Islam menganjurkan kepada kita untuk memperbanyak sedekah sunnah. Hal ini sebagaimana firman Allah Subḥānahu Wa Ta’ālā di dalam Alquran Surat Al-Baqarah ayat 261 mengenai keutamaan sedekah,
Allah Subḥānahu Wa Ta’ālā berfirman:
مَثَلُ الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنْبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِي كُلِّ سُنْبُلَةٍ مِائَةُ حَبَّةٍ وَاللَّهُ يُضَاعِفُ لِمَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ (261)
Artinya:
“Perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji. Allah Subḥānahu Wa Ta’ālā melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Mahaluas lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 261)
Dalam ayat lain Allah Subḥānahu Wa Ta’ālā berfirman:
إِنَّ الْمُصَّدِّقِينَ وَالْمُصَّدِّقَاتِ وَأَقْرَضُوا اللَّهَ قَرْضًا حَسَنًا يُضَاعَفُ لَهُمْ وَلَهُمْ أَجْرٌ كَرِيمٌ (18)
Artinya:
“Sesungguhnya orang yang bersedekah, baik laki-laki maupun wanita dan meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, niscaya akan dilipatgandakan (pembayarannya) kepada mereka, dan bagi mereka pahala yang banyak.” (QS. Al-Hadid: 18)
Lebih daripada itu, Allah menjadikan sedekah yang diberikan oleh seorang wanita sebagai salah satu faktor yang dapat menjauhkannya dari siksa neraka. Abu Sa’id Raḍiallāhu ‘Anhu menceritakan bahwa ketika Rasulullah Ṣallallāhu ‘Alaihi Wa Sallam mengerjakan shalat ‘Ied di tempat terbuka (mushalla), beliau mendatangi kaum wanita seraya bersabda:
“Wahai segenap kaum wanita, bersedekahlah. Sesungguhnya telah diperlihatkan kepadaku bahwa kalian adalah penghuni neraka yang paling banyak.” (HR. Bukhari)
Site: Bina Qurani Islamic Boarding School, Image: Sedekah Sunnah, Source: Photo by Timur Weber Pexels
Wanita boleh bersedekah dengan harta pribadinya tanpa harus meminta izin kepada suaminya. Hal ini berdasarkan hadits Kuraib, bahwa Maimunah binti al-harits Raḍiallāhu ‘Anhā, isteri Nabi Ṣallallāhu ‘Alaihi Wa Sallam menceritakan kepadanya bahwa ia pernah memerdekakan seorang budak wanita tanpa meminta izin terlebih dahulu kepada Nabi Ṣallallāhu ‘Alaihi Wa Sallam. Ketika tiba giliran Nabi Ṣallallāhu ‘Alaihi Wa Sallam di rumahnya, ia berkata,
“Wahai Rasulullah, apakah engkau tahu jika aku telah memerdekakan budak wanitaku?” Rasulullah Ṣallallāhu ‘Alaihi Wa Sallam bertanya, “Apakah engkau benar-benar telah melakukannya?” Maimunah menjawab, “Ya.” Rasulullah Ṣallallāhu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda, “Seandainya engkau memberikan budak wanita itu kepada paman-pamanmu dari ibu, maka pahalamu akan lebih besar.” (HR. Bukhari Muslim)
Saya katakana, “Dalam hadits di atas Rasulullah Ṣallallāhu ‘Alaihi Wa Sallam tidak melarang isterinya bersedekah sebelum meminta izin. Namun, beliau mengarahkannya kepada bentuk sedekah yang lebih baik. Hal ini dapat dilakukan apabila wanita tersebut tidak dianggap kurang mengerti cara menggunakan hartanya. Inilah pendapat Imam al-Bukhari.
Hanya saja wanita dianjurkan memberitahu suaminya tentang niatnya memberi sedekah untuk kebaikan keduanya dan menyenangkan hati suaminya. Inilah pengerti hadits Rasulullah Ṣallallāhu ‘Alaihi Wa Sallam yang menyatakan:
“Seorang isteri tidak boleh menggunakan hartanya apabila suaminya telah menikahinya.” (HR. Abu Daud)
Dalam riwayat lain, Rasulullah Ṣallallāhu ‘Alaihi Wa Sallam juga menyatakan:
“Seorang isteri tidak boleh memberi sesuatu kecuali jika diizinkan oleh suaminya.” (HR. Abu Daud)
Site: Bina Qurani Islamic Boarding School, Image: Sedekah Sunnah, Source: Photo by Mike Jones Pexels
Seorang isteri dibolehkan memberikan sedekahnya kepada suami, anak-anak dan kaum kerabatnya. Bahkan sedekah tersebut dianggap sebagai sedekah yang paling baik baginya.
Dalam hadits yang telah disebutkan sebelumnya dinyatakan bahwa Rasulullah Ṣallallāhu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda:
“Suami dan anakmu lebih berhak menerima sedekahmu (zakat) daripada orang lain.”
Dalam riwayat lain disebutkan bahwa Zainab, isteri Ibnu Mas’ud Raḍiallāhu ‘Anhumā bertanya kepada Rasulullah Ṣallallāhu ‘Alaihi Wa Sallam, “Apakah aku akan diberi pahala jika memberikan zakat atau sedekah kepada suami dan anak-anak yatim yang berada dalam asuhanku?” Rasulullah Ṣallallāhu ‘Alaihi Wa Sallam menjawab, “Ya. Dan engkau memperoleh dua pahala, pahala sedekah dan pahala menjaga hubungan baik dengan keluarga.”
Site: Bina Qurani Islamic Boarding School, Image: Sedekah Sunnah, Source: Photo by Timur Weber Pexels
Wanita juga boleh bersedekah dengan harta suaminya tanpa meminta izin terlebih dahulu kepadaya selama tidak menimbulkan kerusakan. Hal ini berdasarkan sabda Nabi Ṣallallāhu ‘Alaihi Wa Sallam:
“Jika seorang wanita menyedekahkan makanan dari rumahnya tanpa merusak (berlebihan), makai a mendapatkan pahala dari sedekah tersebut, dan suaminya pun mendapat pahala dari usahanya, serta orang yang bertugas menyimpannya mendapat pahala yang sama tanpa saling mengurangi pahala masing-masing sedikitpun.” (HR. Bukhari Muslim)
Dikutip dari: Abu Malik Kamal bin as-Sayyid Salim, Fiqhus Sunnah Lin Nisa’ Wama Yajibu an Ta’rifahu Kullu Muslimatin min Ahkam. Edisi terjemah: Alih Bahasa M. Taqdir Arsyad, Fikih Sunnah Wanita Panduan Lengkap Wanita Muslimah, (Bogor: Griya Ilmu, 2019), 284-286.
Thumbnail Source: Photo by Timur Weber Pexels
Artikel Terkait:
Hukum Zakat Fithri