hendak mendukung seorang hamba untuk membuktikan kebenaran bit’sah-nya, Dia akan memberikan kepadanya sesuatu yang dipercaya manusia hanya khusus dimiliki secara sempurna oleh Allah semata, seperti ilmu, kemampuan, atau perlindungan.
Sungguh, ilmu Allah itu benar-benar meliputi segala sesuatu. Dia Mahakuasa atas segala sesuatu dan Mahakaya atas alam semesta. Di dalam firman-Nya, Allah menyuruh Rasul-Nya, Muhammad Ṣallallāhu ‘Alaihi Wa Sallam untuk tidak mengaku-aku memiliki tiga hal berikut:
قُلْ لَا أَقُولُ لَكُمْ عِنْدِي خَزَائِنُ اللَّهِ وَلَا أَعْلَمُ الْغَيْبَ وَلَا أَقُولُ لَكُمْ إِنِّي مَلَكٌ إِنْ أَتَّبِعُ إِلَّا مَا يُوحَى إِلَيَّ
“Katakanlah, ‘Aku tidak mengatakan kepadamu, bahwa perbendaharaan Allah ada padaku, dan tidak (pula) aku mengetahui yang gaib dan tidak (pula) aku mengatakan kepadamu bahwa aku seorang malaikat. Aku tidak mengikuti kecuali apa yang diwahyukan kepadaku.” (QS. Al-An’am: 50)
Apabila seorang Rasul bisa melakukan salah satu dari ketiga hal tersebut, sejatinya itu adalah perbuatan Allah. Sebab, hal itu di luar nalar kemampuan manusia. Hal tersebut menjadi bukti kongkrit manakala dihubungkan dengan seorang Rasul yang diketahui sesuai dengan Rasul-Rasul sebelumnya dan sifat dakwah mereka. Maka umat yang didatangi Rasul seperti ini wajib mengakuinya. Jika tidak, mereka layak mendapat siksa Allah Subḥānahu Wa Ta’ālā.
Tanda-tanda dan ciri-ciri kebenaran mereka sangat banyak. Ada yang berujung pada kebenarannya, dan yang bersifat menguatkan kebenarannya dan menguatkan keimanan kaum mukminin kepada mereka.
Site: Bina Qurani Islamic Boarding School, Image: Bentuk Mukjizat Rasul, Source: Photo by Sharad Pexels
Mukjizat adalah setiap peristiwa luar biasa yang Allah tampakkan pada diri para Nabi dan Rasul, serta tidak dapat dilakukan oleh manusia pada umumnya.
Ada banyak peristiwa yang terjadi pada diri Nabi dan Rasul Allah yang menjadi hujjah, serta mengharuskan akal untuk tunduk, menerima, dan membenarkan apa yang dibawa oleh Rasul, bai atas permintaan kaumnya maupun tidak. Mukjizat-mukjizat itu berupa:
Seperti, berita tentang hal-hal gaib pada masa lalu atau yang akan datang. Seperti berita yang disampaikan Nabi Isa ‘Alaihi Al-Salam kepada kaumnya mengenai apa yang mereka makan dan mereka simpan di rumah-rumah mereka. Berita yang Rasul Ṣallallāhu ‘Alaihi Wa Sallam sampaikan perihal umat-umat terdahulu yang kisahnya disebutkan di dalam Al-Qur’an. Juga terjadinya berbagai fitnah dan tanda-tanda kiamat yang akan terjadi pada kemudian hari, yang kesemuanya disebutkan dalam banyak hadits beliau.
Site: Bina Qurani Islamic Boarding School, Image: Bentuk Mukjizat Rasul, Source: Photo by Jeremy Pexels
Seperti, kemampuan mengubah tongkat menjadi ular. Ini adalah mukjizat Nabi Musa ‘Alaihi Al-Salam yang ditunjukkan kepada fir’aun dan para pengikutnya. Kemampuan menyembuhkan orang yang sudah mati sejak lahir dan tuli serta menghidupkan orang yang sudah mati adalah mukjizat Nabi Isa ‘Alaihi Al-Salam. Begitu Juga kemampuan membelah bulan yang merupakan salah satu mukjizat Rasul kita, Muhammad Ṣallallāhu ‘Alaihi Wa Sallam.
Seperti, terlindunginya Rasulullah Ṣallallāhu ‘Alaihi Wa Sallam dari orang-orang yang ingin mencelakai beliau di banyak tempat di Mekah, seperti pada malam beliau hendak pergi berhijrah, ketika di gua Hira’, atau dalam perjalanan menuju kota Madinah. Yaitu, ketika Suaraqah bin Malik berhasil menyusul beliau, saat orang-orang Yahudi berniat membunuh beliau, dan lain, sebagainya. Semua itu menunjukkan bahwa Allah Ta’ala melindungi Rasul-Nya hingga beliau tidak perlu perlindungan orang lain.
Thumbnail Source: Photo by Ian Beckley Pexels
Artikel Terkait:
Kedudukan Rasulullah