Di dalam Alquran, Allah Subḥānahu Wa Ta’ālā mengabadikan kisah Nabi Yusuf ‘Alaihi Al-Sallam dengan detail melalui satu surat yang panjang. Lika-liku perjalanan Nabi Yusuf ‘Alaihi Al-Sallam mulai dari mimpi, dibuang ke sumur, diperbudak, dipenjara, hingga menjadi Menteri dan berkumpul bersama keluarganya kembali, semua tertuang di dalam Alquran Surat Yusuf.
Di antara kisah Nabi Yusuf ‘Alaihi Al-Sallam yang sangat masyhur di kalangan masyarakat adalah kisah cinta Nabi Yusuf ‘Alaihi Al-Sallam dengan Zulaikha. Namun, mengatakan kisah ini sebagai kisah cinta Nabi Yusuf ‘Alaihi Al-Sallam sebenarnya kurang tepat. Sebab, kisah ini sejatinya adalah sebuah kisah tentang digodanya Nabi Yusuf ‘Alaihi Al-Sallam oleh Zulaikha.
Kisah ini berawal dari dijualnya Nabi Yusuf ‘Alaihi Al-Sallam ke Mesir dan dibeli oleh Menteri Keuangan yang Berna Al-Aziz. Dimana Al-Aziz ini memiliki seorang isteri yang cantik jelita bernama Zulaikha. Dalam literatur Islam, nama isteri Al-Aziz ini tidak disebutkan Namanya, namun dalam kisah Israiliyyat disebutkan bahwa Namanya adalah Zulaikha.
Setelah dibeli dalam perdagangan budak itu, Nabi Yusuf ‘Alaihi Al-Sallam akhirnya dirawat oleh mereka di keluarga tersebut yang kaya raya dan sang Menteri berkata:
عَسَى أَنْ يَنْفَعَنَا أَوْ نَتَّخِذَهُ وَلَدًا
Artinya:
“Mudah-mudahan dia bermanfaat bagi kita atau kita pungut dia sebagai anak.” (QS. Yusuf: 21)
Kebetulan saat itu mereka (Al-Aziz dan Isteri) belum mempunyai anak. Akhirnya Yusuf kecil tumbuh dan berkembang di ruamh tersebut dan ternyata dia tumbuh menjadi lelaki yang tampan dan gagah, berbeda dengan orang-orang setempat. Orang-orang setempat berasal dari suku Qibthi, sedangkan Yusuf berasal dari Bani Israil.
Site: Bina Qurani Islamic Boarding School, Image: Kisah Cinta Nabi Yusuf, Source: Photo by Sharad Pexels
Hal ini akhirnya menyebabkan Zulaikha tertarik dengan Yusuf ‘Alaihi Al-Sallam, dan mulailah dia merayu Yusuf sebagaimana yang telah Allah Subḥānahu Wa Ta’ālā firmankan dalam Alquran:
وَرَاوَدَتْهُ الَّتِي هُوَ فِي بَيْتِهَا عَنْ نَفْسِهِ وَغَلَّقَتِ الْأَبْوَابَ وَقَالَتْ هَيْتَ لَكَ قَالَ مَعَاذَ اللَّهِ إِنَّهُ رَبِّي أَحْسَنَ مَثْوَايَ إِنَّهُ لَا يُفْلِحُ الظَّالِمُونَ (23)
Artinya:
“Dan perempuan yang dia (Yusuf) tinggal di rumahnya, menggoda dirinya. Dan dia menutup pintu-pintu, lalu berkata, ‘Marilah mendekat kepadaku.’ Yusuf berkata, ‘Aku berlindung kepada Allah, sungguh, tuanku telah memperlakukan aku dengan baik.’ Sesungguhnya orang yang zalim itu tidak akan beruntung.” (QS. Yusuf: 23)
Ketika Zulaikha mulai merayu Yusuf ‘Alaihi Al-Sallam dan dia mengunci semua pintu dan dia menghiasi tubuhnya dengan indah kemudian dia mengajak Yusuf untuk melakukan hubungan (zina). Maka Yusuf pun berkata, “Aku berlindung kepada Allah.” Kemudian dia berkata, “Sungguh, tuahku telah memperlakukan aku dengan baik, bagaimana mungkin saya menghianati dia.”
Di dalam sebuah tafsir disebutkan bahwa Yusuf ‘Alaihi Al-Sallam berkata, “Sungguh, Allah telah memperlakukan aku dengan baik. Betapa rezeki dan anugerah yang dianugerahkan kepadaku, maka bagaimana mungkin aku bermaksiat kepada Rabbul ‘Alamin.”
Maka di antara cara agar tidak bermaksiat adalah harus senantiasa mengingat bahwasannya Allah Subḥānahu Wa Ta’ālā terlalu baik kepada kita. Jika kita memiliki atasan yang sangat baik saja, tidak mungkin kita berhianat, maka terlebih lagi kepada Allah Subḥānahu Wa Ta’ālā yang telah memberikan segalanya kepada kita.
Kemudian Allah Subḥānahu Wa Ta’ālā berfirman:
وَلَقَدْ هَمَّتْ بِهِ وَهَمَّ بِهَا لَوْلَا أَنْ رَأَى بُرْهَانَ رَبِّهِ كَذَلِكَ لِنَصْرِفَ عَنْهُ السُّوءَ وَالْفَحْشَاءَ إِنَّهُ مِنْ عِبَادِنَا الْمُخْلَصِينَ (24)
Artinya:
“Dan sungguh, perempuan itu telah berkehandak kepadanya (Yusuf). Dan Yusuf pun berkehendak kepadanya, sekitanya dia tidak melihat tanda dari Tuhannya. Demikianlah, Kami palingkan darinya keburukan dan kekejian. Sungguh, dia (Yusuf) termasuk hamba kami yang terpilih.” (QS. Yusuf: 24)
Dalam ayat ini dijelaskan bahwa sang wanita sudah sangat berhasrat untuk berzina dengan Yusuf, terlebih semua pintu sudah terkunci. Dan Yusuf yang masih muda juga tergerak hasratnya melihat kecantikan wanita ini. Dan seandainya Yusuf tidak diberi petunjuk oleh Allah Subḥānahu Wa Ta’ālā sungguh dia akan terjerumus.
Site: Bina Qurani Islamic Boarding School, Image: Kisah Cinta Nabi Yusuf, Source: Photo by Amine Pexels
Akan tetapi bisikan yang ada di hati Yusuf tidak sama dengan yang ada pada sang wanita. Adapun bisikan yang ada pada Yusuf hanyalah gerakan Hasrat hati yang dilawan oleh Yusuf, dan iapun meninggalkannya karena Allah, karenanya Nabi Yusuf justru mendapatkan pahala dari Allah. Adapun bisikan yang ada pada sang wanita sudah meningkat hingga pada tekad bulat, dan sampai pada usaha baik dengan perkataan maupun perbuatan.
Maka bisikan seperti ini terhitung dosa di sisi Allah. Adapun Yusuf maka beliau tidak menimpulkan dosa karena hanya berupa bisikan hasrat hati dan belum menjadi tekad bulat.
Kemudian Allah Subḥānahu Wa Ta’ālā berfirman:
وَاسْتَبَقَا الْبَابَ
Artinya:
“Dan keduanya berlomba menuju pintu.” (QS. Yusuf: 24)
Mereka berdua berlomba menuju pintu. Nabi Yusuf lari menuju pintu untuk kabur, dan sang wanita lari menuju pintu untuk menangkap yusuf. Keduanya berlomba-lomba. Yang satu berlomba pada ketaatan agar selaamat dari zina, dan yang satu berlomba pada kemaksiatan untuk melakukan zina.
Allah Subḥānahu Wa Ta’ālā berfirman:
وَقَدَّتْ قَمِيصَهُ مِنْ دُبُرٍ وَأَلْفَيَا سَيِّدَهَا لَدَى الْبَابِ قَالَتْ مَا جَزَاءُ مَنْ أَرَادَ بِأَهْلِكَ سُوءًا إِلَّا أَنْ يُسْجَنَ أَوْ عَذَابٌ أَلِيمٌ (25)
Artiya:
“Dan perempuan itu menarik baju gamisnya Yusuf dari belakang hingga koyak dan keduanya mendapati suami perempuan itu di depan pintu. Dia perempuan itu berkata, ‘Apakah balasan terhadap orang yang bermaksud buruk terhadap isterimu, selain dipenjarakan atau dihukum dengan siksa yang pedih?’” (QS. Yusuf: 25)
Ketika mendapati suaminya di depan pintu, ternyata Zulaikha pandai berbicara dan dia memutar balikkan fakta. Dia berkata, “Apakah balasan terhadap orang yang bermaksud buruk terhadap isterimu, selain dipenjarakan atau dihukum dengan siksa yang pedih?”. Dan inilah hebatnya Zulaikha karena dia pandai berbicara, karena biasanya wanita jika sudah terjebak dalam kondisi tertangkap basah seperti ini mereka akan bingung untuk berbicara apa. Akhirnya Yusuf pun membela diri bahwa dirinyalah yang telah dirayu, maka Yusuf pun membantah tuduhan tersebut.
Allah Subḥānahu Wa Ta’ālā berfiman:
قَالَ هِيَ رَاوَدَتْنِي عَنْ نَفْسِي وَشَهِدَ شَاهِدٌ مِنْ أَهْلِهَا إِنْ كَانَ قَمِيصُهُ قُدَّ مِنْ قُبُلٍ فَصَدَقَتْ وَهُوَ مِنَ الْكَاذِبِينَ (26) وَإِنْ كَانَ قَمِيصُهُ قُدَّ مِنْ دُبُرٍ فَكَذَبَتْ وَهُوَ مِنَ الصَّادِقِينَ (27)
Artinya:
“Dia Yusuf berkata, ‘Dia yang menggodaku dan merayu diriku.’ Seorang saksi dari keluarga perempuan itu memberikan kesaksian, ‘Jika baju gamisnya koyak di bagian depan, maka perempuan itu benar, dan dia Yusuf termasuk orang yang dusta’. Dan jika baju gamisnya koyak di bagian belakang, maka perempuan itulah yang dusta, dan dia Yusuf termasuk orang yang benar.” (QS. Yusuf: 26-27)
Site: Bina Qurani Islamic Boarding School, Image: Kisah Cinta Nabi Yusuf, Source: Photo by Oday Pexels
Lalu Allah Subḥānahu Wa Ta’ālā menceritakan tentang suaminya ketika melihat baju Yusuf,
فَلَمَّا رَأَى قَمِيصَهُ قُدَّ مِنْ دُبُرٍ قَالَ إِنَّهُ مِنْ كَيْدِكُنَّ إِنَّ كَيْدَكُنَّ عَظِيمٌ (28)
Artinya:
Maka ketika dia (suami perempuan itu) melihat baju gamisnya (Yusuf) koyak di bagian belakang, dia berkata, “Sesungguhnya ini adalah tipu dayamu. Tipu dayamu benar-benar hebat.” (QS. Yusuf: 28)
Maka suaminya pun meminta kepada Yusuf untuk melupakan kejadian ini, disebutkan di dalam Alquran:
يُوسُفُ أَعْرِضْ عَنْ هَذَا وَاسْتَغْفِرِي لِذَنْبِكِ إِنَّكِ كُنْتِ مِنَ الْخَاطِئِينَ (29)
Artinya:
“Wahai Yusuf! ‘Lupakanlah ini, dan (istriku) mohonlah ampunan atas dosamu, karena engkau termasuk orang yang bersalah.” (QS. Yusuf: 29)
Al-Aziz menginginkan agar berita ini hilang. Sebagian ahli tafsir menjelaskan alasan mengapa suami ini tidak marah terhadap isterinya. Disebutkan dalam Israiliyyat bahwa suaminya tersebut lemah syahwat dan tidak bisa melayani isterinya maka dia memaklumi jika isterinya tertarik dengan lelaki lain sehingga dia tidak begitu marah terhadap isterinya.
Bukan karena dia tidak memiliki kecemburuan, akan tetapi dia sudah tidak bisa apa-apa akhirnya dia hanya bisa meminta kepada isteri untuk memohon ampunan kepada Allah Subḥānahu Wa Ta’ālā dan meminta Yusuf untuk melupakan kekjadian tersebut agar berita tersebut hilang.
Demikianlah kisah tentang digodanya Nabi Yusuf ‘Alaihi Al-Sallam oleh isteri seorang Menteri Keuangan Mesir saat itu. Kisah ini bukanlah kisah cinta Nabi Yusuf ‘Alaihi Al-Sallam, namun kisah tentang keteguhan Nabi Yusuf ‘Alaihi Al-Sallam menahan godaan wanita agar terhindar dari maksiat kepada Allah Subḥānahu Wa Ta’ālā.
Thumbnail Source: Photo by Walid Pexels
Artikel Terkait:
Kisah Nabi Sulaiman