Metaverse merupakan inovasi teknologi ruang virtual tiga dimensi yang ramai menjadi perbincangan sejak akhir tahun 2021. Metaverse pertama kali dicetuskan oleh CEO Facebook, yaitu Mark Zuckerberg.
Mark Zuckerberg mengumumkan pada tanggal 29 Oktober 2021 bahwa Facebook akan mengubah namanya menjadi Meta dan juga melakukan investigasi yang signifikan dalam pengembangan teknologi. Metaverse merupakan langkah rebranding yang dilakukan oleh Mark sebagai jalan menuju dunia virtual masa depan.
Lalu apa itu metaverse? Berikut kami uraikan mengenai apa itu metaverse menurut pendapat para ahli. Simak penjelasan lengkapnya di bawah ini!
Meteverse adalah sebuah istilah yang terbagi menjadi dua bagian, yaitu “meta” yang artinya di luar, di atas, atau melebihi, serta “verse” yang artinya adalah semesta. Dua kata penyusun metaverse ini berasal dari bahasa Yunani yang artinya adalah “di luar semesta” atau “melebihi semesta”.
Selain itu, para ahli juga mendefinisikan apa itu metaverse dengan definisi yang berbeda-beda, sebagaimana berikut:
Menurut Clemens, metaverse merupakan augmentasi dari dunia nyata, lingkungan tiga dimensi yang memungkinkan individu untuk menembuh dan terlibat di dalamnya.
Hollensen mendefinisikan metaverse sebagai Salinan digital dari cara kita bekerja di dunia fisik. Di ruang digital tiga dimensi ini, para pengguna dapat berkumpul melalui avatar yang menyerupai mereka.
Metaverse menurut Gupta adalah ruang terbua virtual kolektif, yang diciptakan oleh konvergensi realitas fisik dan digital yang hamper disempurnakan. Metaverse secara fisik persisten dan memberikan pengalaman imersif yang ditingkatkan.
Menurut Clergue, metaverse adalah lingkungan imersif virtual tempat orang dapat berinteraksi, bermain, dan membeli. Ini menggabungkan realitas virtual, augmented reality, dan video interaktif.
Metaverse adalah dunia virtual dengan fitur yang memungkinkan orang untuk menjelajahi ruang digital dan berinteraksi dengan pengguna lain yang memiliki banyak keunggulan dan cocok untuk mengembangkan bisnis.
Site: Bina Qurani Islamic Boarding School, Image: Metaverse Menurut Ahli, Source: Photo by Freepik
Metaverse menurut Stefanic mengacu pada dunia tiga dimensi online yang diakses melalui computer, perangkat pintar, augmented reality dan headset realitas virtual. Interaksi dan keterlibatan adalah inti dari prinsip-prinsip metaverse, memastikan bahwa pengguna dapat sepenuhnya tenggelam dalam lingkungan online yang difasilitasi oleh teknologi metaverse.
Menurut Dodhia, metaverse adalah kumpulan teknologi yang memungkinkan kita berinteraksi di dunia maya. Paling umum, teknologi tersebut melibatkan augmented reality atau virtual reality dan video.
Menurut Klubnikin, metaverse adalah perangkat dan ruang terbuka virtual kolektif vendor-agnostik yang menggabungkan dunia fisik dan digital. Di ruang itu, pengguna dapat berinteraksi satu sama lain melalui avatar tiga dimensi. Selain itu, mereka membuat dan membeli asset digital seringkali dalam bentuk nun fungible token (NFT).
Menurut Metamandrill, metaverse pada dasarnya adalah penggabungan antara dunia online dan fisik untuk menciptakan sesuatu yang baru. Menggunakan perangkat seperti headset realitas virtual atau bahkan aplikasi augmented reality memungkinkan Anda menjelajahi realitas bagu ini sebagai lingkunan tiga dimensi yang imersif dan tak terbatas.
Metaverse tidak terbatas dan tanpa Batasan fisik yang melekat pada dunia normal. Ini berarti metaverse dapat terlihat dan bahkan beroperasi dengan cara yang sangat berbeda dari biasanya, dan sifat online metaverse berarti Anda dapat mengalami semuanya di seluruh lingkungan social.
Ini pada dasarnya adalah dunia yang hanya dibatasi oleh imajinasi manusia.
Metaverse akan menjadi penyatuan realitas fisik dan virtual yang memungkinkan interaksi peer to peer, seperti aslinya dalam lingkungan kerja digital. Kolaborasi akan meniru pengalaman dunia nyata di mana elemen AR dan VR akan bergabung untuk memungkinkan pengguna mengalami kondisi nyata yang tidak dibatasi oleh hukum fisika.
Itulah beberapa definisi metaverse menurut para ahli.
Thumbnail Source: Photo by Freepik
Artikel Terkait:
Tantangan Industri 4.0