Nama-nama Allah Subḥānahu Wa Ta’ālā pada hakikatnya adalah husna, yang artinya sangat baik. Karena di dalam nama-nama Allah Subḥānahu Wa Ta’ālā terkandung makna dan sifat-sifat yang sempurna, tanpa adanya kekurangan dan cacat sedikitpun.
Asmaul Husna bukanlah sekedar nama-nama kosong yang tak bermakna atau tak mengandung arti. Mengenai nama-nama-Nya (Asmaul Husna) Allah Subḥānahu Wa Ta’ālā menjelaskan melalui firman-Nya di dalam Alquran Surat Al-A’raf ayat 180.
Allah Subḥānahu Wa Ta’ālā berfirman,
وَلِلَّهِ الْأَسْمَاءُ الْحُسْنَى فَادْعُوهُ بِهَا وَذَرُوا الَّذِينَ يُلْحِدُونَ فِي أَسْمَائِهِ سَيُجْزَوْنَ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ (180)
Artinya:
“Dan Allah Subḥānahu Wa Ta’ālā memiliki Asma’ul Husna (nama-nama yang terbaik), maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut Asmaul Husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyalah artikan nama-nama-Nya. Mereka kelak akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. Al-A’raf [07]: 180)
Site: Bina Qurani Islamic Boarding School, Image: Hakikat Nama Allah, Source: Photo by Abdullah O Unsplash
Di dalam ayat yang mulia ini terkandung beberapa hal yang menunjukkan keagungan nama Allah atau Asmaul Husna, sebagaimana berikut:
Ilhad menurut bahasa berarti condong. Ilhad di dalam asma’ Allah berarti menyelewengkannya dari makna-makna agung yang dikandungnya kepada makna-makna batil yang tidak dikandungnya. Sebagaimana yang dilakukan orang-orang yang mena’wilkannya dari makna-makna sebenarnya kepada makna yang mereka ada-adakan.
Allah Subḥānahu Wa Ta’ālā berfirman,
قُلِ ادْعُوا اللَّهَ أَوِ ادْعُوا الرَّحْمَنَ أَيًّا مَا تَدْعُوا فَلَهُ الْأَسْمَاءُ الْحُسْنَى
Artinya:
“Katakanlah, ‘Serulah Allah atau serulah Ar-Rahman. Dengan nama yang mana saja kamu seru, Dia mempunyai Al-Asma’ Al-Husna (Nama-nama yang terbaik)’.” (QS. Al-Isra’ [17]: 110)
Site: Bina Qurani Islamic Boarding School, Image: Hakikat Nama Allah, Source: Photo by Abdullah O Unsplash
Maka Allah menyuruh hamba-hamba-Nya untuk memanjatkan doa kepada-Nya dengan menyebut nama-nama-Nya sesuai dengan keinginannya. Jika mereka mau, mereka memanggli, “Ya Allah” dan jike mereka menghendaki boleh memanggil, “Ya Rahman” dan seterusnya.
Hal ini menunjukkan tetapnya nama-nama Allah dan bahwa masing-masing dari nama-Nya bisa digunakan untuk berdoa sesuai dengan maqam dan suasananya, karena semuanya adalah husna.
Allah Subḥānahu Wa Ta’ālā berfirman,
اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ لَهُ الْأَسْمَاءُ الْحُسْنَى (8)
Artinya:
“Dialah Allah, tidak ada Ilah yang berhak disembah melainkan Dia. Dia mempunyai Al-Asma’ Al-Husna (Nama-nama yang Baik).” (QS. Thaha [20]: 08)
لَهُ الْأَسْمَاءُ الْحُسْنَى يُسَبِّحُ لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ (24)
Artinya:
“Bagi-Nya Al-Asma’ Al-Husna. Bertasbih kepadanya apa yang ada di langit dan bumi, dan Dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. Al-Hasyr [59]: 24).
Maka siapa menafikan asma’ Allah berarti ia berada di atas jalan orang-orang musyrik. Sebagaimana firman Allah Subḥānahu Wa Ta’ālā,
وَإِذَا قِيلَ لَهُمُ اسْجُدُوا لِلرَّحْمَنِ قَالُوا وَمَا الرَّحْمَنُ
Artinya:
“Dan apabila dikatakan kepada mereka, ‘Sujudlah kamu sekalian kepada yang Maha Penyayang’ mereka menjawab, ‘Siapakah yang Maha Penyayang itu?’.” (QS. Al-Furqan [25]: 60)
Site: Bina Qurani Islamic Boarding School, Image: Hakikat Nama Allah, Source: Photo by Abdullah O Unsplash
Dan termasuk orang-orang yang dikatakan oleh Allah:
وَهُمْ يَكْفُرُونَ بِالرَّحْمَنِ قُلْ هُوَ رَبِّي لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ
Artinya:
“Padalah mereka kafir kepada Tuhan yang Maha Pemurah. Katakanlah, ‘Dialah Tuhanku tidak ada Tuham selain dia …” (QS. Ar-Ra’d []: 30)
Maksudnya, ini yang kalian kufuri adalah Tuhanku, aku meyakini rububiyah, uluhiyah, asma’ dan sifat-sifat-Nya. Maka hal ini menunjukkan bahwa rububiyah dan uluhiyah-Nya mengharuskan adanya asma’ dan sifat Allah.
Demikian pula, bahwa sesuatu yang tidak memiliki asma’ dan sifat tidaklah layak menjadi Rabb (Tuhan) dan Ilah (sesembahan).
Dikutip dari: Dr. Shalih bin Fauzan Al-Fauzan, Aqidatut Tauhid Kitabut Tauhid lis-Shaff Al-Awwal – Ats-Tsalis – Al-Aly. Edisi terjemah: Alih Bahasa Syahirul Alim Al-Adib, Lc., Kitab Tauhid, (Jakarta: Ummul Qura, 2018), 74-76.
Thumbnail Source: Photo by M Amaan Unsplash
Artikel Terkait:
Kandungan Asmaul Husna