Generic selectors
Exact matches only
Search in title
Search in content
Post Type Selectors

Mengaku Mengetahui yang Ghaib

Bina-Qurani-Mengaku-Mengetahui-yang-Ghaib
Mengaku Mengetahui yang Ghaib

Yang dimaksud dengan al-ghaib ialah segala hal yang tersembunyi dari manusia, baik yang akan datang atau yang telah lalu, tidak dapat mereka lihat dan hanya diketahui oleh Allah Subḥānahu Wa Ta’ālā. Allah Subḥānahu Wa Ta’ālā berfirman:

قُلْ لَا يَعْلَمُ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ الْغَيْبَ إِلَّا اللَّهُ

Artinya:

“Katakanlah, ‘Tidak ada seorang pun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghaib, kecuali Allah.” (QS. An-Naml: 65)

Tidak ada yang mengetahui perkara ghaib selain Allah. Terkadang Dia memperlihatkan perkara ghaib yang dikehendakinya kepada para Rasul-Nya untuk sebuah hikmah dan kemaslahatan. Allah Subḥānahu Wa Ta’ālā berfirman:

عَالِمُ الْغَيْبِ فَلَا يُظْهِرُ عَلَى غَيْبِهِ أَحَدًا (26) إِلَّا مَنِ ارْتَضَى مِنْ رَسُولٍ

Artinya:

“Dialah Tuhan yang mengetahui yang ghaib, maka Dia tidak memperhatikan tentang yang ghaib itu kepada seorang pun. Kecuali kepada Rasul yang Dia ridhai.” (QS. Al-Jin: 26-27)

Bina-Qurani-Mengaku-Mengetahui-yang-Ghaib

Site: Bina Qurani Islamic Boarding School, Image: Mengaku Mengetahui yang Ghaib, Source: Photo by Eberhard Pexels

Artinya, Allah Subḥānahu Wa Ta’ālā tidak akan memperlihatkan hal ghaib kecuali kepada siapa saja yang Dia pilih untuk menyampaikan risalah-Nya. Dia akan menampakkan untuknya hal ghaib yang Dia kehendaki. Sebab, bukti kenabiannya ialah adanya mukjizat-mukjizat, yang di antaranya berupa pengetahuan tentang hal ghaib yang Allah perlihatkan kepadanya.

Dan hal ini berlaku umum untuk semua utusan-Nya, baik dari kalangan malaikat maupun manusia biasa. Allah Subḥānahu Wa Ta’ālā tidak akan memperlihatkannya kepada selain keduanya berdasarkan dalil yang telah membatasinya.

Jadi, barangsiapa yang mengaku perkara ghaib melalui perantara selain dari para Rasul yang telah dikecualikan-Nya, berarti ia pendusta dan telah kafir. Bai kia mengaku mengetahuinya melalui cara membaca garis telapak tangan, air dalam cangkir, perdukunan, sihir, ilmu nujum, atau lainnya.

Inilah yang seringkali dilakukan oleh para tukang sihir dan para pembohong dalam memberitahukan di mana barang yang hilang berada, sesuatu yang ghaib, atau penyebab dari sebuah sakit. Mereka mengatakan, “Si fulan mengirim ini dan itu kepadamu, sehingga kamu sakit.” Padahal, sebenarnya mereka menggunakan bantuan jin dan setan. Tetapi, mereka menampakkan kepada manusia seolah jal itu dia dapat dari cara-cara tersebut di atas untuk mengelabuhi atau menipu manusia.

Bina-Qurani-Mengaku-Mengetahui-yang-Ghaib

Site: Bina Qurani Islamic Boarding School, Image: Mengaku Mengetahui yang Ghaib, Source: Photo by George Pexels

Pengetahuan tentang hal ghaib itu terkadap mereka dapat dari ilmu nujum. Yaitu menjadikan ihwal perbintangan atau zodiak sebagai petunjuk terjadianya berbagai peristiwa di bumi. Mereka mengatkan, “Barangsiapa menikah dengan seorang yang berzodiak ini dan itu, maka ia akan mengalami ini dan itu. Barangsiapa bepergian dengan orang yang berzodiak ini dan itu maka ia akan mendapat ini dan itu. Barangsiapa lahir dengan zodiak ini dan itu maka ia akan Bahagia atau sengsara.”

Seperti yang dimuat di dalam beberapa majalah tidak bermutu yang berisi tahayul-tahayul seputar perbintangan dan nasib yang terdapat di dalamnya.

Sebagian orang yang tidak mengerti agama dan yang lemah imannya pergi ke ahli nujum untuk menanyakan masa depan dan nasib yang akan dialaminya, untuk menanyakan perihal pernikahannya dan lainnya. Padahal, barangsiapa yang mengetahui yang ghaib atau percaya kepada orang yang mengaku mengetahui hal ghaib, berarti ia musyrik dan kafir. Sebab, ia mengaku bersekutu dengan Allah dalam hal-hal yang menjadi kekhususan-Nya.

Bintang-bintang hanyalah makhluk yang tunduk kepada Allah. Ia tidak memiliki kuasa sama sekali. Ia juga tidak dapat menunjukkan kesengsaraan atau kebahagiaan seseorang, juga kematian atau kehidupannya. Ini semua tidak lain hanyalah ulah setan yang mencuri pendengaran tentang takdir Allah.

Dikutip dari: Dr. Shalih bin Fauzan Al-Fauzan, Aqidatut Tauhid Kitabut Tauhid lis-Shaff Al-Awwal – Ats-Tsalis – Al-Aly. Edisi terjemah: Alih Bahasa Syahirul Alim Al-Adib, Lc., Kitab Tauhid, (Jakarta: Ummul Qura, 2018), 356-358.

Artikel Terkait:
Hakikat Adh-Dhalal dan Ar-Riddah

TAGS
#adab penuntut ilmu #adab sebelum ilmu #Adab #Akidah #Alquran 30 Juz #Generasi Qurani #Keutamaan Membaca Alquran #Belajar Alquran #Bina Qurani #Menghafal Alquran #Sekolah Islam #Sekolah Tahfiz
© 2021 BQ Islamic Boarding School, All Rights reserved
Login