Islam adalah satu-satunya agama yang diridhai Allah Subḥānahu Wa Ta’ālā, dengan syariat-syariat yang mulia lagi sempurna. Di antara kemuliaan dan kesempurnaan ajaran agama Islam adalah mendorong umatnya untuk senantiasa berhias dengan akhlak yang mulia. Begitu pun sebaliknya, di dalam ajaran agama Islam juga terdapat larangan bagi umatnya agar menjauhi akhlak-akhlak yang tercela.
Rasulullah Ṣallallāhu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda:
إِنَّمَا بُعِثْتُ لِأُتَمِّمَ صَالِحَ الْأَخْلَاقِ
Artinya:
“Sesungguhnya aku hanyalah diutus untuk menyempurnakan akhlak yang luhur.” (HR. Bukhari dan Ahmad)
Akhlak mulia merupakan salah satu perkara yang ditekankan di dalam ajaran agama Islam. Agama ini menekankan umatnya untuk senantiasa berhias dengan akhlak yang mulia, terhadap Allah Subḥānahu Wa Ta’ālā, Rasulullah Ṣallallāhu ‘Alaihi Wa Sallam, dan juga terhadap sesama makhluk-Nya.
Sebab dengan akhlak mulia, maka tampaklah kesempurnaan dan ketinggian agama Islam ini, yaitu agama yang indah dan sempurna, baik dari sisi aqidah, ibadah, adab, dan akhlak. Selain itu, akhlak mulia juga merupakan perilaku yang memiliki banyak keutamaan di sisi Allah Subḥānahu Wa Ta’ālā dan Rasulullah Ṣallallāhu ‘Alaihi Wa Sallam.
Site: Bina Qurani Islamic Boarding School, Image: Menumbuhkan Akhlak Mulia, Source: Photo by Matthias Pexels
Rasulullah Ṣallallāhu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda:
إِنَّ مِنْ أَحَبِّكُمْ إِلَيَّ وَأَقْرَبِكُمْ مِنِّي مَجْلِسًا يَوْمَ القِيَامَةِ أَحَاسِنَكُمْ أَخْلاَقًا
Artinya:
“Sesungguhnya yang paling aku cintai di antara kalian dan paling dekat tempat duduknya denganku pada hari kiamat adalah mereka yang paling bagus akhlaknya di antara kalian.” (HR. Tirmidzi)
Rasulullah Ṣallallāhu ‘Alaihi Wa Sallam juga menyebutkan di dalam sabdanya bahwa dengan memiliki akhlak mulia, seseorang bisa menyamai kedudukan derajat orang yang rajin berpuasa dan rajin shalat.
Rasulullah Ṣallallāhu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda:
إِنَّ الْمُؤْمِنَ لَيُدْرِكُ بِحُسْنِ خُلُقِهِ دَرَجَةَ الصَّائِمِ الْقَائِمِ
Artinya:
“Sesungguhnya seorang mukmin bisa meraih derajat orang yang rajin berpuasa dan shalat dengan sebab akhlaknya yang mulia.” (HR. Ahmad dan Abu Daud)
Oleh karena itu, sebagai seorang yang berpegang teguh pada ajaran agama Islam maka sudah semestinya kita untuk senantiasa menumbuhkan akhlak mulia dalam segala aktivitas kehidupan kita.
Site: Bina Qurani Islamic Boarding School, Image: Menumbuhkan Akhlak Mulia, Source: Photo by Pixabay Pexels
Menumbuhkan akhlak mulia di dalam diri seseorang, memerlukan adanya usaha dan tekad yang kuat, dengan senantiasa berlatih, serta bersungguh-sungguh dalam mewujudkannya.
Adapun beberapa kiat yang dapat dilakukan untuk menumbuhkan akhlak mulia, di antaranya:
Kiat pertama untuk menumbuhkan akhlak mulia adalah dengan merenungi dalil-dalil yang menunjukkan pujian terhadap akhlak mulia yang dia inginkan untuk bisa mewujudkannya. Ketika seorang mukmin melihat dan merenungi terhadap dalil yang memuji suatu akhlak atau perbuatan, tentu dia akan terdorong dan termotivasi untuk mewujudkannya.
Rasulullah Ṣallallāhu ‘Alaihi Wa Sallam memberikan isyarat tentang hal ini dalam sabda beliau:
إِنَّمَا مَثَلُ الْجَلِيسِ الصَّالِحِ وَالْجَلِيسِ السَّوْءِ كَحَامِلِ الْمِسْكِ وَنَافِخِ الْكِيرِ فَحَامِلُ الْمِسْكِ إِمَّا أَنْ يُحْذِيَكَ وَإِمَّا أَنْ تَبْتَاعَ مِنْهُ وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ مِنْهُ رِيحًا طَيِّبَةً وَنَافِخُ الْكِيرِ إِمَّا أَنْ يُحْرِقَ ثِيَابَكَ وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ رِيحًا خَبِيثَةً
Artinya:
“Hanyalah perumpamaan teman yang baik dan teman yang buruk itu ibarat seorang penjual minyak wnagi dan seorang pandai besi. Penjual minyak wangi bisa jadi akan memberimu minyak wangi atau engkau bisa membeli minyak wangi darinya. Dan kalaupun tidak, engkau tetap mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi percikan apinya akan mengenai atau membakar pakaianmu. Dan kalaupun tidak, engkau tetap mendapatkan bau asap yang tidak sedap.” (HR. Bukhari Muslim)
Site: Bina Qurani Islamic Boarding School, Image: Menumbuhkan Akhlak Mulia, Source: Photo by Lukas Pexels
Kiat kedua untuk menumbuhkan akhlak mulia adalah berteman dengan orang-orang yang memiliki akhlak mulia dan menjauh dari berteman dengan orang-orang yang memiliki akhlak tercela.
Rasulullah Ṣallallāhu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda:
الرَّجُلُ عَلَى دِينِ خَلِيلِهِ فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلُ
Artinya:
“Seseorang itu sesuai dengan agama sahabatnya. Oleh karena itu, perhatikanlah siapa yang menjadi sahabat kalian.” (HR. Abu Daud)
Kiat yang ketiga untuk menumbuhkan akhlak mulia adalah dengan merenungkan segala kemungkinan akibat yang akan terjadi apabila memiliki akhlak yang tercela. Harus kita ingat bahwa orang dengan akhlak yang buruk akan senantiasa dijauhi, dikucilkan dari pergaulan manusia, dan juga akan disebut-sebut serta diingat dengan sebutan yang jelek.
Oleh karena itu, jika seseorang merenungkan akibat dari akhlak yang buruk, tentu dia akan berusaha untuk menjauhinya.
Kiat keempat yaitu senantiasa mengingat bagaimana kemuliaan akhlak Nabi Ṣallallāhu ‘Alaihi Wa Sallam. Apabila kita senantiasa mengingat bahwa akhlak Nabi Ṣallallāhu ‘Alaihi Wa Sallam adalah akhlak manusia yang paling baik dan mulia, maka ringanlah jiwanya dan akhirnya akan terdorong untuk memiliki akhlak mulia.
Itulah beberapa kiat-kiat yang dapat kita lakukan untuk menumbuhkan akhlak mulia pada diri kita masing-masing.
Thumbnail Source: Photo by Martines Pexels
Artikel Terkait:
Alasan Seorang Anak Harus Menghormati Orang Tua