Salah satu cara penyebaran dan pengajaran agama Islam di Indonesia dilakukan oleh lembaga pendidikan yang dikenal dengan sebutan pesantren. Sejarah pendidikan di Indonesia mencatat, bahwa pesantren merupakan bentuk lembaga pendidikan pribumi tertua di Indonesia.
Ada dua pendapat mengenai awal berdirinya pesantren di Indonesia. Pendapat pertama menyebutkan bahwa pesantren berakar pada tradisi Islam sendiri dan pendapat kedua mengatakan bahwa sistem pendidikan model pesantren adalah asli Indonesia.
Menurut pendapat pertama bahwa pesantren berawal sejak zaman Nabi masih hidup. Dalam awal-awal dakwah, Nabi melakukannya secara sembunyi-sembunyi dengan sekelompok orang, dilakukan di rumah-rumah, seperti yang tercatat dalam sejarah.
Salah satu tempat yang digunakan untuk melakukan pengajaran dan dakwah adalah rumah Arqam bin Abu Arqam. Sekelompok orang yang tergolong dalam Assabiqunal Awwalun inilah yang kelak menjadi perintis dan pembuka jalan penyebaran agama Islam di Arab, Afrika dan akhirnya menyebar ke seluruh Indonesia.
Site: Bina Qurani Islamic School, Image: Pemanfaatan Teknologi di Pesantren Photo by Pixabay Pexels
Pendapat kedua mengatakan, pesantren yang dikenal saat ini pada mulanya merupakan sistem yang diadakan orang-orang hindu di Nusantara. Hal ini didasarkan bahwa sebelum datangnya Islam ke Indonesia, pesantren pada masa itu dimaksudkan sebagai tempat pengajaran ajaran-ajaran Hindu.
Sejak masa kolonialisme, pesantren telah melahirkan tokoh-tokoh nasional yang intelek, sekaligus menjadi pelopor pergerakan kemerdekaan Indonesia. Diantara tokohnya seperti, KH. Hasyim Asyari, KH. Ahmad Dahlan, KH. Zaenal Mustofa dll. Dapat dikatakan bahwa masa itu pesantren memberikan kontribusi yang sangat besar bagi kemerdekaan dan terbentuknya Republik Indonesia.
Seiring berjalannya waktu, teknologi telah menjadi bagian gaya hidup sehari-hari banyak orang. Hal ini penting untuk disikapi pesantren, mengingat kemajuan teknologi tersebut memiliki dampak negatif dan positif. Hendaknya, pemanfaatan teknologi di pesantren mampu menjadi media transformasi nilai-nilai positif dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan secara terus-menerus.
Pesantren adalah sebagai sebuah “sub kultur” yang khas, yang kini berada ditengah-tengah kondisi modernisasi. Pilihan bertahan dalam kondisi tradisional akan menyebabkan tertinggal jauh dari peradaban. Sehingga mau tidak mau pesantren harus merespon kemajuan teknologi dengan bijak.
Pemanfaatan teknologi di pesantren haruslah dapat menjadi media untuk memaksimalkan peserta didik (santri) dalam mengembangkan ilmu yang ia miliki. Dengan demikian, santri sebagai produk pesantren mampu memiliki keterampilan dan pengetahuan baru melalui sarana teknologi yang ada.
Kerena dapat dikatakan bahwa santri hari ini bukanlah santri yang pandai membaca “kitab” namun gagap teknologi. Bukan pula mereka yang hanya paham ilmu ulama salaf (terdahulu) tanpa tahu ilmu ulama kholaf (terkini). Karena santri yang baik harus tahu tuntutan sosial.
Mereka haruslah mengerti terhadap situasi kekinian dan dapat menyelesaikan problem sosial dengan arif dan bijak. Dan itu bisa dilakukan dengan pemanfaatan teknologi di pesantren dengan berlandaskan hukum yang benar, tanpa terlepas dari tradisi keilmuan yang dipegang oleh ulama terdahulu.
Disinilah peran pesantren untuk mencetak generasi yang berkualitas sesuai dengan perkembangan zaman. Dengan pemanfaatan teknologi di pesantren akan mempermudah santri menuntut ilmu, memaksimalkan efektifitas kegiatan belajar mengajar dan memperluas ruang dakwah pesantren.
Site: Bina Qurani Islamic School, Image: Pemanfaatan Teknologi di Pesantren Photo by Mike V Pexels
Dengan pemanfaatan teknologi di pesantren setidaknya ada tiga hal positif yang dapat dirasakan. Tiga hal tersebut antara lain:
Teknologi dapat dimanfaatkan sebagai sarana atau alat pembelajaran di pesantren. Bahan belajar dalam format digital memudahkan untuk dibaca dimanapun dan kapanpun tanpa batas.
Perkembangan ilmu pengetahuan berlangsung sangat cepat, mengharuskan proses yang cepat pula dalam belajar. Tanpa teknologi pembelajaran yang up to date maka akan membutuhkan waktu yang lama.
Dengan teknologi, seorang pengajar dapat memberikan ilustrasi berkaitan dengan materi yang disampaikan agar mudah diserap dan difahami. Pelajar yang cerdas adalah hasil dari metode belajar yang tepat dan efektif.
Thumbnail Source: Photo by Pavel D Pexels
Artikel Terkait:
Adab-adab Memanfaatkan Kemajuan Teknologi