Pada masa kekhilafahan ’Abū Bakr al-Ṣiddīq r.a. terjadi beberapa peristiwa penting dalam sejarah Islam. Yaitu: Memerangi orang-orang yang murtad atau dikenal dengan perang riddah, memerangi para penolak zakat, melanjutkan pengiriman pasukan Usāmah r.a. yang sebelumnya sudah dipersiapkan oleh Rasulullah S.A.W. sebelum wafat, perang Yamāmah, yaitu memerangi Musailamah al-Kadhāb yang mengaku sebagai nabi. Pada perang tersebut banyak para penghafal al-Qur’an yang syahid.[1] Di antara sekian banyaknya jasa ’Abū Bakr al-Ṣiddīq r.a. selama menjabat khalifah, ketegasan beliau dalam menindak orang-orang yang enggan membayar zakat merupakan jasa yang sangat berharga dalam bidang keuangan negara dan menghimpun al-Qur’an.
’Abū Bakr al-Ṣiddīq r.a. wafat pada bulan Jumadil Akhir tahun 13 H bertepatan pada tahun 634 M. Masa kekhalifahan beliau cukup singkat, yaitu hanya 2 tahun 3 bulan. Sebab kematiannya adalah sakit parah yang menimpa beliau. Sebelum wafat beliau telah menunjuk ‘Umar ibn al-Khaṭāb r.a. sebagai khalifah yang menggantikannya setelah beliau meminta pertimbangan kepada beberapa sahabat nabi senior lainnya.[2]
Site: Bina Qurani Islamic Boarding School, Image: Masa Kekhilafahan ’Abū Bakr al-Ṣiddīq, Source: Photo by Fuzial Pexels
’Abū Ja’far Muhammad ibn Jarīr al-Ṭabarī mencantumkan riwayat dari Mu’āwiyah bahwa Rasulullah S.A.W. meninggal dunia pada usia 63 tahun, ’Abū Bakr meninggal dunia pada usia 63 tahun, dan ‘Umar meninggal dunia juga pada usia 63 tahun. Menurut al-Ṭabarī juga bahwa masa kekhalifahan ’Abū Bakr al-Ṣiddīq r.a. adalah selama 2 tahun, 3 bulan, dan 20 hari. Adapula yang mengatakan 10 hari.[3]
==========
[1] ‘Abd al-Raḥmān ibn ’Abī Bakr al-Suyūtī, Tārīkh al-Khulafā’, (Beirūt: Dār al-Minhāj, 2013), 157. ‘Aḥmad Ma’mūr al-‘Usairī, Mūjaz al-Tārīkh al-Islāmī Mundhu Ᾱdam ‘Alaihi al-Salām Ilā ‘Asrina al-Hādir 1417, (Damām: Dār al-Imām Mālik, 1996), 100-107. Ibrahim al-Quraibi, Tarikh Khulafa; Sejarah Lengkap Kehidupan Empat Khalifah Setelah Wafatnya Rasulullah S.A.W., (Jakarta: Qistri Press, 2012), 315.
[2] ‘Aḥmad Ma’mūr al-‘Usairī, Mūjaz al-Tārīkh al-Islāmī Mundhu Ᾱdam ‘Alaihi al-Salām Ilā ‘Asrina al-Hādir 1417, (Damām: Dār al-Imām Mālik, 1996), 106. ‘Uthmān ibn Muhammad al-Khamīs, Ḥuqbah Min al-Tārīkh, (Iskandariyah: Dār al-Imān, 1999), 65-66.
[3] ’Abū Ja’far Muhammad ibn Jarīr al-Ṭabarī, Tārīkh al-Ṭabarī: Ṭārīkh al-’Umam Wa al-Mulūk, (Beirūt: Dār al-Kutub al-‘Ilmiyyah, 2005), 2, 348.
Dikutip dari: Dr. Ghifar, Lc., M.E.I., Konsep dan Implementasi Keuangan Negara pada Masa Al-Khulafa Al-Rashidun, (Cirebon: Nusa Literasi Inspirasi, 2020), 99-100.
Thumbnail Source: Photo by Victor Pexels
Artikel Terkait:
’Abū Bakr al-Ṣiddīq