Islamic Boarding School Tetap Survive di Masa Berbagai Kondisi

Penyesuaian metode pembelajaran yang ada di seluruh lembaga pendidikan di Indonesia bahkan di dunia dalam setahun terakhir tentunya membutuhkan ekstra perhatian terhadap psikologi para peserta didik. Pembelajaran Jarak Jauh yang dikenal dengan singkatan PJJ sangat berdampak terhadap seluruh SOP pembelajaran bahkan sampai kepada target pencapaian kurikulum di masing-masing jenjang pendidikan. Dimulai dari ibukota Jakarta melalui Surat Keputusan Bapak Gubernur Anies Baswedan yang langsung menutup seluruh aktivitas lembaga-lembaga pendidikan dalam upaya mengantisipasi dampak yang lebih buruk dari penyebaran wabah, diikuti langsung oleh beberapa kota penyangga ibukota seperti Bekasi, Depok, Tangerang, dan Bogor dalam menerapkan sistem PJJ.

Dampak dari iklim pembelajaran dengan model baru sebagai tuntutan bagi seluruh perangkat pendidikan di pemerintah saat ini yang harus responsif dengan kondisi Adaptasi Kebiasan Baru (AKB), sedikit banyak mempengaruhi mekanisme penyerapan peserta didik terhadap target pembelajaran. Penutupan lembaga-lembaga pendidikan sangat terasa manfaatnya untuk mengurangi dampak penyebaran dari wabah yang sama-sama kita rasakan. Rutinitas berangkat dan pulang dari sekolah yang memang harus dilalui oleh seluruh peserta didik dalam setiap hari belajar menjadi alasan utama yang menguatkan peraturan PJJ tersebut.

Berbeda dengan sistem pembelajaran full day, lembaga pendidikan dengan model islamic boarding school masih memungkinkan untuk melakukan pembelajaran. Selain tidak adanya rutinitas keluar masuk lingkungan sekolah, karantina peserta didik di islamic boarding school dapat diterapkan secara maksimal sebelum dimulainya pendidikan dalam satu tahun pelajaran. Walaupun demikian protokol pencegahan di islamic boarding school tetap wajib dijalani sebagai bentuk ikhtiar terhadap pencegahan penularan antar peserta didik.

Selain minimnya keluar masuk dari dan ke lingkungan sekolah, tentunya islamic boarding school memiliki target kurikulum yang berbeda dengan sekolah-sekolah bersistem full day. Metode kurikulum yang diterapkan di islamic boarding school lebih menekankan kepada pertemuan tatap muka atau dalam istilah lain ada talaqqi secara langsung. Sistem ini tidak dapat dihilangkan dari pembelajaran di islamic boarding school karena telah menjadi akar yang kuat dalam metode pengambilan ilmu dari seorang murid kepada gurunya. Penerapan metode inipun tidak usang dimakan oleh zaman, tetap bertahan di berbagai kondisi sebagai bentuk penjagaan terhadap kemurnian ilmu-ilmu islam itu sendiri.

Penerapan sistem pembelajaran talaqqi yang tetap dijaga di islamic boarding school mampu memberikan penguatan kepada seluruh peserta didik terhadap pemahaman dan pendalaman mereka akan ilmu-ilmu Islam. Sistem talaqqi pun dari hari ke hari menambah kekayaan khazanah seorang guru sebagai sumber ilmu karena berkembangnya latar belakang peserta didik dan berkembangnya pemahaman mereka terhadap disiplin ilmu tertentu. Dengan demikian sistem belajar di islamic boarding school tetap survive di berbagai kondisi dan dapat lebih mempertahankan orisinalitas ilmu-ilmu Islam.