Dosa besar ialah setiap dosa yang mengakibatkan pelakunya mendapatkan hukuman had di dunia, mendapatkan ancaman oleh Allah Subḥānahu Wa Ta’ālā dengan azab api neraka, atau laknat, atau murka-Nya.
Ada pula yang berpendapat bahwa dosa besar adalah setiap kemaksiatan yang dilakukan seseorang karena meremehkan dan menentangnya. Contoh dosa-dosa besar ialah seperti yang disebutkan dalam sebuah hadis riwayat Abu Hurairah Raḍiallāhu ‘Anhu, dari Nabi Ṣallallāhu ‘Alaihi Wa Sallam beliau bersabda yang artinya:
“Jauhilah tujuh hal yang mencelakakan! Para sahabat bertanya, ‘Apakah tujuh hal itu?’ Beliau menjawab, ‘Menyekutukan Allah, sihir, membunuh jiwa yang Allah haramkan (untuk dibunuh) kecuali dengan alasan yang dibenarkan, memakan riba, memakan harta anak yatim, melarikan diri saat perang berkecamuk, dan menuduh berzina wanita mukminah dan suci.” (HR. Bukhari Muslim)
Site: Bina Qurani Islamic Boarding School, Image: Dosa Besar dan Dosa Kecil, Source: Photo by Meruyert Pexels
Adapun dosa kecil ialah setiap dosa yang tidak ada hukum had-nya di dunia, dan tidak ada ancaman khusus di akhirat. Ada yang berpendapat bahwa dosa kecil ialah setiap kemaksiatan yang dilakukan karena lalai, dan pelakunya tidak bisa terleoas dari rasa penyesalan hingga mengurangi kenikmatannya dalam bermaksiat.
Contoh dosa kecil ialah seperti yang disebutkan dalam hadis riwayat Abu Hurairah Raḍiallāhu ‘Anhu bahwa Nabi Ṣallallāhu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda yang artinya:
“Telah ditentukan atas anak adam bagiannya dari zina, ia pasti melakukannya. Zina kedua mata adalah melihat, zina kedua telinga adalah mendengar, zina lisan adalah ucapan, zina tangan adalah tindakan, zina kaki adalah melangkah, selanjutnya hati berkeinginan dan berangan, dan kemaluanlah yang kemudian membenarkan atau mendustakan semua itu.” (HR. Muslim)
Nash yang menunjukan bahwa dosa dibagi menjadi dua, yaitu dosa besar dan kecil ialah firman Allah Subḥānahu Wa Ta’ālā:
إِنْ تَجْتَنِبُوا كَبَائِرَ مَا تُنْهَوْنَ عَنْهُ نُكَفِّرْ عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَنُدْخِلْكُمْ مُدْخَلًا كَرِيمًا (31)
Artinya:
“Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang dilarang kamu mengerjakannya, niscaya Kami hapus kesalahan-kesalahanmu (dosa-dosamu yang kecil) dan Kami masukkan kamu ke tempat yang mulia (surga).” (QS. An-Nisa: 31)
Site: Bina Qurani Islamic Boarding School, Image: Dosa Besar dan Dosa Kecil, Source: Photo by Maciej C Pixabay
Di dalam ayat yang lain Allah Subḥānahu Wa Ta’ālā berfirman:
الَّذِينَ يَجْتَنِبُونَ كَبَائِرَ الْإِثْمِ وَالْفَوَاحِشَ إِلَّا اللَّمَمَ إِنَّ رَبَّكَ وَاسِعُ الْمَغْفِرَة
Artinya:
“Yaitu orang-orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan kecil yang selain dari kesalahan-kesalahan kecil. Sesungguhnya Rabb-mu Maha Luas ampunan-Nya.” (QS. An-Najm: 32)
Diriwayatkan dari Ibnu Umar, Ibnu Abbas, dan sahabat lain, mereka berkata, “Tidak ada dosa besar bila diiringi dengan istighfar dan tidak ada dosa kecil bila dilakukan terus-menerus.”
Site: Bina Qurani Islamic Boarding School, Image: Dosa Besar dan Dosa Kecil, Source: Photo by Jeremi B Unsplash
Meremehkan perbuatan dosa justru akan membuat dosa tersebut menjadi besar di sisi Allah Subḥānahu Wa Ta’ālā. Ditambah lagi apabila dosa tersebut dilakukan secara terus menerus walaupun awalnya dosa tersebut merupakan dosa ringan.
Hal ini sebagaimana sebuah hadits yang disebutkan dalam Shahih Bukhari:
عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ إِنَّكُمْ لَتَعْمَلُونَ أَعْمَالًا هِيَ أَدَقُّ فِي أَعْيُنِكُمْ مِنَ الشَّعَرِ إِنْ كُنَّا نَعُدُّهَا عَلَى عَهْدِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمُوبِقَاتِ
Artinya:
“Dari Anas Raḍiallāhu ‘Anhu, ia berkata, ‘Sesungguhnya kalian melakukan suatu amalan dan menyangka bahwa itu lebih tipis dari rambut. Namun kami menganggapnya di masa Nabi Ṣallallāhu ‘Alaihi Wa Sallam sebagai sesuatu yang membinasakan’.” (HR. Bukhari)
Berdasarkan hadits di atas, Ibnu Batthol mengatakan bahwa, “Sesuatu dosa yang dianggap remeh bisa menjadi dosa besar, ditambah lagi jika dosa tersebut dilakukan terus menerus.”
Abu Ayyub Al-Anshori juga mengatakan bahwa, “Sesungguhnya seseorang melakukan kebaikan dan terlalu percaya diri dengannya serta meremehkan dosa-dosa, maka ia akan bertemu dengan Allah dalam keadaan ia penuh dengan dosa. Sesungguhnya seseorang melakukan kejelekan dalam keadaan terus merasa bersalah, maka ia akan bertemu dengan Allah dalam keadaan aman.”
Thumbnail Source: Photo by Ian Dooley Unsplash
Artikel Terkait:
Dampak Maksiat Terhadap Keimanan