Generic selectors
Exact matches only
Search in title
Search in content
Post Type Selectors

Pajak Dihukumi Sebagai Maks

Bina-Qurani-Pajak-Dihukumi-Sebagai-Maks
Pajak Dihukumi Sebagai Maks

Inti alasan ulama-ulama yang mengharamkan pajak adalah karena pajak dihukumi sebagai maks, sehingga dikategorikan memakan harta dengan cara batil yang terlarang sebagaimana dalam QS. Al-Nisā’ ayat 29 dan termasuk mengambil harta seorang muslim yang haram tanpa hak sebagaimana dalam hadis yang menyatakan bahwa darah kalian, harta, dan kehormatan adalah haram sesama kalian sebagaimana sucinya hari ini dan negeri ini.

’Abū ‘Ubaid sendiri telah mencantumkan riwayat-riwayat tentang ancaman pelaku penarikan maks tersebut, tiga riwayat di antaranya sebagai berikut:[1]

حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ هَارُونَ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ إِسْحَاقَ، عَنْ يَزِيدَ بْنِ أَبِي حَبِيبٍ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ شِمَاسَةَ التُّجِيبِيِّ، عَنْ عُقْبَةَ بْنِ عَامِرٍ، أَنَّهُ سَمِعَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: «لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ صَاحِبُ مَكْسٍ»

Telah menceritakan kepada kami Yazīd ibn Hārūn, yang dia riwayatkan dari Muhammad ibn Ishāq, dari Yazīd ibn ’Abī Ḥabīb, dari ‘Abd al-Raḥmān ibn Shimāsah al-Tujiby, dari ‘Uqbah ibn ‘Āmir, bahwasannya dia mendengar Rasulullah S.A.W. bersabda, “Tidak masuk surga penarik harta maks.”

وَحَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ بُكَيْرٍ، عَنِ ابْنِ لَهِيعَةَ، عَنْ يَزِيدَ بْنِ أَبِي حَبِيبٍ، عَنْ أَبِي الْخَيْرِ، قَالَ: سَمِعْتُ رُوَيْفِعَ بْنَ ثَابِتٍ، يَقُولُ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: إِنَّ صَاحِبَ الْمَكْسِ فِي النَّارِ. قَالَ: يَعْنِي الْعَاشِرَ.

Telah menceritakan kepada kami Yaḥya ibn Bukaīr, yang dia riwayatkan dari Ibnu Lahijah, dari Yazīd ibn ’Abī Ḥabīb, dari ’Abī al-Khaīr, dia berkata bahwa saya mendengar Ruwaifi’ ibn Thābit berkata bahwa saya mendengar Rasulullah S.A.W. bersabda, “Sesungguhnya pelaku maks di neraka.” Dia berkata bahwa yang dimaksud pengumpul zakat atas barang impor adalah para pengumpul cukai barang impor.

Bina-Qurani-Pajak-Dihukumi-Sebagai-Maks

Site: Bina Qurani Islamic Boarding School, Image: Pajak Dihukumi Sebagai Maks, Source: Photo by ZF Pexels

قَالَ: حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي مَرْيَمَ، عَنِ ابْنِ لَهِيعَةَ، عَنْ يَزِيدَ بْنِ أَبِي حَبِيبٍ، عَنْ مُخَيِّسِ بْنِ ظَبْيَانَ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ حَسَّانَ، قَالَ: أَخْبَرَنِي رَجُلٌ مِنْ جُذَامٍ قَالَ: سَمِعَ فُلَانٌ ابْنَ عَتَاهِيَةَ، يَقُولُ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: إِذَا لَقِيتُمْ عَاشِرًا فَاقْتُلُوهُ. قَالَ: يَعْنِي بِذَلِكَ الصَّدَقَةَ يَأْخُذُهَا عَلَى غَيْرِ حَقِّهَا

Telah menceritakan kepada kami Ibnu ’Abi Maryam yang ia riwayatkan dari Ibnu Lahi’ah, dari Yazīd ibn ’Abī Ḥabīb, dari Mukhayis ibn Thabyān, dari ‘Abd al-Raḥmān ibn Hassān, ia berkata bahwa telah mengabarkan kepadaku seseorang dari Judhām, ia berkata bahwa ia mendengar Fulan ibn ‘Atāhiyah yang mengatakan bahwa saya mendengar Rasulullah S.A.W. bersabda, “Jika kalian bertemu dengan penarik ‘ushūr maka bunuhlah ia.” Dia berkata bahwa maksudnya adalah harta zakat yang diambil darinya tanpa hak.

 

==========

[1] ’Abū ‘Ubaid al-Qāsim ibn Salām, Kitab al-’Amwāl, Taḥqīq Muhammad Khalīl Harrās, (Beirūt: Dār al-Kutub al-‘Ilmiyyah, 1986), 530-532.

Dikutip dari: Dr. Ghifar, Lc., M.E.I., Konsep dan Implementasi Keuangan Negara pada Masa Al-Khulafa Al-Rashidun(Cirebon: Nusa Literasi Inspirasi, 2020), 68-70.

Thumbnail Source: Photo by Andrea Pexels

Artikel Terkait:
Pengharaman Pajak Ulama Kontemporer

TAGS
#ihlas beramal #ikhlas beramal shalih #ikhlas beramal #ikhlas dalam beramal #ikhlas dalam beribadah #ikhlas ketika shalat #ikhlas #Keuangan Islam #Keuangan Negara dalam Islam #Keuangan Publik #kiat-kiat ikhlas #niat yang ikhlas #Pajak #pengertian ikhlas #pentingnya ikhlas beramal #urgensi ikhlas dalam islam #Wakaf
© 2021 BQ Islamic Boarding School, All Rights reserved
Login