Nabi kita, Muhammad Ṣallallāhu ‘Alaihi Wa Sallam adalah Rasul yang diutus kepada jin dan manusia untuk memberi kabar gembira dan peringatan, dan menyeru untuk beribadah kepada Allah dengan izin-Nya, serta sebagai pelita yang menerangi.
Allah Subḥānahu Wa Ta’ālā telah menyempurnakan agama dan nikmat-Nya untuk kita. Meridhai Islam menjadi agama kita melalui tangan orang yang telah diutus sebagai rahmat bagi seluruh alam.
Setiap orang yang mengetahui kerasulan beliau, tapi tidak mau mengimani beliau maka patut mendapat azab Allah seperti halnya orang kafir. Allah Subḥānahu Wa Ta’ālā berfirman:
الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا
Artinya:
“Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agama-mu, dan telah Kucukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Kuridhai Islam itu jadi agama bagimu.” (QS. Al-Maidah: 3)
Site: Bina Qurani Islamic Boarding School, Image: Nabi Muhammad adalah Rasul, Source: Photo by Maria Pexels
مَا كَانَ مُحَمَّدٌ أَبَا أَحَدٍ مِنْ رِجَالِكُمْ وَلَكِنْ رَسُولَ اللَّهِ وَخَاتَمَ النَّبِيِّينَ وَكَانَ اللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمًا (40)
Artinya:
“Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi, dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS. Al-Ahzab: 40)
Hadits-hadits yang menunjukkan telah berakhirnya kenabian juga banyak sekali jumlahnya. Di antaranya ialah sabda beliau Ṣallallāhu ‘Alaihi Wa Sallam yang artinya:
“Sesungguhnya aku memiliki banyak nama (sebutan). Aku adalah Muhammad, Ahmad, Al-Mahi, denganku Allah menghapus kekafiran, Al-Hasyir, manusia kelak akan dikumpulkan di hadapanku, dan Al-‘Aqib (nabi terakhir), dan tidak ada Nabi setelahnya.” (HR. Bukhari)
Ayat-ayat dan Hadits tersebut di atas secara jelas menunjukkan bahwa Allah Subḥānahu Wa Ta’ālā telah menyempurnakan nikmat-Nya untuk kita dengan cara menunjukkan jalan yang paling lurus kepada kita. Dia sempurnakan agama kita sehingga tidak butuh lagi pada agama selainnya, juga tidak butuh lagi pada Nabi lain selain kepada Nabi kita. Oleh karena itu, Dia menjadikan beliau Ṣallallāhu ‘Alaihi Wa Sallam sebagai penutup para Nabi.
Site: Bina Qurani Islamic Boarding School, Image: Nabi Muhammad adalah Rasul, Source: Photo by Prateek Pexels
Sesuatu yang halal ialah apa yang beliau halalkan. Dan sesuatu yang haram ialah apa yang beliau haramkan. Tidak ada agama yang sah selain yang beliau syariatkan. Beliau adalah utusan Allah untuk seluruh makhluk. Allah Subḥānahu Wa Ta’ālā berfirman menyuruh Rasul-Nya untuk menyampaikan pada manusia:
قُلْ يَاأَيُّهَا النَّاسُ إِنِّي رَسُولُ اللَّهِ إِلَيْكُمْ جَمِيعًا
Artinya:
“Katakanlah, ‘Hai manusia, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu semua’.” (QS. Al-A’raf: 158)
وَأُوحِيَ إِلَيَّ هَذَا الْقُرْآنُ لِأُنْذِرَكُمْ بِهِ وَمَنْ بَلَغَ
Artinya:
“Dan Alquran ini diwahyukan kepadaku supaya dengan dia aku memberi peringatan kepadamu dan kepada orang-orang yang sampai Alquran kepadanya.” (QS. Al-An’am: 19)
Untuk menegakkan hujjah atau bukti bagi seluruh manusia hingga hari kiamat, Allah Subḥānahu Wa Ta’ālā menjadikan Alquran yang merupakan bukti terkuat akan kebenaran beliau sebagai mukjizat yang kekal. Allah Subḥānahu Wa Ta’ālā menjamin akan menjaga dan melindunginya dari tangan-tangan orang jahil agar tetap menjadi bukti kebenaran bagi Muhammad Ṣallallāhu ‘Alaihi Wa Sallam, dan agar menjadi hujjah bagi Allah atas seluruh makhluk-Nya hingga hari kiamat.
Dikutip dari: Dr. Shalih bin Fauzan Al-Fauzan, Aqidatut Tauhid Kitabut Tauhid lis-Shaff Al-Awwal – Ats-Tsalis – Al-Aly. Edisi terjemah: Alih Bahasa Syahirul Alim Al-Adib, Lc., Kitab Tauhid, (Jakarta: Ummul Qura, 2018), 232-235.
Thumbnail Source: Photo by Ian Pexels
Artikel Terkait:
Sifat Para Rasul