Datangnya musim hujan di Indonesia, membuat kepala daerah yang berada di wilayah langganan banjir mulai melakukan antisipasi untuk mencegah terjadinya banjir. Upaya antisipasi dan pencegahan banjir dilakukan melalui berbagai usaha, salah satunya yaitu melalui program grebek lumpur.
Program grebek lumpur adalah usaha pengerukan sedimen lumpur dan sampah yang berada pada saluran air, sungai dan kali. Dalam pelaksanaan program grebek lumpur ini, pengerukan sedimen lumpur dilakukan dengan menggunakan alat berat dan alat pendukung lainnya.
Kota Jakarta, yang notabene dikenal sebagai kota langganan banjir, sudah mulai melaksanakan program grebek lumpur sejak awal bulan Oktober lalu. Prorgam grebek lumpur ini, diharapkan pemerintah setempat dapat mencegah terjadinya genangan banjir di Jakarta.
Site: Bina Qurani Islamic School, Image: Program Grebek Lumpur, Source: Photo from VOI
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan bahwa, program grebek lumpur akan terus dilakukan di Kota Jakarta. Program grebek lumpur ini akan dilakukan secara masif dan serentak di lima wilayah Kota Jakarta hingga bulan Februari 2022.
“Tahun ini, program grebek lumpur telah kami mulai di wilayah Jakarta Timur dan akan dilanjutkan empat wilayah kota lainnya secara bertahap mulai bulan September hingga bulan Februari 2022” Ungkap Gubernur DKI Jakarta saat meninjau Kali Krukut.
Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta juga mengatakan bahwa program grebek lumpur ini dilakukan sebagai upaya untuk menghadapi musim hujan tahun ini.
“Program ini dilakukan untuk menghadapi musim hujan tahun ini dan mencegah terjadinya banjir. Program grebek lumpur, tidak hanya menyasar waduk dan polder saja. Melainkan seluruh aliran air seperti sungai, kali, saluran mikro, saluran penghubung (PHB) dan sebagainya. Kegiatan ini akan dilaksanakan secara intensif dan serentak di lima wilayah, karena musim hujan akan segera tiba.” Jelas Yusmada Faizal, Kepala Dinas SDA DKI Jakarta.
Dinas SDA DKI Jakarta mulai melaksanakan program grebek lumpur Kali Mookervart pada hari Sabtu, 2 Oktober 2021. Grebek kali Mookevart ini dilakukan untuk membantu menurunkan muka air banjir dan mengurangi genangan di wilayah pemukiman di sisi kali Mookervart.
Site: Bina Qurani Islamic School, Image: Program Grebek Lumpur, Source: Photo from Kodam Jaya TNI-AD
Yusmada Faizal selaku Kepala Dinas SDA mengatakan, secara aktual kondisi kali Mookevart saat ini hanya mampu menampung debit maksimal 91,37 m3/detik. Daya tampung ini lebih rendah dari debit desain kali Mookevart, sehingga diperlukan adanya pengerukan untuk mengembalikan kali daya tampung kali Mookevart ke kondisi normal yaitu 125m3/detik.
Yusmada juga menjelaskan bahwa pengerukan kali Mookevart akan dilakukan dalam tiga segmen salama 129 hari kerja, sebagai berikut:
“Program grebek lumpur kali Mookevart dimulai pada hari Sabtu, 2 Oktober 2021 dengan 415 personel yang diturunkan dan menggunakan 10 unit alat berat, serta 30 unit dump truck.” Imbuh Yusmada menjelaskan.
Menurut Yusmada, grebek lumpur di kali Mookevart merupakan kolabirasi antar instansi di bawah koordinasi Wali Kota Jakarta Barat, seperti Suku Dinas SDA Jakarta Barat, Dinas Lingkungan Hidup (UPK Badan Air), Suku Dinas Bina Marga, Suku Dinas Pertamanan, Suku Dinas Perhubungan dan Satpol PP serta PPSU kecamatan/kelurahan.
Program grebek lumpur merupakan upaya antisipasi untuk mencegah terjadinya banjir di musim hujan. Sedangkan tujuan yang diharapkan dari pelaksanaan program ini antara lain:
Itulah beberapa manfaat dari pelaksanaan program grebek lumpur yang dilakukan di musim hujan seperti sekarang.
Thumbnail Source: Photo From VOI
Artikel Terkait:
Potensi Bencana Hidrometeorologi