Setelah mengetahui dalil-dalil adanya al-ba’ts, kebangkitan, maka di sini kami hendak membahas bentuknya. Setelah sangkakala ditiup untuk kali pertama dan seluruh makhluk mati, mereka lantas menunggu untuk beberapa masa sebelum akhirnya dibangkitkan.
Hal ini sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits yang disepakati keshahihannya. Diriwayatkan dari Abu Hurairah Raḍiallāhu ‘Anhu bahwa Rasulullah Ṣallallāhu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda,
“Jarak antara dua tiupan adalah empat puluh. Para sahabat bertanya, ‘Wahai Abu Hurairah, empat puluh hari?’ Ia kemudian berkata, ‘Bukan’. Kemudian mereka bertanya ‘Empat puluh bulan?’, Ia menjawab ‘Bukan’. ‘Empat puluh tahun?’ tanya mereka, Ia menjawab lagi ‘Bukan’. Kemudian Allah menurunkan air dari langit dan kalian pun bermunculan seperti tumbuhnya sayuran. Dan seluruh anggota tubuh manusia pasti akan hancur selain satu jenis tulang. Yaitu, ‘ajbudz dzanab (tulang ekor). Karena darinya tubuhnya akan disusun Kembali kelak di hari kiamat.” (HR. Muslim)
Apabila tulang ekor telah tumbuh dan jasad telah Kembali tersusun seperti semula, sangkakala pun ditiup untuk kedua kalinya hingga setiap nyawa kembali pada jasadnya masing-masing.
Allah Subḥānahu Wa Ta’ālā berfirman:
وَإِذَا النُّفُوسُ زُوِّجَتْ (7)
Artinya:
“Dan apabila ruh-ruh dipertemukan dengan tubuh.” (QS. At-Takwir: 7)
Site: Bina Qurani Islamic Boarding School, Image: Kebangkitan dan Pengumpulan, Source: Photo by Juli K Unsplash
Pertama Allah Subḥānahu Wa Ta’ālā berfirman:
كَمَا بَدَأْنَا أَوَّلَ خَلْقٍ نُعِيدُهُ وَعْدًا عَلَيْنَا إِنَّا كُنَّا فَاعِلِينَ (104)
Artinya:
“Sebagaimana Kami telah memulai penciptaan pertama, begitulah Kami akan mengulanginya. Itulah suatu janji yang pasti Kami tepati. Sesungguhnya Kamilah yang akan melaksanakannya.” (QS. Al-Anbiya: 104)
وَنُفِخَ فِي الصُّورِ فَإِذَا هُمْ مِنَ الْأَجْدَاثِ إِلَى رَبِّهِمْ يَنْسِلُونَ (51) قَالُوا يَاوَيْلَنَا مَنْ بَعَثَنَا مِنْ مَرْقَدِنَا هَذَا مَا وَعَدَ الرَّحْمَنُ وَصَدَقَ الْمُرْسَلُونَ (52)
Artinya:
“Dan ditiuplah sangkakala, maka tiba-tiba mereka keluar dengan segera dari kuburnya menuju kepada Rabb mereka. Mereka berkata, ‘Aduhai celakalah kami!’ Siapakah yang membangkitkan kami dari tempat tidur kami (kubur)? Inilah yang dijanjikan Rabb yang Maha Pemurah dan benarlah Rasul-rasul(Nya).” (QS. Yasin: 51-52)
Dan ayat-ayat lain dalam hal ini banyak sekali.
Setalah dibangkitkan, seluruh makhluk kemudian digiring ke padang mahsyar. Allah Subḥānahu Wa Ta’ālā berfirman:
يَوْمَ يَسْمَعُونَ الصَّيْحَةَ بِالْحَقِّ ذَلِكَ يَوْمُ الْخُرُوجِ (42)
Artinya:
“Yaitu pada hari bumi terbelah-belah menampakkan mereka lalu mereka keluar dengan cepat. Yang demikian itu adalah pengumpulan yang mudah bagi Kami.” (QS. Qaf: 42)
وَيَوْمَ نُسَيِّرُ الْجِبَالَ وَتَرَى الْأَرْضَ بَارِزَةً وَحَشَرْنَاهُمْ فَلَمْ نُغَادِرْ مِنْهُمْ أَحَدًا (47)
Artinya:
“Dan ingatlah akan hari yang ketika itu Kami perjalankan gunung-gunung dan kamu akan dapat melihat bumi itu datar dan Kami kumpulkan seluruh manusia, dan tidak Kami tinggalkan seorang pun dari mereka.” (QS. Al-Kahfi: 47)
Site: Bina Qurani Islamic Boarding School, Image: Kebangkitan dan Pengumpulan, Source: Photo by Ivars Unsplash
Beberapa ayat tersebut di atas menunjukkan bahwa pengumpulan al-hasyr termasuk peristiwa yang benar-benar terjadi di akhirat. Yaitu, pengumpulan di padang Mahsyar dari berbagai tempat mereka dibangkitkan dengan cara yang berbeda-beda.
Di sana seluruh makhluk berdiri lama sekali menunggu keputusan hukum. Kondisi mereka berbeda-beda, mencerminkan kondisi mereka sewaktu di dunia. Amalan seluruh manusia ditampakkan. Tidak ada satupun yang tersembunyi. Mereka pun mencari-cari orang yang dapat memberi syafaat untuk mereka agar ia memohon kepada Rabb untuk sgera memberi keputusan di antara mereka.
Mereka pergi menemui bapak mereka, Adam ‘Alaihi Al-Salam. Tapi sayang, ia malah menyuruh mereka pergi menemui Nabi Nuh. Nuh menyuruh mereka pergi menemui nabi Ibrahim. Dan Nabi Ibrahim pun menyuruh mereka pergi menemui Nabi Musa.
Semua beralasan bahwa pada hari itu Allah akan murka karena dosa-dosa yang mereka lakukan. Belum pernah Dia murka seperti itu, sebelum atau sesudahnya. Nabi Musa juga menyuruh mereka pergi menemui Nabi Isa. Nabi Isa pun beralasan yang sama. Allah hari itu sedang murka besar. Belum pernah Dia murka seperti itu, sebelum atau sesudahnya.
Lantas ia menyuruh mereka pergi menemui Muhammad Ṣallallāhu ‘Alaihi Wa Sallam. Beliau pun memberi syafaat. Dan Allah kemudian mengizinkan diputuskan hukum pada segenap makhluk. Dan Allah, Zat Yang Maha cepat perhitungan-Nya.
Dikutip dari: Dr. Shalih bin Fauzan Al-Fauzan, Aqidatut Tauhid Kitabut Tauhid lis-Shaff Al-Awwal – Ats-Tsalis – Al-Aly. Edisi terjemah: Alih Bahasa Syahirul Alim Al-Adib, Lc., Kitab Tauhid, (Jakarta: Ummul Qura, 2018), 260-263.
Thumbnail Source: Photo by Giorgio Unsplash
Artikel Terkait:
Tanda-tanda Kiamat