Keseriusan kita dalam memberikan edukasi kepada anak-anak kita terkadang membuat mereka merasa jenuh untuk belajar. Tidak sedikit kemasan metode dan cara monoton yang kita gunakan membuahkan respon negatif. Kesal dan marah hampir tak terbendung ketika melihat mereka lebih asyik dengan bermain daripada belajar atau mengaji. Kita sebagai orang tua kerap merasa kebingungan, metode apa lagi yang harus digunakan agar anak-anak kita selalu happy untuk belajar.
Belajar Islam atau mengenalkan Islam sebagai agama satu-satunya yang diridai oleh Allah Ta‘ālā memang harus sejak dini kita berikan kepada putra-putri kita. Sebagai orang tua kitalah yang paling utama dalam memberikan pengenalan akan Islam agar mereka menikmati dan selalu ingin belajar Islam di kemudian hari. Lingkungan keluarga adalah tempat terbaik pertama untuk menelurkan generasi Islam yang kuat, dimulai dengan kuat dalam belajar Islam yang di masa depan diharapkan mereka kuat untuk bersabar dalam menggali ilmu-ilmu Islam. Allah Ta‘ālā berfriman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا
“Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka.” At-Tahrim (66): 6. (quran.kemenag.go.id, 2020).
Sebagaimana firman Allah Ta‘ālā tersebut maka tempat terbaik pertama bagi anak-anak kita untuk belajar Islam adalah di lingkungan keluarga. Bagaimana mereka melihat dan menyerap apa yang kedua orang tuanya lakukan sebagai bentuk ketaatan kepada Allah Ta‘ālā. Sadar atau tidak, anak-anak kita adalah pemerhati yang baik dalam segala hal yang dilakukan oleh kedua orang tuanya. Mulai dari pakaian, tutur kata, cara bersuci, cara makan, sampai kepada cara bergaul kita dengan rekan-rekan kita yang nampak di hadapan mereka. Semua hal mampu mereka serap dengan baik dan tidak jarang mereka pandai meniru gaya kedua orang tuanya.
Tempat terbaik kedua untuk belajar Islam bagi anak-anak kita adalah di masjid. Allah Ta‘ālā berfirman:
إِنَّمَا يَعْمُرُ مَسَاجِدَ اللَّهِ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَأَقَامَ الصَّلَاةَ وَآتَى الزَّكَاةَ وَلَمْ يَخْشَ إِلَّا اللَّهَ فَعَسَى أُولَئِكَ أَنْ يَكُونُوا مِنَ الْمُهْتَدِينَ
“Sesungguhnya yang memakmurkan masjid Allah hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta (tetap) melaksanakan salat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada apa pun) kecuali kepada Allah. Maka mudah-mudahan mereka termasuk orang-orang yang mendapat petunjuk.” At-Taubah (9): 18. (quran.kemenag.go.id, 2020).
Rasulullah ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مُرُوا أَوْلادَكُمْ بِالصَّلاةِ وَهُمْ أَبْنَاءُ سَبْعِ سِنِينَ، وَاضْرِبُوهُمْ عَلَيْهَا وَهُمْ أَبْنَاءُ عَشْرٍ، وَفَرِّقُوا بَيْنَهُمْ فِي الْمَضَاجِعِ
“Perintahkan anak-anak kalian untuk menunaikan shalat saat mereka berusia tujuh tahun, dan pukullah mereka saat mereka berusia sepuluh tahun, pisahkan tempat tidur di antara mereka.” (HR. Abu Daud).
Masjid sebagai sentral kegiatan umat Islam harus tidak lepas dari peran dan fungsinya dalam memberikan edukasi untuk generasi penerus umat. Di antara berbagai hal yang diperoleh oleh anak-anak kita di masjid adalah mereka dapat melihat bagaimana ayah mereka melaksanakan ibadah bersama dengan jamaah lainnya. Melatih kepercayaan diri seorang anak dengan mendorongnya untuk mau mengumandangkan azan di setiap waktu salat. Ketertiban dan kerapian, bagaimana sang anak melihat tertibnya pelaksanaan salat berjamaah yang dipimpin oleh seorang imam. Tentunya masih sangat banyak hal yang mampu mengedukasi sang anak secara tidak langsung akan kesempurnaan agamanya. Hal ini tentunya di samping belajar Islam di masjid itu sendiri yang wajib selalu ada sebagai perwujudan masjid sebagai pusat kegiatan dan peradaban umat.
Selanjutnya tempai terbaik ketiga bagi anak untuk belajar Islam adalah di lembaga pendidikan Islam. Walaupun pada masa awal-awal Islam hal ini lebih dominan dilakukan di masjid, degeradasi fungsi masjid yang terjadi saat ini menempatkan lembaga pendidikan Islam sebagai tempat pendidikan ketiga bagi anak-anak kita. Allah Ta‘ālā berfirman:
يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ
“niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Mahateliti apa yang kamu kerjakan.” Al-Mujadilah (58): 11. (quran.kemenag.go.id, 2020).
Tugas orang tua dalam hal ini adalah memilihkan sekolah terbaik bagi putra-putri mereka agar dapat belajar Islam dengan baik. Orang tua pun tidak boleh lepas dalam mengawal prestasi belajar sang anak, karena guru di sekolah bukanlah tempat untuk melepaskan seluruh tanggung jawab pendidikan anak-anak kita. Dibutuhkan kerjasama yang baik antara orang tua sebagai inti pendidik bagi putra-putri mereka dengan para guru di sekolah.
Tempat terbaik selanjutnya untuk belajar Islam bagi anak-anak kita adalah lingkungan tempat tinggal kita. Allah Ta‘ālā berfirman:
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ
“Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan.” Al-A’raf (7): 96. (quran.kemenag.go.id, 2020).
Pemilihan tempat tinggal sangat berpengaruh terhadap baik tidaknya tumbuh kembang putra-putri kita. Teman bermain walaupun seolah tidak memberikan pengaruh yang signifikan, akan tetapi pertemuan yang intens antar mereka dalam permainan terkadan mampu melupakan banyak pesan dan nasihat dari kedua orang tuanya. Orang tua tetap wajib memantau dengan siapa mereka bermain dan apa yang menjadi permainan ataupun perbincangan antar sesama mereka. Jika warna yang dominan di lingkungan tempat tinggal kita adalah warna keimanan dan ketakwaan maka pasti kita akan merasakan ketenangan. Akan tetapi jika sebaliknya warna yang menghiasi lingkungan kita adalah warna keburukan dan kemaksiatan maka hal tersebut otomatis menambah tugas utama kita dalam mendidik anak-anak kita, yaitu menghilangkan segala unsur kemaksiatan dari lingkungan kita sebelum melepaskan anak-anak kita untuk mengambil pelajaran dari yang ada di sekitar mereka.
Semoga Allah Ta‘ālā senantiasa menjaga diri dan keluarga kita dari lingkungan yang tidak baik dan memilihkan kita lingkungan yang dihiasi dengan keimanan dan ketakwaan. Āmīn ya Rāb al-‘ālamīn.
#Belajar #Tempat Terbaik #Belajar Islam #Pendidikan anak