Mengimani malaikat termasuk rukun iman kedua. Artinya ialah meyakini bahwa Allah Subḥānahu Wa Ta’ālā memiliki balaikat yang benar-benar ada, diciptakan dari cahaya, tidak mendurhakai perintah-perintah-Nya dan senantiasa melaksanakan apapun yang diperintahkan kepada mereka.
Allah Subḥānahu Wa Ta’ālā mewajibkan seorang muslim untuk beriman atau mengimani malaikat. Dalil-dalil yang mewajibkan seseorang untuk mengimani malaikat di antaranya adalah:
Allah Subḥānahu Wa Ta’ālā menjadikan iman kepada malaikat ini termasuk bagian dari akidah seorang mukmin. Allah Subḥānahu Wa Ta’ālā berfirman:
آمَنَ الرَّسُولُ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْهِ مِنْ رَبِّهِ وَالْمُؤْمِنُونَ كُلٌّ آمَنَ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْ رُسُلِهِ وَقَالُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيرُ (285)
Artinya:
“Rasul telah beriman kepada Alquran yang diturunkan kepadanya dari Rabb-nya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, dan rasul-rasul-Nya. (QS. Al-Baqarah: 285)
Site: Bina Qurani Islamic Boarding School, Image: Mengimani Malaikat, Source: Photo by Meruyert Pexels
Allah mewajibkan keimanan ini dan mengkafirkan orang yang mengingkarinya. Firman Allah Subḥānahu Wa Ta’ālā:
لَيْسَ الْبِرَّ أَنْ تُوَلُّوا وُجُوهَكُمْ قِبَلَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ وَلَكِنَّ الْبِرَّ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَالْمَلَائِكَةِ وَالْكِتَابِ وَالنَّبِيِّينَ
Artinya:
“Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari akhir, malaikat-malaikat, kitab-kitab, dan nabi-nabi …” (QS. Al-Baqarah: 177)
وَمَنْ يَكْفُرْ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَالًا بَعِيدًا (136)
Artinya:
“Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya.” (QS. An-Nisa: 136)
Rasulullah Ṣallallāhu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda, ketika malaikat Jibril bertanya kepada beliau mengenai definisi iman.
أَنْ تُؤْمِنَ بِاللهِ وَمَلائِكَتِهِ، وَكُتُبِهِ، وَرُسُلِهِ، وَالْيَوْمِ الْآخِرِ، وَبِالْقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ
Artinya:
“Engkau beriman kepada Allah, para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para rasul-Nya, beriman kepada hari akhir, beriman kepada takdir-Nya, yang baik mupun yang buruk.” (HR. Bukhari)
Berdasarkan hadis tersebut, Rasulullah Ṣallallāhu ‘Alaihi Wa Sallam menetapkan bahwa iman ialah mempercayai semua hal tersebut, dan iman kepada malaikat termasuk satu bagian dari hal itu. Keberadaan malaikat telah ditetapkan dengan dalil qath’I, dan mengingkari mereka adalah sebuah kekafiran menurut kesepakatan kaum muslimin. Sebab, tidak mengimani mereka adalah menyelisishi nash yang sharih dari Alquran dan Assunnah.
Dikutip dari: Dr. Shalih bin Fauzan Al-Fauzan, Aqidatut Tauhid Kitabut Tauhid lis-Shaff Al-Awwal – Ats-Tsalis – Al-Aly. Edisi terjemah: Alih Bahasa Syahirul Alim Al-Adib, Lc., Kitab Tauhid, (Jakarta: Ummul Qura, 2018), 185-186.
Thumbnail Source: Photo by Alena D Pexels
Artikel Terkait:
Apa itu Malaikat?