Apa itu qadha’?
Qadha’ secara bahasa memiliki beberapa makna. Qadha’ kadang dimaksud untuk hukum terhadap sesuatu. Bisa pula maknanya adalah selesai dari sesuatu, bisa juga bermakna hukum, ijab, dan hukum yang telah berlalu.
Sedangkan secara istilah, qadha’ adalah menjalankan ibadah setelah waktunya lewat. Ibnu ‘Abidin mengatakan bahwa yang dimaksud qadha’ adalah mengerjakan yang wajib setelah waktunya. Adapun qadha’ shalat adalah qadha’ untuk mengerjalan shalat yang sudah berlalu waktunya dan belum dikerjakan.
Site: Bina Qurani Islamic Boarding School, Image: Qadha Shalat, Source: Photo by Masjid Pogung Dalangan Unsplash
Berikut ini penjelasan mengenai qadha’ shalat yang tertinggal:
Barangsiapa yang belum mengerjakan shalat hingga waktu shalat habis karena udzur syar’i, bukan karena malas dan meremehkannya, maka ia harus segera mengerjakan shalat tersebut setelah udzurnya hilang. Nabi Ṣallallāhu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda, “Hendaklah ia mengerjakan shalat ketika dia mengingatnya, tidak ada kaffarat baginya kecuali shalatnya ini.” (HR. Bukhari Muslim)
Ini adalah madzhab yang diyakini oleh Malikiyah dan Hanabilah. Dengan demikian, jika engkau terbangun dari tidur setelah matahari terbit, maka engkau tidak boleh tidur lagi dengan alasan waktu shalat subuh telah habis. Engkau harus segera mengerjakannya saat itu juga kerena itulah waktu mengerjakannya.
Jika engkau tidak mengerjakan beberapa shalat karena udzur, maka ketika mengqadhanya, hendaknya engkau mengerjakannya secara berurutan. Hal ini berdasarkan hadits Jabir bin Abdillah, bahwa Umar bin al-Khaththab datang pada saat perang Khandaq setelah matahari terbenam.
Ia mencela orang-orang kafir Quraisy, dan ia berkata, “Wahai Rasulullah, hampir saja aku tidak mengerjakan shalat ‘ashar hingga matahari tenggelam.” Nabi Ṣallallāhu ‘Alaihi Wa Sallam kemudian bersabda, “Demi Allah, aku pun belum mengerjakannya.” Nabi lalu berwudhu dan kami pun ikut berwudhu. Lalu kami mengerjakan shalat ashar setelah matahari tenggelam. Setelah itu kami pun langsung mengerjakan shalat maghrib. (HR. Bukhari Muslim)
Jika dua atau lebih waktu shalat yang dikerjakan dengan berurutan, namun dikhawatirkan waktu shalat yang bukan qadha’ habis, maka diutamakan mengerjakan shalat yang waktunya masih tersisa kemudian mengerjakan shalat yang tertunda dan tidak perlu mengulang shalat yang bukan diqadha karena tidak ada dalil yang menunjukkan wajibnya pelaksanaan secara berurutan dalam kondisi seperti ini.
Site: Bina Qurani Islamic Boarding School, Image: Qadha Shalat, Source: Photo by Alena D Pexels
Jika engkau belum mengerjakan shalat Isya karena lupa atau tertidur dan baru tersadar keesokan harinya, maka kerjakanlah shalat ‘Isya tersebut dengan suara tetap jahr (dikeraskan).
Dalam hadits yang diriwayatkan dari Abu Sa’id dalam perang Khandaq disebutkan, “Kemudian Rasulullah Ṣallallāhu ‘Alaihi Wa Sallam mengerjakan shalat Zhuhur, beliau membaguskan shalatnya sebagaimana ketika beliau mengerjakannya pada waktunya.” (HR. Bukhari)
Menurut pendapat yang paling tepat di antara dua pendapat ulama bahwa hal ini terjadi pada waktu maghrib. Mengqadha shalat sunnah rawatib pun disyariatkan.
Dikutip dari: Abu Malik Kamal bin as-Sayyid Salim, Fiqhus Sunnah Lin Nisa’ Wama Yajibu an Ta’rifahu Kullu Muslimatin min Ahkam. Edisi terjemah: Alih Bahasa M. Taqdir Arsyad, Fikih Sunnah Wanita Panduan Lengkap Wanita Muslimah, (Bogor: Griya Ilmu, 2019), 083-084.
Thumbnail Source: Photo by Michael B Pexels
Artikel Terkait:
Shalat – Amalan yang Paling Dicintai