Perkara Pembatal Iman
Perkara pembatal iman adalah segala hal atau perkara yang dapat membatalkan atau menghilangkan keimanan di dalam hati seseorang. Ada banyak hal yang dapat membatalkan iman seseorang. Di antara hal-hal yang dapat menjadi pembatal iman adalah sebagai berikut:
Mengingkari Rububiyah atau (ketuhanan) Allah atau salah satu dari kekhususan-Nya, mengaku memilikinya atau mempercayai orang yang mengaku memilikinya.
Allah Subḥānahu Wa Ta’ālā berfirman:
وَقَالُوا مَا هِيَ إِلَّا حَيَاتُنَا الدُّنْيَا نَمُوتُ وَنَحْيَا وَمَا يُهْلِكُنَا إِلَّا الدَّهْرُ وَمَا لَهُمْ بِذَلِكَ مِنْ عِلْمٍ إِنْ هُمْ إِلَّا يَظُنُّونَ (24)
Artinya:
“Dan mereka berkata, ‘Kehidupan ini tidak lain hanyalah kehidupan di dunia saja, kita mati dan kita hidup, dan tidak ada yang akan membinasakan kita selain masa’, dan mereka sekali-kali tidak mempunyai pengetahuan tentang itu, mereka tidak lain hanyalah menduga-duga saja.” (QS. Al-Jatsiyah: 24)
Allah Subḥānahu Wa Ta’ālā berfirman:
لَنْ يَسْتَنْكِفَ الْمَسِيحُ أَنْ يَكُونَ عَبْدًا لِلَّهِ وَلَا الْمَلَائِكَةُ الْمُقَرَّبُونَ وَمَنْ يَسْتَنْكِفْ عَنْ عِبَادَتِهِ وَيَسْتَكْبِرْ فَسَيَحْشُرُهُمْ إِلَيْهِ جَمِيعًا (172) فَأَمَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ فَيُوَفِّيهِمْ أُجُورَهُمْ وَيَزِيدُهُمْ مِنْ فَضْلِهِ وَأَمَّا الَّذِينَ اسْتَنْكَفُوا وَاسْتَكْبَرُوا فَيُعَذِّبُهُمْ عَذَابًا أَلِيمًا وَلَا يَجِدُونَ لَهُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ وَلِيًّا وَلَا نَصِيرًا (173)
Artinya:
“Al-Masih sekali-kali tidak enggan menjadi hamba bagi Allah, dan tidak pula enggat malaikat-malaikat yang terdekat kepada Allah. Barangsiapa yang enggan menyembah-Nya, dan menyombongkan diri, nanti Allah akan mengumpulkan mereka semua kepada-Nya. Adapun orang-orang yang beriman dan berbuat amal saleh, maka Allah akan menyempurnakan pahala mereka dan menambah untuk mereka sebagian dari karunia-Nya. Adapun orang-orang yang enggan dan menyombongkan diri, maka Allah akan menyuksa mereka dengan siksaan yang pedih, dan mereka tidak akan memperoleh bagi diri mereka, pelindung dan penolong selain dari pada Allah.” (QS. An-Nisa: 172-173)
Site: Bina Qurani Islamic Boarding School, Image: Perkara Pembatal Iman, Source: Photo by Johannes Pexels
Menjadikan perantara-perantara dan pemberi syafaat, serta beribadah kepaa mereka. Allah Subḥānahu Wa Ta’ālā berfirman:
وَيَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ مَا لَا يَضُرُّهُمْ وَلَا يَنْفَعُهُمْ وَيَقُولُونَ هَؤُلَاءِ شُفَعَاؤُنَا عِنْدَ اللَّهِ قُلْ أَتُنَبِّئُونَ اللَّهَ بِمَا لَا يَعْلَمُ فِي السَّمَاوَاتِ وَلَا فِي الْأَرْضِ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى عَمَّا يُشْرِكُونَ (18)
Artinya:
“Dan mereka menyembah selain daripada Allah apa yang tidak dapat mendatangkan mudarat kepada mereka dan tidak pula manfaat, dan mereka berkata, ‘Mereka itu adalah pemberi syafaat kepada kami di sisi Allah. Katakanlah, ‘Apakah kamu mengabarkan kepada Allah apa yang tidak diketahui-Nya baik di langit dan tidak pula di bumi?’ Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dari apa yang mereka persekutukan itu.” (QS. Yunus: 18)
Mengingkari satu sifat yang Allah tetapkan untuk diri-Nya sendiri serta yang ditetapkan Rasul untuk-Nya. Juga orang yang memberikan satu sifat khusus milik Allah, seperti ilmu Allah kepada makhluk. Dan menetapkan satu sifat yang dinafikan oleh Allah dan Rasul dari diri-Nya.
Allah Subḥānahu Wa Ta’ālā berfirman:
قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ (1) اللَّهُ الصَّمَدُ (2) لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ (3) وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ (4)
Artinya:
“Katakanlah, Dialah Allah yang Maha Esa. Allah adalah Rabb, yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia.” (QS. Al-Ikhlash: 1-4)
Mendustakan ajaran yang dibawa oleh Rasulullah Ṣallallāhu ‘Alaihi Wa Sallam. Allah Subḥānahu Wa Ta’ālā berfirman:
وَإِنْ يُكَذِّبُوكَ فَقَدْ كَذَّبَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ جَاءَتْهُمْ رُسُلُهُمْ بِالْبَيِّنَاتِ وَبِالزُّبُرِ وَبِالْكِتَابِ الْمُنِيرِ (25) ثُمَّ أَخَذْتُ الَّذِينَ كَفَرُوا فَكَيْفَ كَانَ نَكِيرِ (26)
Artinya:
“Dan jika mereka mendustakan kamu, maka sesungguhnya orang-orang yang sebelum mereka telah mendustakan para rasul. Telah datang rasul-rasul mereka kepada mereka dengan membawa mukjizat yang nyata, zubur, dan kitab yang memberi penjelasan yang sempurna. Kemudian Aku azab orang-orang yang kafir, maka lihatlah bagaimana hebatnya akibat kemurkaan-Ku.” (QS. Fathir: 25-26)
Site: Bina Qurani Islamic Boarding School, Image: Perkara Pembatal Iman, Source: Photo by Meruyert Pexels
Meyakini ketidaksempurnaan petunjuk yang dibawa oleh Rasulullah Ṣallallāhu ‘Alaihi Wa Sallam. Mengingkari hukum syar’i yang diturunkan kepada beliau, atau meyakini bahwa hukum yang dibuat oleh manusia lebih bagus, lebih sempurna, dan lebih memenuhi hajat manusia. Atau, meyakini bahwa hukum manusia sama dengan hukum Allah dan Rasul-Nya. Atau, berhukum dengan hukum buatan manusia.
Allah Subḥānahu Wa Ta’ālā berfirman:
أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ يَزْعُمُونَ أَنَّهُمْ آمَنُوا بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ وَمَا أُنْزِلَ مِنْ قَبْلِكَ يُرِيدُونَ أَنْ يَتَحَاكَمُوا إِلَى الطَّاغُوتِ وَقَدْ أُمِرُوا أَنْ يَكْفُرُوا بِهِ وَيُرِيدُ الشَّيْطَانُ أَنْ يُضِلَّهُمْ ضَلَالًا بَعِيدًا (60)
Artinya:
“Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang mengaku dirinya telah beriman kepada apa yang diturunkan kepadamu dan apa yang diturunkan sebelum kamu? Mereka hendak berhakim kepada thaghut, padahal mereka telah diperintah mengingkari thaghut itu. Dan setan bermaksud menyesatkan mereka dengan penyesatan yang sejauh-jauhnya.” (QS. An-Nisa: 60)
Tidak mengkafirkan orang-orang musyrik atau ragu untuk mengkafirkan mereka. Sebab, keraguan seperti ini terkait dengan ayat yang dibawa oleh Rasulullah Ṣallallāhu ‘Alaihi Wa Sallam.
Allah Subḥānahu Wa Ta’ālā berfirman:
وَقَالُوا إِنَّا كَفَرْنَا بِمَا أُرْسِلْتُمْ بِهِ وَإِنَّا لَفِي شَكٍّ مِمَّا تَدْعُونَنَا إِلَيْهِ مُرِيبٍ (9)
Artinya:
“Dan mereka berkata, ‘Sesungguhnya kami mengingkari apa yang kamu disuruh menyampaikannya kepada kami, dan sesungguhnya kami benar-benar dalam keragu-raguan yang menggelisahkan terhadap apa yang kamu ajak kami kepadanya’.” (QS. Ibrahim: 9)
Memperolok-olok Allah, Alquran, agama, pahala, dan siksa, serta yang lainnya. Atau memperolok-olok Rasulullah Ṣallallāhu ‘Alaihi Wa Sallam atau salah satu Nabi, baik itu hanya bercanda maupun sungguhan.
Allah Subḥānahu Wa Ta’ālā berfirman:
وَلَئِنْ سَأَلْتَهُمْ لَيَقُولُنَّ إِنَّمَا كُنَّا نَخُوضُ وَنَلْعَبُ قُلْ أَبِاللَّهِ وَآيَاتِهِ وَرَسُولِهِ كُنْتُمْ تَسْتَهْزِئُونَ (65) لَا تَعْتَذِرُوا قَدْ كَفَرْتُمْ بَعْدَ إِيمَانِكُمْ
Artinya:
“Dan jika kamu tanyakan kepada mereka tentang apa yang mereka lakukan itu, tentulah mereka akan menjawab, ‘Sesungguhnya kami hanyalah bersenda gurau dan bermain-main saja.’ Katakanlah, ‘Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya, dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?’ Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu kafir sesudah beriman …” (QS. At-Taubah: 65-66)
Site: Bina Qurani Islamic Boarding School, Image: Perkara Pembatal Iman, Source: Photo by Ahmed A Pexels
Menolong orang-orang musyrik untuk mengalahkan kaum muslimin. Allah Subḥānahu Wa Ta’ālā berfirman:
وَمَنْ يَتَوَلَّهُمْ مِنْكُمْ فَإِنَّهُ مِنْهُمْ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ (51)
Artinya:
“Barang siapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.” (QS. Al-Maidah: 51)
Meyakini bahwa manusia boleh keluar dari petunjuk Nabi Muhammad Ṣallallāhu ‘Alaihi Wa Sallam, dan tidak wajib mengikuti beliau. Allah Subḥānahu Wa Ta’ālā berfirman:
الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا
Artinya:
“Pada hari ini telah Ku-sempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam menjadi agama bagimu.” (QS. Al-Maidah: 3)
Berpaling dari agama Allah, tidak mau mempelajari dan mengamalkannya. Allah Subḥānahu Wa Ta’ālā berfirman:
وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنْ ذُكِّرَ بِآيَاتِ رَبِّهِ ثُمَّ أَعْرَضَ عَنْهَا إِنَّا مِنَ الْمُجْرِمِينَ مُنْتَقِمُونَ (22)
Artinya:
“Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang telah diperingatkan dengan ayat-ayat Rabb-nya, kemudian ia berpaling daripadanya? Sesungguhnya Kami akan memberikan pembalasan kepada orang-orang yang berdosa.” (QS. As-Sajdah: 22)
Inilah di antara pembatal-pembatal iman yang paling Nampak. Di samping, masih banyak lagi pembatal-pembatal lain yang secara global dikembalikan pada pembatal yang disebutkan di atas.
Di antaranya ialah sihir, menolah seluruh ajaran Alquran atau sebagiannya, meragukan kemukjizatan Alquran, meremehkan Alquran atau satu bagian darinya, menghalalkan sesuatu yang disepakati keharamannya seperti zina dan khamer, atau mencela agama Islam.
Thumbnail Source: Photo by Duong Pexels
Artikel Terkait:
Hakikat Iman