Bulan ramadhan adalah salah satu bulan yang Allah Subḥānahu Wa Ta’ālā muliakan, di antara bulan-bulan yang lainnya. Bulan ramadhan dipilih sebagai bulan untuk berpuasa sebulan penuh. Pada bulan ini pula, Alquran diturunkan oleh Allah Subḥānahu Wa Ta’ālā.
Ramadhan merupakan bulan dimana pintu-pintu surga dibuka dan ditutupnya pintu jahannam, serta dibelenggunya setan-setan sebagai tanda mulianya bulan tersebut. Di bulan ramadhan, orang akan lebih sibuk melakukan kebaikan daripada melakukan hal maksiat.
Rasulullah Ṣallallāhu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda,
إِذَا جَاءَ رَمَضَانُ، فُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ، وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ، وَصُفِّدَتِ الشَّيَاطِينُ
Artinya:
“Apabila Ramadhan tiba, pintu surga terbuka, pintu neraka ditutup, dan setan pun dibelenggu.” (HR. Bukhari Muslim)
Begitu mulianya bulan ramadhan ini, sampai-sampai Allah Subḥānahu Wa Ta’ālā mewajibkan setiap muslim yang telah dewasa, berakal, sehat, dan bermukim untuk melakukan ibadah puasa. Hal ini sebagaimana firman Allah Subḥānahu Wa Ta’ālā di dalam Alquran:
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ (183)
Artinya:
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (QS. Al-Baqarah: 183)
Wajibnya puasa bulan ramadhan ini merupakan sesuatu yang secara pasti sudah diketahui wajibnya, karena puasa adalah bagian dari rukun islam. Sehingga seorang muslim bisa menjadi kafir apabila mengingkari kewajiban puasa di bulan Ramadhan.
Oleh karena wajibnya puasa bulan ramadhan ini, maka perlu kiranya setiap muslim mengetahui akan niat puasa ramadhan dan syarat-syarat niat tersebut. Berikut ini kami sampaikan cara niat puasa ramadhan beserta dengan syaratnya.
Site: Bina Qurani Islamic Boarding School, Image: Niat Puasa Ramadhan dan Syaratnya, Source: Photo by Rauf Unsplash
Setiap muslim yang menjalankan puasa, wajib untuk berniat dan menahan diri dari berbagai hal yang dapat membatalkan puasa. Niat berarti al-qashdu, yaitu keinginan. Niat puasa ramadhan berarti suatu keinginan untuk melakukan ibadah puasa di bulan ramadhan.
Hukum berniat puasa ramadhan adalah wajib dan puasa ramadhan tidaklah sah kecuali dengan berniat, begitu pula puasa wajib atau puasa sunnah lainnya tidaklah sah kecuali dengan berniat. Dalil wajibnya berniat adalah sabda Rasulullah Ṣallallāhu ‘Alaihi Wa Sallam:
إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ
Artinya:
“Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada niatnya.” (HR. Bukhari Muslim)
Letak niat suatu ibadah adalah di dalam hati, tidak cukup dalam lisan, dan tidak pula disyariatkan melafazhkan niat. Artinya, niat dalam hati saja sudah dianggap sah.
Muhammad Al-Hishni berkata di dalam kitab Kifayah Al-Akhyar, “Puasa tidaklah sah kecuali dengan niat karena ada hadits yang mengharuskan hal ini. Letak niat adalah di dalam hati dan tidak disyariatkan dilafazhkan.”
Muhammad Al-Khatib di dalam Al-Iqna juga menyebutkan bahwa, “Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada niat. Namun niat letaknya di hati. Niat tidak cukup di lisan. Bahkan tidak disyariatkan melafazhkan niat.”
Akan tetapi, di dalam Al-Mu’tamad fi Al-Fiqh Asy-Syafi’I disebutkan bahwa, disunnahkan untuk melafazhkan niat di lisan bersama dengan niat dalam hati. Niat sudah dianggap sah dengan aktivitas yang menunjukkan keinginan untuk berpuasa. Seperti melakukan sahur untuk puasa, atau menghalangi dirinya untuk makan, minum, dan jimak khawatir terbit fajar.
Site: Bina Qurani Islamic Boarding School, Image: Niat Puasa Ramadhan dan Syaratnya, Source: Photo by Juan Unsplash
Ada beberapa syarat yang dapat dilakukan untuk berniat puasa pada bulan ramadhan. Berikut ini beberapa syarat berniat puasa ramadhan:
Apabila seseorang berniat puasa wajib dan baru dimulai setelah terbit fajar subuh, maka puasanya tidaklah sah. Hal ini sebagaimana hadits dari Hafshah Ummul Mukminin Raḍiallāhu ‘Anhā, bahwa Rasulullah Ṣallallāhu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda:
مَنْ لَمْ يُبَيِّتِ الصِّيَامَ قَبْلَ الْفَجْرِ , فَلَا صِيَامَ لَهُ
Artinya:
“Siapa yang belum berniat di malam hari sebelum subuh, maka tidak ada puasa untuknya.” (HR. An-Nasai)
Sedangkan untuk puasa sunnah, niat bileh dilakukan di pagi hari asalkan sebelum waktu zawal (tergelincirnya matahi ke barat). Dalilnya adalah sabda Rasulullah Ṣallallāhu ‘Alaihi Wa Sallam, berikut:
عَنْ عَائِشَةَ – رضى الله عنها – قَالَتْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- إِذَا دَخَلَ عَلَىَّ قَالَ « هَلْ عِنْدَكُمْ طَعَامٌ ». فَإِذَا قُلْنَا لاَ قَالَ « إِنِّى صَائِمٌ »
Artinya:
“Dari ‘Aisyah Raḍiallāhu ‘Anhā, ia berkata, “Rasulullah Ṣallallāhu ‘Alaihi Wa Sallam biasa menemuiku lalu ia berkata, “Apakah kalian memiliki makanan?” Jika kami jawab tidak, maka beliau berkata, “Kalau begitu aku puasa.” (HR. Muslim)
Site: Bina Qurani Islamic Boarding School, Image: Niat Puasa Ramadhan dan Syaratnya, Source: Photo by Dwi A Unsplash
Maksud dari menegaskan niat disini adalah niat puasa yang akan dilaksanakan harus ditegaskan apakah hendak melakukan puasa wajib atau puasa sunnah. Jika puasa ramadhan yang diniatkan, maka niatnya tidak cukup dengan sekedar niatan puasa mutlak.
Rasulullah Ṣallallāhu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda:
وَإِنَّمَا لِامْرِئٍ مَا نَوَى
Artinya:
“Dan setiap orang akan mendapatkan apa yang ia niatkan.” (HR. Bukhari Muslim)
Adapun untuk puasa sunnah, tidak disyaratkan tabyit dan ta’yiin.
Niat puasa ramadhan harus ada pada setiap malamnya sebelum subuh untuk puasa pada hari-hari berikutnya. Jadi tidak cukup satu niat untuk seluruh hari dalam satu bulan. Karena setiap hari dalam bulan Ramadhan adalah hari yang berdiri sendiri dari hari-hari sebelumnya. Sedangkan ibadah puasa yang dilakukan adalah ibadah yang berulang setiap harinya, maka perlu adanya pengulangan niat setiap harinya.
Thumbnail Source: Photo by Abdullah Unsplash
Artikel Terkait:
Hukum Puasa Ramadhan dan Keutamaannya