Permasalahan literasi di negara Indonesia, masih menjadi salah satu hal yang paling memprihatinkan belakangan ini. Tingkat literasi bangsa Indonesia berada di posisi ke 62 dari keseluruhan total 70 negara.
Hal ini berdasarkan skor dari Student Assessment atau PISA yang dirilis oleh OECD atau Organization for Economic Co-operation and Development, bahwa, “Tingkat literasi masyarakat Indonesia menempati peringkat yang memprihatinkan, yaitu posisi ke 62 dari total 70 negara.”
Tingkat literasi masyarakat Indonesia masuk ke dalam 10 daftar negara terbawah di dunia. Rendahnya literasi atau minat baca masyarakat Indonesia disebabkan karena beberapa hal, seperti bahan bacaan yang terbatas, kurangnya praktik literasi, dan rendahnya kesadaran orang tua mengenai pentingnya menumbuhkan kecintaan membaca pana anak sejak usia dini.
Padahal kapasitas otak anak berkembang secara maksimal dalam aspek intelektual, emosi, dan sosial pada lima tahun perkembangan kehidupan mereka. Layaknya spons, selama periode tersebut, anak belajar dan menyerap segala informasi secara cepat.
Fitriana Herarti menjelaskan bahwa kunci menumbuhkan minat baca kepada anak usia dini perlu dilakukan melalui cara-cara yang menyenangkan. Penting bagi anak-anak untuk melihat dan mengetahui bahwa membaca merupakan sesuatu yang menyenangkan, dan mengasyikan.
Menurut Fitriani, “Jika orang tua menggunakan cara yang intens dan disiplin ketat untuk mengenalkan dan menumbuhkan literasi pada anak, maka metode tersebut kurang tepat. Sebab, anak akan merasa terpaska dan frustasi. Kondisi seperti ini justru akan mengganggu perkembangan literasi anak.”
Oleh karena itu, perlu kiranya orang tua mengetahui bagaimana cara mengenalkan dan menumbuhkan literasi pada anak usia dini menggunakan metode yang tepat. Berikut ini kami tuliskan penjelasannya!
Site: Bina Qurani Islamic Boarding School, Image: Menumbuhkan Literasi pada Anak, Source: Photo by Kampus Pro Pexels
Berikut ini beberapa cara mengenalkan dan menumbuhkan literasi pada anak usia dini sesuai yang dilansir dari laman Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini, Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek), yang hendaknya menjadi perhatian orang tua dalam menumbuhkan literasi pada anak sesuai dengan tahapan perkembangan usia mereka:
Bermain adalah suatu proses pembelajaran bagi anak. Semua anak tentu suka bermain, namun bukan berarti dalam proses anak bermain tersebut, mereka tidak bisa belajar. Justru dengan bermain, anak akan belajar dan mengenal berbagai ragam hal baru dalam hidupnya.
Menurut Fitriana, “Bermain dan belajar merupakan hal penting bagi kehidupan anak. Menyatukan dua kegiatan ini akan memberikan dampak yang optimal dalam masa perkembangan anak. Misalnya, saat belajar megenai literasi, maka anak dapat mulai bermain dengan balok berbentuk huruf dan menyusunya menjadi sebuah kata atau kalimat.”
Site: Bina Qurani Islamic Boarding School, Image: Menumbuhkan Literasi pada Anak, Source: Photo by Cottonbro Pexels
Untuk mengenalkan dan menumbuhkan literasi pada Anak, orang tua dapat menjadwalkan aktivitas membaca buku sebagai rutinitas harian yang menyenangkan dengan membacakan buku pada anak sebelum tidur.
Interaksi tersebut dapat memperkuat hubungan antara orang tua dan anak serta meningkatkan kemungkinan anak tumbuh dan berkembang dengan rasa aman dan bahagia. Kemudian, setelah membacakan cerita ajaklah anak berdiskusi mengenai cerita yang baru saja didengarnya.
Cara mengenalkan dan menumbuhkan literasi pada Anak yang selanjutnya adalah dengan menyesuaikan media baca anak sesuai dengan usianya.
Misalnya, untuk anak usia di bawah tiga tahun, usahakan untuk memilih bahan bacaan yang lebih banyak memuat gambar dengan kalimat-kalimat pendek yang mudah dipahami anak. Adapun untuk anak usia di atas tiga tahun, bisa mulai diperkenalkan bahan cerita dengan narasi kalimat yang lebih panjang.
Site: Bina Qurani Islamic Boarding School, Image: Menumbuhkan Literasi pada Anak, Source: Photo by Leeloo Pexels
Ketika anak mulai beranjak dewasa, sudah saatnya orang tua megajak anak untuk bercerita secara bergantian. Selain itu, lontarkan juga pertanyaan-pertanyaan mengenai cerita yang sedang dibaca. Seperti, “Kenapa si kancil melakukan hal seperti itu ya?” atau pertanyaan-pertanyaan yang semisalnya.
Dalam kegiatan pengenalan literasi pada anak, anak juga perlu belajar sesuai dengan rentang waktu konsentrasi. Bagi anak di bawah usia tiga tahun, durasi belajar cukup sekitar lima atau sepuluh menit. Sedangkan anak di atas usia tiga tahun, bisa sedikit lebih lama dari waktu tersebut.
Pengenalan literasi dengan waktu yang singkat namun konsisten lebih efektif jika dibandingkan dengan waktu belajar yang lama namun jarang dilakukan.
Itulah beberapa cara mengenalkan dan menumbuhkan literasi pada anak suia dini. Semoga pembahasan kali ini bermafaat untuk kita semua.
Thumbnail Source: Photo by Mentatdgt Pexels
Artikel Terkait:
Perkembangan Psikologi Anak