Generic selectors
Exact matches only
Search in title
Search in content
Post Type Selectors

Konsep Kebahagiaan Manusia

Bina-Qurani-Konsep-Kebahagiaan-Manusia

Konsep Islam tentang kebahagiaan manusia (falāh) dan kehidupan yang baik (hayātan ṭayyibah) sangat menekankan aspek persaudaraan (ukhuwah), keadilan sosio-ekonomi, dan pemenuhan kebutuhan-kebutuhan spiritual. Hal ini berdasarkan keyakinan bahwa manusia memiliki kedudukan yang sama di sisi Allah S.W.T. sebagaimana seorang hamba dan seorang khalifah di muka bumi yang tidak akan merasakan kebahagiaan dan ketenangan batin kecuali jika kebutuhan materiil dan spiritual terpenuhi. Menurut Islam bahwa peningkatan spiritual merupakan isi utama dari kebahagiaan manusia (falāh) dan setiap usaha yang dilakukan tanpa menyertakan peningkatan spiritual niscaya hanya akan menuai kegagalan.[1]

Menurut M. Umer Chapra bahwa unsur-unsur falāh dan hayātan ṭayyibah terkandung di dalamnya maqāṣid sharī’ah yang meliputi perlindungan keimanan, kehidupan, akal, keturunan, dan harta benda. Chapra mengutip penjelasan al-Ghazālī bahwa tujuan utama syarat itu adalah untuk memelihara kesejahteraan manusia yang mencakup perlindungan keimanan, kehidupan, akal, keturunan, dan harta benda. Kemudian dia mengutip penegasan Ibnu al-Qayyim bahwa setiap alokasi dan disktribusi sumber-sumber daya yang tidak dilakukan dalam rangka mewajudkan falāh dan hayātan ṭayyibah tidak adil dan tidak mencerminkan hikmah.[2]

Bina-Qurani-Konsep-Kebahagiaan-Manusia

Site: Bina Qurani Islamic Boarding School, Image: Konsep Kebahagiaan Manusia, Source: Photo by Orest Pexels

Menurut M. Umer Chapra,[3] Afzalur Rahman,[4] M. Abdul Manan,[5] dan Muhammad Sharif Chaudry[6] bahwa aspek spiritual dan moral yang menjadi perbedaan mendasar antara konsep negara kesejahteraan Islam dengan konsep Welfare State yang dianut dan dikembangkan negara-negara modern. Dalam kajian ini, penulis akan menjadikan konsep kesejahteraan M. Umer Chapra sebagai landasan teori dalam tulisan ini. Ekonom muslim kotemporer lainnya yang sependapat dengan pandangan M. Umer Chapra hanya memperkuat teori-teori yang disampaikan oleh Chapra.

Umer Chapra[7] mengatakan bahwa Islam merupakan pandangan hidup yang seimbang dan terpadu yang dapat mengantarkan seseorang menggapai kebahagiaan (falah) melalui penegakan keharmonisan antara kebutuhan-kebutuhan moral dan materiil manusia dan aktualisasi keadilan sosioekonomi serta persaudaraan dalam masyarakat. Menurut M. Umer Chapra[8] juga bahwa kesejahteraan atau disebut dengan istilah falah itu mencakup kepuasan fisik dan rohani. Sebab kedamaian mental dan kebahagiaan hanya dapat diraih dengan cara realisasi yang seimbang antara kebutuhan materi dan rohani dari setiap orang.

 

==========

[1] M. Umer Chapra, Islam dan Tantangan Ekonomi, (Jakarta:  Gema Insani Press dan Tazkia Cendikia, 2000), 7-13.

Menurut Chapra bahwa peningkatan spiritual merupakan isi utama dari kebahagiaan manusia (falāh) dan setiap usaha yang dilakukan tanpa menyertakan peningkatan spiritual niscaya hanya akan menuai kegagalan. Penyebutan kata al-Falāh dalam al-Qur’an sekitar empat puluh kali dalam beragam konteks menunjukkan bahwa al-Falāh merupakan dasar konsep kesejahteraan. Dasar konsep hayātan ṭayyibah adalah firman Allah dalam surat al-Naḥl ayat 97.

[2] M. Umer Chapra, Islam dan Tantangan Ekonomi, (Jakarta:  Gema Insani Press dan Tazkia Cendikia, 2000), 7-13

[3] M. Umer Chapra, Islam dan Pembangunan Ekonomi, (Jakarta:  Gema Insani Press dan Tazkia Cendikia, 2005), 7-9.

[4] Afzalur Rahman, Doktrin Ekonomi Islam, (Yogyakarta: PT. Dana Bakti Wakaf, 1995), jilid 1, 50-54.

[5] M. Abdul Mannan, Teori dan Praktek Ekonomi Islam, (Yogyakarta: PT. Dana Bhakti Wakaf, 1995), 357-365.

[6] Muhammad Sharif Chaudhry, Sistem Ekonomi Islam: Prinsip Dasar, (Jakarta: Kencana, 2012), 303-306.

[7] M. Umer Chapra, Sistem Moneter Islam, (Jakarta:  Gema Insani Press dan Tazkia Cendikia, 2000), xv.

[8] M. Umer Chapra, Islam dan Pembangunan Ekonomi, (Jakarta:  Gema Insani Press dan Tazkia Cendikia, 2005), 8.

Dikutip dari: Dr. Ghifar, Lc., M.E.I., Konsep dan Implementasi Keuangan Negara pada Masa Al-Khulafa Al-Rashidun(Cirebon: Nusa Literasi Inspirasi, 2020), 55-56.

Thumbnail Source: Photo by David Pexels

Artikel Terkait:
Konsep Kesejahteraan Islam

TAGS
#ihlas beramal #ikhlas beramal shalih #ikhlas beramal #ikhlas dalam beramal #ikhlas dalam beribadah #ikhlas ketika shalat #ikhlas #Keuangan Islam #Keuangan Negara dalam Islam #kiat-kiat ikhlas #niat yang ikhlas #pengertian ikhlas #pentingnya ikhlas beramal #urgensi ikhlas dalam islam #Wakaf
© 2021 BQ Islamic Boarding School, All Rights reserved
Login