Generic selectors
Exact matches only
Search in title
Search in content
Post Type Selectors

Panduan Adab dan Tugas Murid Menurut Imam al-Ghazali (2)

Ustaz Dr. Abu Mujahid al-Ghifari, Lc., M.E.I.
(Pengasuh Bina Qurani Islamic School)

Adab dan tugas murid keenam yang dijelaskan oleh Imam al-Ghazali raimahullāh dalam kitabnya Ihya Ulumuddin (2005) adalah tidak mendalami seluruh cabang-cabang ilmu agama secara sekaligus, tetapi hendaknya memperhatikan tahapan belajar yang benar, yaitu dengan memulai ilmu yang paling terpenting di antara cabang-cabang keilmuan penting lainnya. Karena jika memang tidak cukup waktu untuk mempelajari semuanya, paling tidak telah mempelajari cabang ilmu yang paling terpenting dan terbaiknya. Ilmu paling terpenting dan paling mulia adalah ilmu akhirat, seperti ilmu tentang mengenal Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Maksud penjelasan Imam al-Ghazali raimahullāh tersebut adalah seorang penuntut ilmu harus memperhatikan skala prioritas dalam belajar dan belajar sesuai tahapan-tahapannya. Ilmu yang wajib didahulukan adalah belajar tauhid, karena tauhid adalah ilmu mengenal Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Adab dan tugas murid ketujuh menurut Imam al-Ghazali raimahullāh adalah hendaknya tidak berpindah pada cabang keilmuan lain sebelum ia menyelesaikan cabang ilmu sebelumnya. Suatu ilmu itu disusun dengan tahapan-tahapan yang dimana satu cabang ilmu itu merupakan anak tangga cabang keilmuan lain. Karenanya seseorang harus menguasai bidang ilmu yang dipelajarinya. Bukan mempelajari semua bidang ilmu tapi hanya sekedar mengetahui secara globalnya saja. Maksud penjelasan Imam al-Ghazali raimahullāh tersebut adalah hendaknya seorang penuntut ilmu menuntaskan pelajaran yang sedang di dalaminya sebelum berpindah ke cabang keilmuan baru. Jangan sampai berpindah-pindah dari satu cabang keilmuan ke cabang keilmuan lain sebelum menuntaskannya.

Adab dan tugas murid kedelapan menurut Imam al-Ghazali raimahullāh adalah hendaknya seorang murid mengetahui kemuliaan suatu ilmu dan dapat membandingkannya dengan ilmu yang lain. Misalnya ilmu agama itu lebih mulia dibanding ilmu kedokteran. Karena buah dari ilmu agama adalah kebahagiaan akhirat, sementara buah dari ilmu kedokteran adalah kesehatan dunia. Sekalipun keduanya memiliki manfaat masing-masing tetapi memang ditinjau dari sisi kemuliaan maka ilmu agama lebih mulia dibanding ilmu kedokteran. Dan jika ilmu kedokteran dibandingkan dengan ilmu matematika maka ilmu kedokteran lebih mulia dibandingkan ilmu matematika. Adapun jika ilmu matematika dibandingkan dengan ilmu astronomi maka ilmu matematika lebih mulia karena dalilnya lebih kuat. Ilmu yang paling mulia menurut Imam al-Ghazali raimahullāh adalah ilmu tentang Allah Azza Wa Jalla, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan ilmu yang mengantarkan pada itu semua maka menurut Imam al-Ghazali raimahullāh hendaknya para penuntut ilmu agar lebih termotivasi untuk mempelajari itu semua.

Adab dan tugas murid kesembilan menurut Imam al-Ghazali raimahullāh adalah adalah hendaknya seorang murid memperbaiki niatnya dalam belajar dan memperindah batinnya dengan amalan-amalan yang mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala serta meraih kedudukan mulia dan tertinggi di sisi-Nya. Jangan berniat dalam menuntut ilmu untuk meraih jabatan kepemimpinan, harta benda, mendebat orang-orang bodoh, prestise, dan untuk membangga-banggakan diri kepada teman-temannya. Seorang penuntut ilmu juga tidak layak merendahkan cabang-cabang keilmuan lain seperti cabang ilmu fatwa, nahwu, dan bahasa serta cabang keilmuan lainnya. Imam al-Ghazali raimahullāh juga menjelaskan bahwa jika seseorang benar-benar belajar dalam rangka mendalami ilmu maka ilmu yang dipelajarinya itu akan bermanfaat dan akan mengangat derajatnya. Hal ini tidak diragukan lagi. Berkaitan dengan hal ini, Imam al-Ghazali menukil firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala dalam Alquran surat al-Mujadilah ayat 11, “Allah mengangkat derajat orang-orang beriman di antara kalian dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat.”

Adab dan tugas murid kesepuluh adalah hendaknya mengetahui keterkaitan suatu ilmu dengan tujuannya. Supaya pengetahuan yang tinggi dan dekat dengan jiwa itu membawa pengaruh kepada tujuannya yang masih jauh dan agar yang penting membawa pengaruh kepada yang tidak penting. Maksud yang penting artinya mengandung kepentingan untukmu sendiri dan tidak ada yang lebih penting bagimu selain dari urusan mengenai dunia akhirat.

Demikianlah adab-adab dan tugas yang menjadi panduan seorang murid, pelajar, dan para penuntut ilmu lainnya yang disampaikan oleh Imam al-Ghazali raimahullāh dalam kitabnya Ihya Ulumuddin. Apa yang disampaikan beliau hendaknya diperhatikan oleh kita agar kita meraih keberkahan suatu ilmu dikarenakan memperhatikan adab-adabnya.

TAGS
#Abu Mujahid al-Ghifari #Adab #alghazali #Belajar #menuntut ilmu
© 2021 BQ Islamic Boarding School, All Rights reserved
Login