Generic selectors
Exact matches only
Search in title
Search in content
Post Type Selectors

Keumuman dan Kekhususan Tingkatan Ad-Din

Bina-Qurani-Keumuman-dan-Kekhususan-Tingkatan-Ad-Din
Definisi Tingkatan Ad-Din

Ad-din adalah ketaatan. Dalam bahasa Arab dikatakan يدين دينادانله maksudnya yaitu ٲطاعه atau menaatinya. Ad-din juga disebut al-millah dilihat dari segi ketaatan dan kepatuhan kepada syari’at.

Allah Subḥānahu Wa Ta’ālā berfirman,

إِنَّ الدِّينَ عِنْدَ اللَّهِ الْإِسْلَامُ

Artinya:

“Sesungguhnya agama yang diridhai di sisi Allah hanyalah Islam.” (QS. Ali Imran [03]: 19)

Tingkatan Ad-Din

Adapun tingkatan Ad-din atau agama adalah sebagai berikut:

1. Islam

Menurut bahasa, Islam berarti masuk dalam kedamaian. Dikatakan اسلم امره ٳلى الله artinya menyerahkan perkaranya kepada Allah. Dikatakan اسلم artinya masuk dalam agama Islam. Adapun menurut syara’, Islam berarti pasrah kepada Allah, bertauhid, dan tunduk kepada-Nya, taat, dan membebaskan diri dari syirik dan pelakunya.

2. Iman

Menurut bahasa iman berarti membenarkan, sedangkan menurut syara’ iman berarti pernyataan dengan lisan, keyakinan dalam hati, dan perbuatan dengan anggota badan.

Bina-Qurani-Keumuman-dan-Kekhususan-Tingkatan-Ad-Din

Site: Bina Qurani Islamic School, Image: Keumuman dan Kekhususan Tingkatan Ad-Din, Source: Photo by The Dancing Rain Unsplash

3. Ihsan

Menurut bahasa, ihsan berarti berbuat kebaikan, yakni segala sesuatu yang menyenangkan dan terpuji. Kata-kata ihsan mempunyai dua sisi, yaitu:

  • Pertama, memberikan kebaikan kepada orang lain. Dalam bahasa Arab dikatakan ٲحسن ٳلى فلان yang artinya ia telah berbuat baik kepada si fulan.
  • Kedua, memperbaiki perbuatannya dengan menyempurnakan dan membaikkannya. Dikatakan ٲحسن عمله jika ia telah menyempurnakannya.

Adapun ihsan menurut syara’ adalah sebagaimana yang dijelaskan oleh Nabi Muhammad Ṣallallāhu ‘Alaihi Wa Sallam dalam sabda beliau yang artinya:

“Engkau menyembah Allah seolah-olah engkau melihat-Nya. Jika engkatu tidak bisa melihat-Nya maka sesungguhnya Dia melihatmu.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Syaikhul Ibnu Taimiyah mengatakan bahwa ihsan mengandung kesempurnaan ikhlas kepada Allah dan perbuatan baik yang dicintai oleh Allah. Allah Subḥānahu Wa Ta’ālā berfirman,

لَى مَنْ أَسْلَمَ وَجْهَهُ لِلَّهِ وَهُوَ مُحْسِنٌ فَلَهُ أَجْرُهُ عِنْدَ رَبِّهِ وَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ (112)

Artinya:

“Tidak demikian bahkan barang siapa yang menyerahkan diri kepada Allah, sedang ia berbuat kebajikan, maka baginya pahala pada sisi Rabb-nya dan tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula mereka bersedih hati.” (QS. Al-Baqarah [02]: 112)

Agama Islam mencakup ketiga istilah ini, yaitu Islam, iman, dan ihsan. Sebagaimana yang terdapat dalam hatis Jibrik ketika datang kepada Nabi di hadapan para sahabatnya dan bertanya tentang Islam, iman, dan Ihsan.

Lalu Rasulullah Ṣallallāhu ‘Alaihi Wa Sallam menjelaskan satu per satu pertanyaan tersebut. Kemudian beliau bersabda, “Inilah Jibril datang kepada kalian untuk mengajarkan agama kalian.” Jadi Rasulullah Ṣallallāhu ‘Alaihi Wa Sallam menjadikan ad-din itu adalah Islam, iman, dan ihsan.

Maka jelaslah agama kita ini mencakup ketiga-tiganya. Dengan demikian, Islam mempunyai tiga tingkatan: pertama adalah Islam, kedua adalah iman, dan ketiga adalah ihsan.”

Bina-Qurani-Keumuman-dan-Kekhususan-Tingkatan-Ad-Din

Site: Bina Qurani Islamic School, Image: Keumuman dan Kekhususan Tingkatan Ad-Din, Source: Photo by Alena Darmel Pexels

Keumuman dan Kekhususan Tingkatan Ad-Din

Islam dan iman apabila disebut salah satunya secara terpisah maka yang lain termasuk di dalamnya. Tidak ada perbedaan antara keduanya ketika itu. Tetapi, jika keduanya disebut secara bersamaan, maka masing-masing mempunyai pengertian sendiri-sendiri, sebagaimana yang ada dalam hadis Jibril.

Yakni Islam ditafsiri dengan amalan-amalan lahiriah atau amalan-amalan badan seperti shalat dan zakat. Adapun iman ditafsiri dengan amalan-amalan hati atau amalan-amalan batin, seperti membenarkan dengan lisan, percaya dan makrifat kepada Allah, malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para rasul-Nya, dan seterusnya.

Adapun keumuman dan kehususan antara ketiganya adalah sebagai berikut:

  • Ihsan itu lebih umum dari sisi dirinya sendiri dan lebih khusus dari segi orang-orangnya daripada iman.
  • Iman itu lebih umum dari segi dirinya sendiri dan lebih khusus dari segi orang-orangnya daripada Islam.
  • Ihsan lebih mencakup iman dan iman mencakup Islam.
  • Para muhsinin lebih khusus daripada mukminin, dan mukminin lebih khusus dari muslimin.

Dikutip dari: Dr. Shalih bin Fauzan Al-Fauzan, Aqidatut Tauhid Kitabut Tauhid lis-Shaff Al-Awwal – Ats-Tsalis – Al-Aly. Edisi terjemah: Alih Bahasa Syahirul Alim Al-Adib, Lc., Kitab Tauhid, (Jakarta: Ummul Qura, 2018), 67-70.

Thumbnail Source: Photo by Beytlik from Pexels

Artikel Terkait:
Pilar-pilar Ibadah yang Benar

TAGS
#adab penuntut ilmu #adab sebelum ilmu #Adab #Akidah #Alquran 30 Juz #Generasi Qurani #Keutamaan Membaca Alquran #Belajar Alquran #Bina Qurani #Menghafal Alquran #Sekolah Islam #Sekolah Tahfiz
© 2023 BQ Islamic Boarding School, All Rights reserved
Login