Memasuki jenjang pendidikan menengah peserta didik di berbagai sekolah telah mencoba untuk memulai kemana arah jurusan pendidikan yang akan dia geluti di jenjang pendidikan berikutnya. Mulai dari yang gemar menggeluti ilmu-ilmu eksakta sampai yang hobi dalam mendalami ilmu-ilmu sejarah. Walaupun di tingkat menengah pertama memang para peserta didik belum begitu spesifik untuk menentukan jurusan yang diminatinya. Pengarahan ilmu-ilmu dasar dari berbagai disiplin ilmu pun masih terus diberikan oleh para pendidik sebagai pondasi keilmuan mereka.
Penanggung jawab pendidikan tingkat menengah dimulai dari pemerintah pusat sampai kepada Dinas Pendidikan di tingkat kota/kabupaten, begitu pula para penyelenggara pendidikan menengah tidak boleh abai terhadap penanaman nilai-nilai agama kepada seluruh peserta didik. Abai terhadapnya berarti kita telah mengukir generasi tanpa agama di kemudian hari. Saat mereka memegang kendali negara atau pemerintahan sampai tingkatan terkecil di pedesaan misalnya, yang terpenting bagi mereka adalah kesadaran beragama dan menjalani tuntunan agama di posisi rawan pelanggaran tersebut.
Peranan lembaga pendidikan dalam memberikan dan menanamkan nilai-nilai agama kepada seluruh peserta didik bukanlah sebuah pilihan. Penanaman tersebut haruslah dilakukan sebelum mereka mendapatkan ilmu apapun, yang pendalamannya terus diberikan seiring dengan mereka mendapatkan atau mendalami disiplin ilmu lainnya. Beberapa sekolah tahfiz yang hadir saat ini mencoba memberikan pilihan kepada para orang tua untuk bersama memberikan pendidikan dan menanamkan nilai-nilai agama kepada putra-putri mereka. Bagi orang tua yang mengedepankan bakti anak-anak mereka di kemudian hari seyogyanya menyambut dengan penuh rasa syukur kehadiran sekolah-sekolah tahfiz tersebut. Selain konsentrasi pendidikan alquran yang akan didapatkan oleh para peserta didik, di sekolah tahfiz pun tidak menghilangkan penanaman nilai-nilai akidah sebagai pondasi dalam beribadah.
Praktisi dan penyelenggara sekolah tahfiz diharapkan mampu untuk mempersiapkan tenaga pendidik dan tenaga kependidikan yang memiliki kapabilitas sebagai pendidik, karena mereka akan menjadi teladan bagi seluruh peserta didik dengan seluruh perangai yang dimunculkan secara sadar atau tidak sadar. Sesuatu yang tak kalah pentingnya bagi para penyelenggara sekolah tahfiz, dari hari ke hari senantiasa mengadakan upgrading tenaga pendidik dan tenaga kependidikan sebagai upaya memberikan pelayanan maksimal kepada para orang tua terutama keteladanan untuk putra-putri mereka. Jurnal pemantauan sikap dan keseharian bagi seluruh pegawai di sekolah tahfiz diupayakan secara berkala mendapatkan evaluasi dari penanggung jawab kepegawaian, agar dapat memantau fungsi dari setiap SDM di sekolah tahfiz tersebut.
Sekolah tahfiz diharapkan tidak tabu untuk melaksanakan In House Training (IHT) sebagai bentuk pengembangan sumber daya manusia. Memanggil atau mengundang para praktisi yang berpengalaman dalam mengelola sekolah-sekolah tahfiz melalui forum-forum diskusi untuk berbagi ilmu dan pengalaman, harus jadi santapan setiap tahunnya. Para pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah tahfiz wajib mengetahui perkembangan metode pembelajaran, pembinaan halaqoh, pembinaan akhlak, dan metode lainnya di samping pengembangan pribadi mereka. Sekolah tahfiz yang secara berkala dan intensif melakukan evaluasi, baik evaluasi SDM maupun kurikulum di lembaga pendidikan mereka, dan senantiasa melakukan perbaikan terhadap hasil evaluasi, diharapkan lebih maksimal dalam memberikan pelayanan kepada peserta didik dan para orang tua. Jika penerapan dalam pelayanan maksimal ini dapat bertahan dengan baik maka dapat dipastikan penanaman nilai-nilai akidah dan nilai-nilai agama secara umum pun dapat lebih maksimal. Para orang tua dan seluruh peserta didik akan merasakan ikatan yang kuat terhadap para SDM dan sekolah tahfiznya, bahkan mereka bangga telah menjadi bagian dari sekolah tahfiz tersebut.
#Pendidik #Tenaga Kependidikan #Sekolah #Sekolah Tahfiz