Hukum bacaan mad jaiz munfashil tentunya sangat sering kita temui ketika kita sedang membaca Alquran. Namun, sudahkah kita mengetahui hukum bacaan mad jaiz munfashil? Atau jangan-jangan ketika kita membaca Alquran kita tidak mengetahui hukum bacaan mad jaiz munfashil tersebut?
Hal seperti ini sering kali terjadi, tahu cara membacanya akan tetapi tidak tahu hukum bacaannya. Oleh sebab itu, pada kesempatan kali ini kami ingin sedikit mengulas mengenai hukum tajwid bacaan mad jaiz munfashil.
Sebelum membahas mad jaiz munfashil, ada baiknya kami sedikit menjelaskan mengenai hukum bacaan mad. Pembahasan hukum bacaan mad ini akan memberikan kemudahan bagi kita, sebagai bekal bagi kita, ketika akan mempelajari hukum bacaan mad jaiz munfashil.
Site: Bina Qurani Islamic School, Image: Mad Jaiz Munfashil, Source: Photo From Thirdman Pexels
Mad adalah hukum bacaan yang digunakan untuk mengatur panjang pendeknya suatu bacaan di dalam Alquran. Di dalam ilmu tajwid hukum bacaan mad di bagi menjadi dua, yaitu mad asli dan mad far’i.
Mad asli atau yang sering dikenal dengan mad thabi’i adalah mad yang masih murni yaitu hukum bacaan yang terjadi apabila:
Panjang bacaan mad tabii yaitu dua harakat atau satu alif.
Sedangkan mad far’i yaitu hukum mad tambahan atau cabang dari mad asli sebagai hukum asalnya, yang disebabkan karena adanya hamzah atau sukun. Hukum bacaan mad far’i dibagi menjadi tiga belas hukum mad.
Site: Bina Qurani Islamic School, Image: Mad Jaiz Munfashil, Source: Photo From Freepik
Mad jaiz munfasil adalah salah satu hukum tajwid yang merupakan bagian dari hukum mad far’i. Menurut bahasa, pengertian mad jaiz adalah:
Mad jaiz munfashil terjadi apabila ada hukum bacaan mad thabi’i yang bertemu dengan hamzah yang berada pada kallimat lain (terpisah). Sesuai dengan namanya, mad jaiz munfashil boleh dibaca panjang dengan panjang:
Dalam hukum bacaan mad, panjang harakat harus tetap, merata dan teratur. Apabila dari awal membaca Alquran, bacaan mad jaiz munfashil dibaca dengan panjang enam harakat, maka seterusnya juga tetap enam harakat. Apabila lima harakat, maka seterusnya pun demikian lima harakat. Tidak boleh berubah-ubah.
Jadi yang menjadi poin utamanya adalah, disebut sebagai mad jaiz munfashil apabila terdapat mad thabi’i bertemu atau diikuti dengan huruf hamzah di lain kalimat (di kalimat yang berbeda).
Site: Bina Qurani Islamic School, Image: Mad Jaiz Munfashil, Source: Photo From Alena Darmel Pexels
Di dalam Alquran terdapat banyak sekali bacaan mad jaiz munfashil. Berikut ini adalah beberapa contoh bacaan mad jaiz munfashil yang terdapat di dalam Alquran:
وَعَلَى أَبْصَارِهِمْ غِشَاوَةٌ
“Penglihatan mereka telah tertutup …” (QS. Al-Baqarah [02]: 7)
قَالُوا إِنَّمَا نَحْنُ مُصْلِحُونَ
“Mereka menjawab, sesungguhnya kami justru orang-orang yang melakukan perbaikan.” (QS. Al-Baqarah [02]: 11)
هُوَ الَّذِي أَنْزَلَ عَلَيْكَ الْكِتَابَ
“Dialah yang menurunkan Kitab (Alquran) kepadamu (Muhammad) … “ (QS. Ali Imran [03]: 7)
يَاأَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَة
“Wahai manusia! Bertakwalah kepada Rabb-mu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu (Adam) …” (QS. An-Nisa [04]: 1)
وَمِنَ الَّذِينَ قَالُوا إِنَّا نَصَارَى
“Dan di antara orang-orang yang mengatakan, ‘Kami ini orang Nasrani’ …” (QS. Al-Maidah [05]: 14)
Demikianlah beberapa contoh bacaan mad jaiz munfashil yang terdapat di Alquran. Selain contoh-contoh di atas, di dalam Alquran masih terdapat banyak sekali contoh-contoh bacaan mad jaiz munfashil yang lainnya.
Thumbnail Source: Photo From Thirdman Pexels
Artikel Terkait:
Ayat Kursi