Perilaku mulia atau yang sering disebut dengan akhlak mulia adalah segala bentuk tabiat dan budi pekerti yang luhur yang dipraktikan dalam menjalani aktivitas sehari-hari dan merupakan suatu kebiasaan di dalam kehidupan seseorang. Perilaku mulia (akhlak mulia) adalah perilaku Rasulullah Ṣallallāhu ‘Alaihi Wa Sallam.
Hal ini sebagaiman yang difirmankan oleh Allah Subḥānahu Wa Ta’ālā di dalam Alquran:
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا
Artinya:
“Sungguh telah ada pada diri Rasulullah Ṣallallāhu ‘Alaihi Wa Sallam itu suri teladan yang baik bagimu, yaitu bagi orang-orang yang mengharap rahmat Allah dan kedatangan hari kiamat dan yang banyak mengingat Allah.” (QS. Al-Ahzab [33]: 21)
Di dalam ayat yang lain, Allah Subḥānahu Wa Ta’ālā berfirman:
وَإِنَّكَ لَعَلَى خُلُقٍ عَظِيمٍ
Artinya:
“Dan sesungguhnya kamu (Muhammad) benar-benar berakhlak mulia (berbudi pekerti luhur.” (QS. Al-Qalam [68]: 4)
Dua firman Allah Subḥānahu Wa Ta’ālā di atas, dijelaskan bahwa akhlak atau perilaku mulia merupakan akhlak dari Nabi Muhammad Ṣallallāhu ‘Alaihi Wa Sallam. Maka, sebagai seorang muslim sudah semestinya menjadikan beliau Ṣallallāhu ‘Alaihi Wa Sallam sebagai teladan dalam berperilaku mulia.
Site: Bina Qurani Islamic Boarding School, Image: Menerapkan Perilaku Mulia, Source: Photo by Asker Pexels
Berperilaku mulia dalam aktivitas sehari-hari kepada setiap orang yang kita temui merupakan suatu amalan yang memiliki pahala besar dan berat dalam timbangan. Dengan siapapun, di manapun, dan dalam kondisi apapun kita sebagai seorang muslim, diperintahkan untuk senantiasa menerapkan perilaku mulia.
Rasulullah Ṣallallāhu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda:
مَا مِنْ شَيْءٍ يُوضَعُ فِي الْمِيزَانِ أَثْقَلُ مِنْ حُسْنِ الخُلُقِ ، وَإِنَّ صَاحِبَ حُسْنِ الخُلُقِ لَيَبْلُغُ بِهِ دَرَجَةَ صَاحِبِ الصَّوْمِ وَالصَّلاَةِ
Artinya:
“Tidak ada sesuatu amalan yang jika diletakkan dalam timbangan lebih berat dari akhlak mulia (perilaku mulia). Sesungguhnya orang yang berperilaku mulia bisa menggapai derajat orang yang rajin puasa dan rajin shalat.” (HR. Tirmidzi)
Adapun di antara perilaku mulia yang dapat kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari yaitu:
Salah satu perilaku mulia yang dapat kita terapkan dalam aktivitas sehari-hari adalah menjaga lisan. Menjaga lisan artinya tidak berkata yang jelek atau buruk yang dilarang oleh syariat dan dapat melukai hati sesama muslim.
Rasulullah Ṣallallāhu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda:
مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ، فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ
Artinya:
“Barang siapa beriman kepada Allah Subḥānahu Wa Ta’ālā dan hari akhir, hendaklah ia berkata baik atau diam.” (HR. Bukhai Muslim)
Hadits di atas menunjukkan bahwa ada dua macam kewajiban, yaitu kewajiban untuk beriman kepada Allah Subḥānahu Wa Ta’ālā dan kewajiban kepada sesama manusia. Kewajiban yang terkait dengan hak Allah adalah menjaga lisan. Artinya apabila seorang muslim beriman dengan benar kepada Allah dan hari akhir, maka diperintahkan untuk menjaga lisan.
Site: Bina Qurani Islamic Boarding School, Image: Menerapkan Perilaku Mulia, Source: Photo by Mister Pexels
Memuliakan tamu merupakan perilaku mulia yang diperintahkan oleh Allah Subḥānahu Wa Ta’ālā kepada setiap muslim. Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah Ṣallallāhu ‘Alaihi Wa Sallam:
مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ، فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ
Artinya:
“Barang siapa yang beriman kepada Allah Subḥānahu Wa Ta’ālā dan hari akhir, hendaklah ia memuliakan tamunya.” (HR. Bukhari Muslim)
Kata ikram pada hadits di atas artinya adalah memuliakan dengan sebaik-baiknya. Yaitu memuliakan setiap tamu yang datang berkunjung ke kediaman kita. Di antara adab dalam melayani dan memuliakan tamu sudah diajarkan oleh Nabi Ibrahim ‘Alaihi Al-Sallam sebagaimana yang disebutkan dalam firman Allah Subḥānahu Wa Ta’ālā:
هَلْ أَتَاكَ حَدِيثُ ضَيْفِ إِبْرَاهِيمَ الْمُكْرَمِينَ (24) إِذْ دَخَلُوا عَلَيْهِ فَقَالُوا سَلَامًا قَالَ سَلَامٌ قَوْمٌ مُنْكَرُونَ (25) فَرَاغَ إِلَى أَهْلِهِ فَجَاءَ بِعِجْلٍ سَمِينٍ (26) فَقَرَّبَهُ إِلَيْهِمْ قَالَ أَلَا تَأْكُلُونَ (27) فَأَوْجَسَ مِنْهُمْ خِيفَةً قَالُوا لَا تَخَفْ وَبَشَّرُوهُ بِغُلَامٍ عَلِيمٍ (28) فَأَقْبَلَتِ امْرَأَتُهُ فِي صَرَّةٍ فَصَكَّتْ وَجْهَهَا وَقَالَتْ عَجُوزٌ عَقِيمٌ (29) قَالُوا كَذَلِكِ قَالَ رَبُّكِ إِنَّهُ هُوَ الْحَكِيمُ الْعَلِيمُ (30)
Artinya:
“Sudahkah sampai kepadamu Muhammad, cerita tentang tamu Ibrahim (yaitu malaikat-malaikat) yang dimuliakan? (Ingatlah) ketika mereka masuk ke tempatnya lalu mengucapkan: “Salaama”. Ibrahim menjawab: “Salaamun (kamu) adalah orang-orang yang tidak dikenal.” Maka dia pergi dengan diam-diam menemui keluarganya, kemudian dibawanya daging anak sapi gemuk. Lalu dihidangkannya kepada mereka. Ibrahim lalu berkata: “Silahkan Anda makan.” (Tetapu mereka tidak mau makan), karena itu Ibrahim merasa takut kepada mereka. Mereka berkata: “Janganlah kamu takut.” Dan mereka memberi kabar gembira kepadanya (kelahiran) seorang anak yang alim yaitu Ishak.” (QS. Adz-Dzariyat: 24-30)
Di antara perilaku mulia dalam menerima tamu adalah tidak menanyakan kepada tamu, “Apakah engkau mau makan?” atau, “Apakah aku boleh sajikan makan untukmu?” Akan tetapi yang baik adalah tuan rumah menyajikan apa yang ia punya. Apabila tamu mau makan apa yang disajikan, syukurlah. Apabila tidak mau menikmatinya, tinggal dibereskan sajian atau hidangan tersebut.
Site: Bina Qurani Islamic Boarding School, Image: Menerapkan Perilaku Mulia, Source: Photo by Cottonbro Pexels
Tetangga adalah siapa saja yang berdampingan dan dekat dengan rumah kita. Mereka ini berhak mendapatkan perilaku mulia dari kita, dan kita terlarang untuk mengganggu mereka. Maka wajib bagi kita untuk senantiasa memuliakan tetangga dan tercela apabila mengganggunya.
Rasulullah Ṣallallāhu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda:
مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيُكْرِمْ جَارَهُ
Artinya:
“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia memuliakan tetangganya.” (HR. Bukhari Muslim)
Adapun beberapa perilaku mulia menurut Imam Al-Ghazali yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dalam hal memuliakan tetangga yaitu:
Thumbnail Source: Photo by Roman Pexels
Artikel Terkait:
Hadits Tentang Akhlak Mulia Pada Arbain Nawawi