Iman kepada Allah ialah keyakinan yang kuat bahwa Allah Subḥānahu Wa Ta’ālā adalah Dzat yang Maha Satu (Wahid), Esa (Ahad), Tunggal (Fard), Termpat Bergantung (Shamad), tidak beristri dan tidak beranak, Rabb dan Penguasa segala sesuatu, tiada sekutu bagi-Nya dalam kekuasaan-Nya, Dzat Yang Maha Pencipta (Al-Khaliq), Maha Memberi Rezeki (Ar-Raziq), Maha Memberi (Al-Mu’thi), Maha Menahan (Al-Mani), Maha Menghidupkan (Al-Muhyi), Maha Mematikan (Al-Mumit), dan Maha Mengatur segala urusan makhluk (Al-Mutasharrif).
Dialah satu-satunya Dzat yang berhak diibadahi dnegan segala bentuk peribadatan, ketundukan, kekhusyukan, kehasy-syah (rasa takut), tobat, niat, permohonan, doa, sembelihan, nadzar, dan lain sebagainya.
Mengimani ayat dalam kitab-Nya yang mulia yaitu Alquran ymang mengabarkan tentang diri-Nya, Asma’ dan Sifat-Nya, atau yang dikabarkan Rasul-Nya juga termasuk dalam kategori iman kepada Allah. Dialah satu-satunya yang berhak menyandang sifat-sifat itu.
Site: Bina Qurani Islamic Boarding School, Image: Beriman Kepada Allah, Source: Photo by Chanikarn T Rawpixel
Dialah yang memiliki kesempurnaan mutlak dalam Asma’ dan Sifat itu. Penerapan tanpa pemisalan dan penyucian tanpa pengingkaran. Hal ini sebagaimana yang dikabarkan tentang diri-Nya sendiri dalam firman-Nya:
بَدِيعُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ أَنَّى يَكُونُ لَهُ وَلَدٌ وَلَمْ تَكُنْ لَهُ صَاحِبَةٌ وَخَلَقَ كُلَّ شَيْءٍ وَهُوَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ (101) ذَلِكُمُ اللَّهُ رَبُّكُمْ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ خَالِقُ كُلِّ شَيْءٍ فَاعْبُدُوهُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ وَكِيلٌ (102)
Artinya:
“Dia Pencipta langit dan bumi. Bagaimana Dia mempunyai anak padahal Dia tidak mempunyai istri. Dia menciptakan segala sesuatu dan Dia mengetahui segala sesuatu. (Yang memiliki sifat-sifat yang demikian itu ialah Allah Rabb kamu, tidak ada ilah selain Dia, Pencipta segala sesuatu, maka sembahlah Dia, dan Dia adalah pemelihara segala sesuatu.” (QS. Al-An’am: 101-102)
Ayat-ayat Alquran dan hadis-hadis Nabawi yang menunjukkan pada makna iman dan tuntutannya ini sangatlah banyak dan panjang untuk ditulis.
Dikutip dari: Dr. Shalih bin Fauzan Al-Fauzan, Aqidatut Tauhid Kitabut Tauhid lis-Shaff Al-Awwal – Ats-Tsalis – Al-Aly. Edisi terjemah: Alih Bahasa Syahirul Alim Al-Adib, Lc., Kitab Tauhid, (Jakarta: Ummul Qura, 2018), 181-182.
Thumbnail Source: Photo by Dayan Rodio Pexels
Artikel Terkait:
Pengaruh Iman Kepada yang Ghaib