Iman kepada takdir Allah Subḥānahu Wa Ta’ālā maknanya adalah mengimani bahwa ALlah Subḥānahu Wa Ta’ālā telah mengetahui segala sesuatu sebelum dia ada (terjadi), dan mencatatnya di sisi-Nya dalam Lauhul Mahfuzh, kemudian apa saja yang terjadi di dunia ini semuanya atas kehendak-Nya, lalu dia menciptakan segala sesuatu berdasarkan kehendak-Nya tersebut. Inilah yang dimaksud dengan iman kepada takdir Allah.
Site: Bina Qurani Islamic Boarding School, Image: Iman Kepada Takdir, Source: Photo by Pok Rie Pexels
Iman kepada takdir memiliki empat tingkatan. Berikut ini empat tingkatan iman kepada takdir:
Mengimani ilmu Allah, sifat-Nya yang azali. Dia Subḥānahu Wa Ta’ālā mengetahui segala sesuai dan ilmu-Nya meliputi segala sesuatu. Tidak ada satu makhluk sekecil apapun di langit dan di bumi yang samar bagi-Nya. Dia mengetahu seluruh makhluk-Nya sejak sebelum diciptakan.
Dia juga mengetahui kondisi mereka nantinya, baik yang tersembunyi maupun yang terlihat jelas. Sebagaimana firman Allah Subḥānahu Wa Ta’ālā:
وَأَنَّ اللَّهَ قَدْ أَحَاطَ بِكُلِّ شَيْءٍ عِلْمًا (12)
Artinya:
“Dan sesungguhnya Allah ilmu-Nya benar-benar meliputi segala sesuatu.” (QS. Ath-Thalaq: 12)
Di dalam ayat yang lain, Allah Subḥānahu Wa Ta’ālā juga berfirman:
هُوَ اللَّهُ الَّذِي لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ عَالِمُ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ
Artinya:
“Dialah Allah yang tiada ilah selain Dia, yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata.” (QS. Al-Hasyr: 22)
عَالِمِ الْغَيْبِ لَا يَعْزُبُ عَنْهُ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ فِي السَّمَاوَاتِ وَلَا فِي الْأَرْضِ وَلَا أَصْغَرُ مِنْ ذَلِكَ وَلَا أَكْبَرُ
Artinya:
“Yang mengetahui yang ghaib. Tidak ada yang tersembunyi daripada-Nya sebesar zarah pun yang ada di langit dan yang ada di bumi dan tidak ada pula yang lebih kecil dari itu dan yang lebih besar.” (QS. Saba’: 3)
Dalil di atas menunjukkan pada ilmu Allah dan bahwa ilmu-Nya meliputi segala sesuatu yang terlihat maupun yang tidak terlihat, yang sudah atau yang belum terjadi, serta yang tidak terjadi bagaimana bila terjadi, semuanya sangat jelas bagi-Nya.
Site: Bina Qurani Islamic Boarding School, Image: Iman Kepada Takdir, Source: Photo by Alexas Pexels
Mengimani bahwa Allah Subḥānahu Wa Ta’ālā sebelumnya telah menulis takdir semua makhluk-Nya di lauhul mahfuzh, tidak ada satupun yang telupa oleh-Nya. Sebagaimana firman Allah Subḥānahu Wa Ta’ālā:
مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيبَةٍ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي أَنْفُسِكُمْ إِلَّا فِي كِتَابٍ مِنْ قَبْلِ أَنْ نَبْرَأَهَا إِنَّ ذَلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ (22)
Artinya:
“Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan tidak pula pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis di dalam Kitab Lauhul Mahfuzh sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.” (QS. Hadid: 22)
Allah Subḥānahu Wa Ta’ālā juga berfirman:
وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ وَلَا طَائِرٍ يَطِيرُ بِجَنَاحَيْهِ إِلَّا أُمَمٌ أَمْثَالُكُمْ مَا فَرَّطْنَا فِي الْكِتَابِ مِنْ شَيْءٍ ثُمَّ إِلَى رَبِّهِمْ يُحْشَرُونَ (38)
Artinya:
“Dan tiadalah binatang-binatany yang ada di bumi dan burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan umat juga seperti kamu. Tiadalah Kami alpakan sesuatupun dalam Al-Kitab. Kemudian kepada Rabblah mereka dihimpunkan.” (QS. Al-An’Am: 38)
Dalil di atas secara jelas menerangkan bahwa Allah Subḥānahu Wa Ta’ālā telah menulis takdir segala sesuatu sebelum penciptaan. Tidak ada sesuatupun yang terlewatkan. Dan hal itu teramat sangat mudah bagi Allah, Zat yang tiada sesuatupun yang terlihat samar bagi-Nya.
Mengimani kehendak Allah yang pasti terjadi dan kekuasaan-Nya yang penuh. Segala yang Dia kehendaki, dengan kekuasaan-Nya pasti terjadi. Begitu pula segala yang tidak Dia kehendaki, pasti tidak akan terjadi. Karena Dia tidak berkehendak, bukan karena Dia tidak kuasa. Sebab, tiada sesuatupun yang dapat melemahkan-Nya.
Allah Subḥānahu Wa Ta’ālā berfirman:
مَنْ يَشَإِ اللَّهُ يُضْلِلْهُ وَمَنْ يَشَأْ يَجْعَلْهُ عَلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ (39)
Artinya:
“Barangsiapa yang Allah menghendaki kesesatannya, niscaya Dia menyesatkan-Nya. Dan barangsiapa yang Dia kehendaki untuk diberi petunjuk, niscaya Dia menjadikannya berada di atas jalan yang lurus.” (QS. Al-An’am: 39)
Di dalam ayat yang lain Allah Subḥānahu Wa Ta’ālā berfirman:
وَلَوْ شَاءَ اللَّهُ لَجَعَلَكُمْ أُمَّةً وَاحِدَةً
Artinya:
“Sekiranga Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat saja.” (QS. Al-Maidah: 48)
Dalil di atas menunjukkan jelasnya keumuman kehendak Allah. Semua yang terjadi di alam semesta ini adalah atas kehendak Allah Subḥānahu Wa Ta’ālā, dengan iradah kauniyah-Nya. Dialah satu-satunya Pencipta, Penguasa, dan Pengatur. Yang berlaku dalam kekuasaan-Nya hanyalah kehendak-Nya. Tidak ada yang mampu menolah ketentuan-Nya.
Site: Bina Qurani Islamic Boarding School, Image: Iman Kepada Takdir, Source: Photo by Kristina Pexels
Mengimani bahwa Allah pencipta segala sesuatu. Tidak ada pencipta dan tuhan lain selain-Nya. Hal ini ditunjukkan dari beberapa firman Allah Subḥānahu Wa Ta’ālā sebagai berikut:
اللَّهُ خَالِقُ كُلِّ شَيْءٍ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ وَكِيلٌ (62)
Artinya:
“Allah menciptakan segala sesuatu dan Dia memelihara segala sesuatu.” (QS. Az-Zumar: 62)
وَخَلَقَ كُلَّ شَيْءٍ فَقَدَّرَهُ تَقْدِيرًا (2)
Artinya:
“Dan Dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya.” (QS. Al-Furqan: 2)
بَدِيعُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ
Artinya:
“Allah pencipta langit dan bumi.” (QS. Al-Baqarah: 117)
Dari beberapa ayat di atas terdapat nash yang jelas bahwa Allah Subḥānahu Wa Ta’ālā lah yang menakdirkan dan menciptakan segala sesuatu. Dia lah yang meliputi seluruh makhluk dengan pertolongan dan pemeliharaan-Nya. Dial ah yang telah menakdirkan dan menciptakan alam semesta tanpa ada contoh sebelumnya.
Dia anugerahi Sebagian makhluk-Nya kemampuan dan perbuatan. Allah Subḥānahu Wa Ta’ālā Pencipta orang yang berbuat sekaligus perbuatannya. Dia Maha Mencipta lagi Maha Mengetahui.
Dikutip dari: Dr. Shalih bin Fauzan Al-Fauzan, Aqidatut Tauhid Kitabut Tauhid lis-Shaff Al-Awwal – Ats-Tsalis – Al-Aly. Edisi terjemah: Alih Bahasa Syahirul Alim Al-Adib, Lc., Kitab Tauhid, (Jakarta: Ummul Qura, 2018), 289-297.
Thumbnail Source: Photo by Rachel Pexels
Artikel Terkait:
Beriman Kepada Malaikat