Makna shaum (puasa) secara bahasa menahan diri. Adapun secara istilah, shaum (puasa) adalah menahan diri dari hal-hal yang membatalkan disertai niat, sejak terbit fajar hingga matahari tebenam.
Puasa Ramadan adalah rukun Islam keempat, puasa termasuk salah satu amalan ibadah terbaik, karena amalan ini menyatukan tiga jenis kesabaran: (1). Sabar menjalankan ketaatan kepada Allah Subḥānahu Wa Ta’ālā, (2). Sabar menahan diri dari kemaksiatan, dan (3). Sabar menghadapi takdir Allah Subḥānahu Wa Ta’ālā.
Allah Subḥānahu Wa Ta’ālā menisbatkan puasa pada diri-Nya, menjanjikan balasan yang akan Ia berikan dari sisi-Nya, dan puasa merupakan rahasia antara Rabb dengan hamba-Nya maka puasa merupakan salah satu amanat terbesar.
Hikmah dan rahasia-rahasia puasa tentu tidak bisa disampaikan dalam penjelasan singkat ini. Dan berikut akan kami sampaikan sebagian kecilnya saja, agar pembaca mengetahui sebagaian rahasia Allah Subḥānahu Wa Ta’ālā di balik puasa, sehingga iman dan keyakinannya akan semakin meningkat di saat akidah mengalami guncangan dan keimanan kian melemah. Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un.
Puasa adalah sebagian wujud penghambaan diri kepada Allah Subḥānahu Wa Ta’ālā dan tunduk kepada-Nya, agar orang yang berpuasa menghadap kepada Allah Subḥānahu Wa Ta’ālā, dan tunduk di hadapan-Nya kala dorongan syahwat mengingkari, karena kekutan ini memicu bertindak lalim dan sombong. Allah Subḥānahu Wa Ta’ālā berfirman:
كَلَّا إِنَّ الْإِنْسَانَ لَيَطْغَى. أَنْ رَآهُ اسْتَغْنَى
“Ketahuilah! Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas, karena dia melihat dirinya serba cukup.” (QS. al-‘Alaq: 6-7)
Agar seorang hamba tahu bahwa ia lemah dan miskin hadapan Allah Subḥānahu Wa Ta’ālā, sehingga ia akan memungkiri sikap sombong dan angkuh dalam dirinya, selanjutnya merendahkan diri di hadapan Rabb.
Hikmah sosial, karena seluruh kaum muslimin menjalankan ibadah yang sama, dalam waktu yang sama, dan menghadapi kesabaran yang sama, baik yang kuat maupun yang lemah, mulia ataupun biasa-biasa saja, kaya maupun miskin, semuanya sama-sama memikul beban berat puasa. Faktor-faktor ini secara keseluruhan akan mengikat hati, menyatukan ruh, dan memperkokoh persatuan mereka. Tak ada lagi yang lebih kuat dari keinginan kokoh yang tak bisa dikalahkan oleh propaganda-propaganda paling kuat sekalipun.
Puasa memotivasi untuk saling bersikap kasih satu sama lain. Saat orang kaya merasakan perihnya lapar dan kobaran panas dahaga, ia akan teringat pada orang miskin yang menanggung derita-derita tersebut setiap saat, sehingga si kaya akan mendermakan Sebagian dari harta yang dimiliki, agar kedengkian di antara sesama lenyap, untuk selanjutnya berganti dengan rasa cinta dan persatuan. Dengan demikian perbedaan strata sosial dapat dijembatani.
Hikmah akhlak dan tarbiyah. Puasa mendidik keasabaran dan menguatkan ketabahan hati, memperkuat tekad dan kehendak, melatih untuk menghadapi dan mengatasi berbagai kesulitan.
Hikmah kesehatan, karena lambung adalah sumber penyakit, dan diet merupakan inti segala obat. Lambung harus memiliki jeda istirahat setelah letih melumat makanan tiada henti dan sibuk memperbaikinya.
Demikian penjelasan singkat tentang hikmah dan rahasia-rahasia Allah Subḥānahu Wa Ta’ālā. Menulis apa pun yang diketahui akal manusia tentu memerlukan berjilid-jilid buku secara tersendiri, apalagi untuk segala rahasia dan hikmah yang hanya diketahui Allah Subḥānahu Wa Ta’ālā.
Dikutip dari: ‘Abd Allāh ibn ‘Abd al-Raḥmān al-Bassām, Taisīr al-‘Allām Syarḥ ‘Umdah al-Aḥkām, (Shan’ā, Maktabah al-Irshād dan Maktabah al-Asady, 2004), 227. Edisi terjemah: Alih Bahasa Umar Mujtahid, Fikih Hadits Bukhari Muslim, (Jakarta: Ummul Qura, 2013), 471-472.
#Adab Puasa #Fikih Puasa #Fikih Ramadan #Hadis #Hikmah Puasa #Puasa