Ad-din adalah ketaatan. Dalam bahasa Arab dikatakan يدين دينادانله maksudnya yaitu ٲطاعه atau menaatinya. Ad-din juga disebut al-millah dilihat dari segi ketaatan dan kepatuhan kepada syari’at.
Allah Subḥānahu Wa Ta’ālā berfirman,
إِنَّ الدِّينَ عِنْدَ اللَّهِ الْإِسْلَامُ
Artinya:
“Sesungguhnya agama yang diridhai di sisi Allah hanyalah Islam.” (QS. Ali Imran [03]: 19)
Adapun tingkatan Ad-din atau agama adalah sebagai berikut:
Menurut bahasa, Islam berarti masuk dalam kedamaian. Dikatakan اسلم امره ٳلى الله artinya menyerahkan perkaranya kepada Allah. Dikatakan اسلم artinya masuk dalam agama Islam. Adapun menurut syara’, Islam berarti pasrah kepada Allah, bertauhid, dan tunduk kepada-Nya, taat, dan membebaskan diri dari syirik dan pelakunya.
Menurut bahasa iman berarti membenarkan, sedangkan menurut syara’ iman berarti pernyataan dengan lisan, keyakinan dalam hati, dan perbuatan dengan anggota badan.
Site: Bina Qurani Islamic School, Image: Keumuman dan Kekhususan Tingkatan Ad-Din, Source: Photo by The Dancing Rain Unsplash
Menurut bahasa, ihsan berarti berbuat kebaikan, yakni segala sesuatu yang menyenangkan dan terpuji. Kata-kata ihsan mempunyai dua sisi, yaitu:
Adapun ihsan menurut syara’ adalah sebagaimana yang dijelaskan oleh Nabi Muhammad Ṣallallāhu ‘Alaihi Wa Sallam dalam sabda beliau yang artinya:
“Engkau menyembah Allah seolah-olah engkau melihat-Nya. Jika engkatu tidak bisa melihat-Nya maka sesungguhnya Dia melihatmu.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Syaikhul Ibnu Taimiyah mengatakan bahwa ihsan mengandung kesempurnaan ikhlas kepada Allah dan perbuatan baik yang dicintai oleh Allah. Allah Subḥānahu Wa Ta’ālā berfirman,
لَى مَنْ أَسْلَمَ وَجْهَهُ لِلَّهِ وَهُوَ مُحْسِنٌ فَلَهُ أَجْرُهُ عِنْدَ رَبِّهِ وَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ (112)
Artinya:
“Tidak demikian bahkan barang siapa yang menyerahkan diri kepada Allah, sedang ia berbuat kebajikan, maka baginya pahala pada sisi Rabb-nya dan tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula mereka bersedih hati.” (QS. Al-Baqarah [02]: 112)
Agama Islam mencakup ketiga istilah ini, yaitu Islam, iman, dan ihsan. Sebagaimana yang terdapat dalam hatis Jibrik ketika datang kepada Nabi di hadapan para sahabatnya dan bertanya tentang Islam, iman, dan Ihsan.
Lalu Rasulullah Ṣallallāhu ‘Alaihi Wa Sallam menjelaskan satu per satu pertanyaan tersebut. Kemudian beliau bersabda, “Inilah Jibril datang kepada kalian untuk mengajarkan agama kalian.” Jadi Rasulullah Ṣallallāhu ‘Alaihi Wa Sallam menjadikan ad-din itu adalah Islam, iman, dan ihsan.
Maka jelaslah agama kita ini mencakup ketiga-tiganya. Dengan demikian, Islam mempunyai tiga tingkatan: pertama adalah Islam, kedua adalah iman, dan ketiga adalah ihsan.”
Site: Bina Qurani Islamic School, Image: Keumuman dan Kekhususan Tingkatan Ad-Din, Source: Photo by Alena Darmel Pexels
Islam dan iman apabila disebut salah satunya secara terpisah maka yang lain termasuk di dalamnya. Tidak ada perbedaan antara keduanya ketika itu. Tetapi, jika keduanya disebut secara bersamaan, maka masing-masing mempunyai pengertian sendiri-sendiri, sebagaimana yang ada dalam hadis Jibril.
Yakni Islam ditafsiri dengan amalan-amalan lahiriah atau amalan-amalan badan seperti shalat dan zakat. Adapun iman ditafsiri dengan amalan-amalan hati atau amalan-amalan batin, seperti membenarkan dengan lisan, percaya dan makrifat kepada Allah, malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para rasul-Nya, dan seterusnya.
Adapun keumuman dan kehususan antara ketiganya adalah sebagai berikut:
Dikutip dari: Dr. Shalih bin Fauzan Al-Fauzan, Aqidatut Tauhid Kitabut Tauhid lis-Shaff Al-Awwal – Ats-Tsalis – Al-Aly. Edisi terjemah: Alih Bahasa Syahirul Alim Al-Adib, Lc., Kitab Tauhid, (Jakarta: Ummul Qura, 2018), 67-70.
Thumbnail Source: Photo by Beytlik from Pexels
Artikel Terkait:
Pilar-pilar Ibadah yang Benar