Sebagai seorang muslim, kita semua tentu telah mengetahui tentang sejarah Isra Mi’raj Nabi Muhammad Ṣallallāhu ‘Alaihi Wa Sallam. Sejarah Isra Mi’raj Nabi Muhammad Ṣallallāhu ‘Alaihi Wa Sallam tentu telah sering kita dengar, terutama dalam acara peringatan Isra Mi’raj yang dilaksanakan di masjid-masjid atau mushola-mushola di sekitar tempat tinggal kita.
Dalam peringatan Isra Mi’raj, biasanya panitia penyelenggara akan mendatangkan seorang ustaz atau kyai untuk memberikan ceramah atau nasihat kepada jamaah yang hadir. Dalam ceramahnya tersebut, tak jarang seorang penceramah menyampaikan kisah perjalanan dan sejarah Isra Mi’raj Nabi Muhammad Ṣallallāhu ‘Alaihi Wa Sallam.
Penyampaian kisah dan sejarah Isra Mi’raj Nabi Muhammad Ṣallallāhu ‘Alaihi Wa Sallam antara penceramah yang satu dengan penceramah yang lainnya tentu terdapat perbedaan baik dalam cara penyampaiannya maupun dalam kisah yang disampaikannya.
Nah, pada kesempatan kali ini kami juga akan sedikit mengulas mengenai sejarah Isra Mi’raj yang dialami oleh Nabi Muhammad Ṣallallāhu ‘Alaihi Wa Sallam sesuai dengan dalil-dalil yang terdapat dalam Alquran maupun Al-Hadis.
Site: Bina Qurani Islamic School, Image: Sejarah Isra Mi’raj Nabi Muhammad, Source: Photo From Toa Heftiba Unsplash
Dalam pembahasan kali ini ada beberapa poin penyampaian yang akan kami berikan. Berikut beberapa poin yang akan kita bahas:
Untuk lebih jelasnya, yuk kita simak artikel berikut ini!
Secara bahasa, Isra berasal dari kata saro yang artinya adalah perjalanan di malam hari. Adapun secara istilah, Isra artinya adalah perjalanan yang dilakukan oleh Rasulullah Ṣallallāhu ‘Alaihi Wa Sallam bersama malaikat Jibril dari Masjidil Haram Mekkah ke Masjidil Aqsa di Palestina.
Allah Subḥānahu Wa Ta’ālā berfirman:
سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَى بِعَبْدِهِ لَيْلًا مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آيَاتِنَا إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ
“Maha Suci Allah yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad Ṣallallāhu ‘Alaihi Wa Sallam) pada malam hari dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa yang telah kami berkahi sekelilingnya agar kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda kebesaran Kami (Allah). Sesungguhnya Dia Maha Mendengar, Maha Melihat.” (QS. Al-Isra’ [17]: 1)
Sedangkan Mi’raj, secara bahasa artinya adalah suatu alat yang digunakan untuk naik. Adapun secara istilah, Mi’raj adalah tangga khusus yang digunakan oleh Rasulullah Muhammad Ṣallallāhu ‘Alaihi Wa Sallam untuk naik dari bumi menuju ke lapisan langit ke tujuh.
Allah Subḥānahu Wa Ta’ālā berfirman,
وَالنَّجْمِ إِذَا هَوَى مَا ضَلَّ صَاحِبُكُمْ وَمَا غَوَى وَمَا يَنْطِقُ عَنِ الْهَوَى إِنْ هُوَ إِلَّا وَحْيٌ يُوحَى عَلَّمَهُ شَدِيدُ الْقُوَى ذُو مِرَّةٍ فَاسْتَوَى وَهُوَ بِالْأُفُقِ الْأَعْلَى ثُمَّ دَنَا فَتَدَلَّى فَكَانَ قَابَ قَوْسَيْنِ أَوْ أَدْنَى فَأَوْحَى إِلَى عَبْدِهِ مَا أَوْحَى مَا كَذَبَ الْفُؤَادُ مَا رَأَى أَفَتُمَارُونَهُ عَلَى مَا يَرَى وَلَقَدْ رَآهُ نَزْلَةً أُخْرَى عِنْدَ سِدْرَةِ الْمُنْتَهَى عِنْدَهَا جَنَّةُ الْمَأْوَى إِذْ يَغْشَى السِّدْرَةَ مَا يَغْشَى مَا زَاغَ الْبَصَرُ وَمَا طَغَى لَقَدْ رَأَى مِنْ آيَاتِ رَبِّهِ الْكُبْرَى
“Demi bintang ketika terbenam, kawanmu (Muhammad) tidak sesat dan tidak pula keliru, dan tidaklah yang diucapkannya itu (Alquran) menurut keinginannya. Tidak lain (Alquran itu) adalah wahyu yang diwahyukan kepadanya, yang diajarkan kepadanya oleh Jibril yang sangat kuat, yang mempunyai keteguhan; maka Jibril itu menampakkan diri dengan rupa yang asli (rupa yang bagus dan perkasa), sedang dia berada di ufuk yang tinggi. Kemudian dia mendekan kepada Muhammad, lalu bertambah dekat, sehingga jaraknya sekitar dua busur panah atau lebih dekat lagi. Lalu disampaikannya wahyu kepada hamba-Nya (Muhammad) apa yang telah diwahyukan Allah. Hatinya tidak mendustakan aoa yang telah dilihatnya. Maka apakah kamu (Musyrikin Mekah) hendak membantahnya tentang apa yang dilihatnya itu? Dan sunggu dia (Muhammad) telah melihatnya dalam rupanya yang asli pada waktu yang lain, yaitu di Sidratulmuntaha. Di dekatnya ada surga tempat tinggal, Muhammad melihat Jibril ketika Sidratulmuntaha diliputi oleh sesuatu yang meliputinya. Penglihatannya tidak menyimpang dari yang dilihatnya itu dan tidak pula melampauinya. Sungguh, dia telah melihat sebagian tanda-tanda kebesaran Rabb-nya yang paling besar.” (QS. An-Najm [53]: 1-18)
Site: Bina Qurani Islamic School, Image: Sejarah Isra Mi’raj Nabi Muhammad, Source: Photo From Stacey Franco Unsplash
Isra Mi’raj merupakan salah satu peristiwa agung yang terjadi dalam perjalanan hidup nabi Muhammad Ṣallallāhu ‘Alaihi Wa Sallam.
Isra Mi’raj diberikan oleh Allah Subḥānahu Wa Ta’ālā kepada Nabi Muhammad Ṣallallāhu ‘Alaihi Wa Sallam sebagai wujud penghormatan dan pelipur lara setelah meninggalnya paman beliau yaitu Abu Thalib dan istri beliau yaitu Khadijah binti Khuwailid.
Peristiwa Isra Mi’raj juga sebagai penghibur Rasulullah Ṣallallāhu ‘Alaihi Wa Sallam setelah mendapatkan perlakuan tidak bersahabat dari penduduk Thaif.
Peristiwa perjalanan dan sejarah Isra Mi’raj Nabi Muhammad Ṣallallāhu ‘Alaihi Wa Sallam tertuang dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Sahabat Anas bin Malik Raḍiallāhu ‘Anhu.
Anas bin Malik Raḍiallāhu ‘Anhu meriwayatkan hadis bahwa Rasulullah Ṣallallāhu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda,
“Didatangkan kepadaku Buraaq, yatu hewan yang berwarna putih yang panjang, lebih besar dari keledai dan lebih kecil dari baghal. Dia meletakkan telapak kakinya di ujung pandangannya. Maka sayapun menungganginya sampai tiba di Baitul Maqdis, lalu saya mengikatnya di tempat yang digunakan untuk mengikat tunggangan para Nabi.
Kemudian saya masuk ke masjid dan shalat dua rakaat kemudian keluar. Kemudian datang kepadaku Jibril dengan membawa bejada berisi khamar dan bejana berisi air susu. Aku memilih bejana yang berisi air susu. Jibril kemudian berkata, “Engkau telah memilih yang sesuai fitrah”.
Kemudian Jibril naik bersamaku ke langit pertama dan Jibril meminta dibukakan pintu, maka dikatakan kepadanya, “Siapa engkau?” Dia menjawab, “Jibril”. Dikatakan lagi, “Siapa yang bersamamu?” Dia menjawab, “Muhammad”. Dikatakan, “Apakah dia telah diutus?” Dia menjawab, “Dia telah diutus”. Maka dibukakan bagi kami puntu langit dan saya bertemu dengan Adam. Beliau menyambutku dan mendoakan kebaikan untukku.
Site: Bina Qurani Islamic School, Image: Sejarah Isra Mi’raj Nabi Muhammad, Source: Photo From Snowscat Unsplash
Kemudian kami naik ke langit kedua, lalu Jibril meminta dibukakan pintu, maka dikatakan kepadanya “Siapa engkau?” Dia menjawab, “Jibril”. Dikatakan lagi, “Siapa yang bersamamu?” Dia menjawab, “Muhammad”. Dikatakan, “Apakah dia telah diutus?” Dia menjawab, “Dia telah diutus”. Maka dibukakan bagi kami pintu langit kedua dan saya bertemu dengan Nabi Isa putra Maryam dan Yahya bin Zakariya. Beliau berdua menyambutku dan mendoakan kebaikan untukku.
Kemudian Jibril naik bersamaku ke langit ketiga dan Jibril meminta dibukakan pintu, maka dikatakan kepadanya, “Siapa engkau?” Dia menjawab, “Jibril”. Dikatakan lagi, “Siapa yang bersamamu?” Dia menjawab, “Muhammad”. Dikatakan, “Apakah dia telah diutus?” Dia menjawab, “Dia telah diutus”. Maka dibukakan bagi kami pintu langit ketiga dan saya bertemu dengan Nabi Yusuf yang beliau telah diberi separuh dari kebagusan wajah. Beliau menyambutku dan mendoakan kebaikan untukku.
Kemudian Jibril naik bersamaku ke langit keempat dan Jibril meminta dibukakan pintu, maka dikatakan kepadanya, “Siapa engkau?” Dia menjawab, “Jibril”. Dikatakan lagi, “Siapa yang bersamamu?” Dia menjawab, “Muhammad”. Dikatakan, “Apakah dia telah diutus?” Dia menjawab, “Dia telah diutus”. Maka dibukakan bagi kami pintu langit keempat dan saya bertemu dengan Nabi Idris. Beliau menyambutku dan mendoakan kebaikan untukku. Allah berfirman yang artinya, “Dan Kami telah mengangkatnya ke martabat yang tinggi.”
Kemudian Jibril naik bersamaku ke langit kelima dan Jibril meminta dibukakan pintu, maka dikatakan kepadanya, “Siapa engkau?” Dia menjawab, “Jibril”. Dikatakan lagi, “Siapa yang bersamamu?” Dia menjawab, “Muhammad”. Dikatakan, “Apakah dia telah diutus?” Dia menjawab, “Dia telah diutus”. Maka dibukakan bagi kami pintu langit kelima dan saya bertemu dengan Harun. Beliau menyambutku dan mendoakan kebaikan untukku.
Kemudian Jibril naik bersamaku ke langit keenam dan Jibril meminta dibukakan pintu, maka dikatakan kepadanya, “Siapa engkau?” Dia menjawab, “Jibril”. Dikatakan lagi, “Siapa yang bersamamu?” Dia menjawab, “Muhammad”. Dikatakan, “Apakah dia telah diutus?” Dia menjawab, “Dia telah diutus”. Maka dibukakan bagi kami pintu langit keenam dan saya bertemu dengan Musa. Beliau menyambutku dan mendoakan kebaikan untukku.
Kemudian Jibril naik bersamaku ke langit ketujuh dan Jibril meminta dibukakan pintu, maka dikatakan kepadanya, “Siapa engkau?” Dia menjawab, “Jibril”. Dikatakan lagi, “Siapa yang bersamamu?” Dia menjawab, “Muhammad”. Dikatakan, “Apakah dia telah diutus?” Dia menjawab, “Dia telah diutus”. Maka dibukakan bagi kami pintu langit ketujuh dan saya bertemu dengan Ibrahim.
Beliau sedang menyandarkan punggungnya ke Baitul Ma’muur. Setiap hari masuk ke Baitul Ma’mur tujuh puluh ribu malaikat yang tidak kembali lagi. Kemudian Ibrahim pergi bersamaku ke Sidratulmuntaha. Ternyata daun-daunnya seperti telinga-telinga gajah dan buahnya seperti tempayan besar. Tatkala dia diliputi oleh perintah Allah, diapun berubah sehingga tidak ada seorangpun dari makhluk Allah yang sanggup menggambarkan keindahannya.
Site: Bina Qurani Islamic School, Image: Sejarah Isra Mi’raj Nabi Muhammad, Source: Photo From Konevi Pexels
Lalu Allah mewahyukan kepadaku apa yang Dia wahyukan. Allah mewajibkan kepadaku 50 shalat sehari semalam. Kemudian saya turun menemui Musa, lalu dia bertanya, “Apa yang diwajibkan Rabbmu atas umatmu?” Saya menjawab, “50 shalat”. Dia berkata, “Kembalilah kepada Rabbmu dan mintalah keringanan, karena sesungguhnya umatmu tidak akan mampu mengerjakannya.
Sesungguhnya saya telah menguji dan mencoba bani Israil. Beliau bersabda, “Maka sayapun kembali kepada Rabbku seraya berkata, “Wahai Rabbku, ringankanlah untuk umatku”. Maka dikurangi dariku 5 shalat. Kemudian saya kembali kepada Musa dan berkata, “Allah telah mengurangi untukku 5 shalat”. Dia berkata, “Sesungguhnya umatmu tidak akan mampu mengerjakannya, maka kembalilah kepada Rabbmu dan mintalah keringanan”.
Maka terus menerus saya pulang balik antara Rabbku dan Musa sampai pada akhirnya Allah berfirman, “Wahai Muhammad, sesungguhnya ini adalah 5 shalat sehari semalam, setiap shalat pahalanya 10 maka semuanya 50 shalat. Barangsiapa yang meniatkan kejelekan lalu dia tidak mengerjakannya, maka tidak ditulis dosa baginya sedikitpun. Jika dia mengerjakannya, maka ditulis baginya satu kejelekan”.
Kemudian saya turun sampai saya bertemu dengan Musa seraya aku ceritakan hal ini kepadanya. Dia berkata, “Kembalilah kepada Rabbmu dan mintalah keringanan”, maka sayapun berkata: “Sungguh saya telah kembali kepada Rabbku sampai sayapun malu kepada-Nya.” (HR. Muslim)
Sebagian kalangan meyakini bahwa peristiwa bersejarah Isra Mi’raj Nabi Muhammad Ṣallallāhu ‘Alaihi Wa Sallam terjadi pada tanggal 27 Rajab, dan setiap tanggal 27 Rajab sebagian kaum muslimin ramai-ramai memperingati terjadinya peristiwa ini.
Namun, di kalangan para ulama ahli sejarah terjadi perbedaan pendapat tentang terjadinya peristiwa yang agung ini. Berikut ini adalah beberapa pendapat mengenai kapan terjadinya Isra Mi’raj, yaitu:
Imam Al-Allamah Al-Manshurfuri Raḥimahullāh berpendapat bahwa peristiwa Isra Mi’raj terjadi pada malam tanggal dua puluh tujuh bulan Rajab tahun kesepuluh kenabian Rasulullah Muhammad Ṣallallāhu ‘Alaihi Wa Sallam.
Imam Ath-Thabari berpendapat bahwa peristiwa Isra Mi’raj terjadi pada tahun tatkala Allah Subḥānahu Wa Ta’ālā memuliakan Nabi Muhammad Ṣallallāhu ‘Alaihi Wa Sallam dengan nubuwah atau kenabian.
Site: Bina Qurani Islamic School, Image: Sejarah Isra Mi’raj Nabi Muhammad, Source: Photo From Konevi Pexels
Imam Nawawi dan Al-Qurthubi berpendapat bahwa peristiwa Isra Mi’raj terjadi pada lima tahun setelah Nabi Muhammad Ṣallallāhu ‘Alaihi Wa Sallam di utus menjadi Rasul.
Pendapat ulama ahli sejarah yang lain berpendapat bahwa peristiwa Isra Mi’raj terjadi enam bulan sebelum hijrah, atau pada bulan Muharram tahun ketiga belas setelah kenabian. Pendapat yang lain mengatakan, bahwa peristiwa tersebut terjadi setahun dua bulan sebelum hijrah, tepatnya pada bulan Muharram tahun ketiga belas setelah kenabian.
Dan pendapat terakhir mengatakan bahwa peristiwa tersebut terjadi setahun sebelum hijrah atau pada bulan Rabi’ul Awwal tahun ketiga belas setelah kenabian.
Demikianlah kisah dan sejarah Isra Mi’raj Nabi Muhammad Ṣallallāhu ‘Alaihi Wa Sallam. Semoga dengan mengetahui sejarah Isra Mi’raj Nabi Muhammad Ṣallallāhu ‘Alaihi Wa Sallam ini, dapat menambah keimanan dan ketaqwaan kita.
Thumbnail Source: Photo From Sekolah Umroh
Artikel Terkait:
Perintah Sholat 5 Waktu