Mencukupi kebutuhan nutrisi anak di masa tumbuh kembangnya adalah hal yang wajib dilakukan oleh orang tua. Hal ini perlu dilakukan agar anak dapat tumbuh secara optimal dan terjaga kesehatannya. Apabila kebutuhan nutrisi tidak terpenuhi maka akan menjadi penghambat tumbuh kembang anak.
Pentingnya memberikan asupan gizi yang seimbang kepada anak, mengharuskan orang tua untuk pintar-pintar memilah dan memilih jenis makanan bergizi yang akan diberikan kepada anak. Hal ini dilakukan agar dalam masa tumbuh kembangnya, anak mendapatkan gizi yang cukup. Sehingga mencegah terjadinya malnutrisi pada anak.
Lantas apa itu malnutrisi? Bagaimana bahayanya terhadap tumbuh kembang anak? Apa saja tanda dan gejala malnutrisi pada anak? Serta apa saja yang menyebabkan terjadinya malnutrisi pada anak?
Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas, kami akan menuliskan jawabannya melalui artikel di bawah ini. Simak penjelasannya dengan seksama!
Site: Bina Qurani Islamic Boarding School, Image: Gejala Malnutrisi Pada Anak, Source: Photo by iStock
Malnutrisi adalah kondisi dimana keadaan gizi pada anak yang tidak seimbang, dan mengacu pada kondisi dimana seseorang kekurangan asupan makanan. Istilah malnutrisi juga biasa digunakan untuk mendeskirpsikan orang yang makan dengan cukup, namun nutrisinya tidak seimbang atau unbalanced diet, serta orang-orang yang kelebihan akan berat badan atau overweight.
Menurut Badan Kesehatan dunia atau World Helath Organization (WHO), malnutrisi adalah beberapa keadaan yang mencakup berbagai kondisi terkait dengan kebutuhan gizi. Beberapa di antaranya yaitu:
Secara global, WHO memperkirakan terdapat 1,9 juta orang dewasa yang terlalu gemuk, dan 462 juta orang dewasa yang kondisi tubuhnya terlalu kurus. Kondisi malnutrisi pada seseorang biasanya terjadi pada negara-negara yang berpenghasilan rendah hingga sedang.
Selain terjadi pada orang dewasa, malnutrisi juga banyak terjadi pada anak-anak. Dimana malnutrisi yang terjadi pada masa kanak-kanak tidak hanya dapat menyebabkan masalah kesehatan jangka panjang. Namun, juga memberikan dampak buru pada prestasi belajar atau pendidikannya, dan masa depan sang anak.
Site: Bina Qurani Islamic Boarding School, Image: Gejala Malnutrisi Pada Anak, Source: Photo by Freepik
Tanda dan gejala malnutrisi pada anak tentu berbeda-beda, sesuai dengan kondisi atau keadaan yang dialami oleh penderitanya. Berikut ini beberapa tanda dan gejala malnutrisi berdasarkan kondisi penderitanya:
Gejala yang terjadi pada anak yang kekurangan gizi, biasanya ditandai dengan:
Pada kasus kekurangan koondisi yang berat, penderita biasanya dapat mengalami:
Kekurangan gizi yang dialami pada masa kanak-kanak dapat menyebabkan terjadinya gangguan perilaku dan gangguan kecerdasan. Bahkan dapat memicu masalah kesehatan mental dan gangguan pencernaan pada anak.
Site: Bina Qurani Islamic Boarding School, Image: Gejala Malnutrisi Pada Anak, Source: Photo by Bio Strath
Kurangnya asupan makanan yang mengandung vitamin dan mineral (yang disebut mikronutrisi) disebut sebagai micronutrient related malnutrition.
Mikronutrisi yang paling banyak menjadi perhatian dunia adalah yodium, vitamin A, dan zat besi. Sebab, kekurangan mikronutrisi merupakan ancaman besar bagi kesehatan dan perkembangan populasi penduduk dunia, terutama bagi anak-anak dan wanita hamil.
Kekurangan zat besi atau gizi yang tidak seimbang dapat menyebabkan kekurangan darah atau anemia yang memicu beberapa keluhan berikut:
Gejala-gejala di atas dapat terjadi pada seluruh tingkatan usia, baik itu bayi, anak-anak, remaja, atau orang dewasa.
Obesitas atau overweigth atau sering disebut juga dengan kegemukan, biasanya ditentukan oleh indeks massa tubuh yang berada di atas angka 30. Obesitas sendiri tidak menimbulkan gejala medis secara nyata.
Namun, obesitas justru dapat meningkatkan resiko seseorang untuk mengalami penyakit-penyakit kronis. Seperti hipertensi, kolestrol tinggi, penyakit jantung coroner, dan stroke. Gejala yang dialami oleh penderita obesitas umumnya berupa:
Itulah beberapa gejala yang dapat terjadi pada beberapa kondisi malnutrisi baik pada anak-anak maupun orang dewasa.
Thumbnail Source: Photo by Amazone Image
Artikel Terkait:
Tics dan Sindrom Tourette