Dr. Abdul Wahid, Lc., M.E.I.
Pengasuh Bina Qurani Islamic School
Pelayanan di sekolah-sekolah Islam saat ini semakin bersaing, baik sekolah Islam dengan model full day atau boarding school. Persaingan dalam layanan tersebut menjadikan biaya pendidikan di beberapa sekolah Islam cenderung terbilang tinggi. Sebagaimana dilansir dalam laman cnbcindonesia.com ketika menyebutkan berbagai data BPS yang mengungkapkan tentang tingginya nilai inflasi di dunia pendidikan, di mana beberapa di antaranya adalah sekolah Islam. (Thea Fathanah Arbar, cnbcindonesia.com, 2020). Biaya pendidikan yang disodorkan pun berbeda-beda, mulai dari kebutuhan tahunan, bulanan, dan biaya kegiatan per bulannya. Dalam hal ini memang tidak ada bentuk baku dari pemerintah terkhusus Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dalam menentukan biaya pendidikan di sekolah swasta, selama relevan dengan service excellent sekolah dan sesuai dengan keinginan para orang tua maka dapat dikatakan hal yang wajar.
Memilih sekolah terbaik di antara beberapa opsi sekolah yang nyaris tanpa perbedaan dalam kelengkapan fasilitas terkadang membuat para orang tua tak lagi mempertimbangkan bagaimana pembelajaran, target kurikulum, atau prestasi sekolah Islam. Tidak fokusnya perhatian para orang tua siswa terhadap prestasi sekolah dan siswa bukan menunjukkan kurangnya perhatian mereka terhadap hal tersebut. Prestasi akademik dan non akademik yang telah diraih oleh sekolah Islam dalam beberapa tahun terakhir ini membuat hal tersebut tidak lagi menjadi pertanyaan mendasar untuk menentukan sekolah yang paling tepat. Sebagaimana dilansir oleh situs siedoo.com dalam lamannya ketika menyebutkan beberapa siswa yang mendapatkan medali emas, perak, dan perunggu dalam Olimpiade Matematika dan Sains Internasional tidak sedikit dari mereka dimulai dari peraih medali emas berasal dari siswa-siswi sekolah Islam. (siedoo.com, 2018). Dengan demikian tingginya biaya pendidikan dengan segudang prestasi yang didapat masih sangat relevan.
Sekolah-sekolah Islam saat ini tidak lagi tampil dengan model klasik, kumuh, atau ketinggalan zaman. Penyelenggara lembaga pendidikan Islam mencoba untuk menjawab kebutuhan para orang tua terhadap pendidikan anak-anak mereka yang ingin mendapatkan pendidikan agama dan tak tertinggal dalam ilmu-ilmu umum. Keinginan yang terkadang berubah menjadi tuntutan ini membuat para orang tua berani membayar berapapun untuk kebutuhan pendidikan anak-anak mereka di sekolah Islam yang lengkap dengan berbagai fasilitasnya. Khulafa Pinta Winastya menyebutkan beberapa sekolah Islam yang menyediakan fasilitas tergolong mewah di kelas Sekolah Menengah Atas. Di antara sekolah tersebut ada yang menyediakan kamar yang seperti hotel, bis jemputan dari asrama ke sekolah, dan beberapa fasilitas sekolah lainnya. (Khulafa Pinta Winastya, merdeka.com, 2020). Kelengkapan fasilitas tidak lain sebagai bagian dari upaya memberikan service excellent sekolah-sekolah Islam kepada peserta didik dan orang tua mereka.
Berbeda dengan islamic boarding school, layanan yang ditawarkan oleh sekolah Islam full day lebih sederhana sesuai dengan kebutuhan harian peserta didik. Salah satu layanan sekolah Islam full day adalah mobil antar jemput dari rumah ke sekolah. Layanan ini sangat memberikan kemudahan bagi para orang tua dan sangat efektif dalam mengurangi crowded pada jam-jam krusial. Sekolah Islam yang berada di jalan-jalan protokol ketika tidak memfasilitasi mobil jemputan akan menyebabkan antrian yang mengular di jam masuk dan jam pulang sekolah. Hanya dalam hitungan menit puluhan bahkan ratusan kendaraan roda dua dan roda empat dapat memadati jalan, gerbang, dan seluruh halaman parkir. Dalam hal ini sekolah Islam harus melakukan perhitungan yang jeli akan kebutuhan layanan antar jemput siswa. Sekilas penawaran layanan ini terkesan mahal karena menambah beban bagi sebagian orang tua peserta didik. Namun jika dilakukan penelitian lebih mendalam lagi efektivitas yang dilahirkan dari sebuah ide layanan tersebut setidaknya selaras dengan keinginan pemerintah-pemerintah daerah bahkan pemerintah pusat dalam mengurangi kemacetan, polusi udara, dan berbagai kebijakan positif lainnya.
Layanan lainnya yang diberikan oleh sekolah Islam full day adalah dengan bentuk penyajian makan siang bagi peserta didik. Integrasi kurikulum yang menambah bobot pembelajaran dan jumlah mata pelajaran setiap harinya, menjadikan peserta didik lebih lama menghabiskan waktunya di sekolah daripada waktu mereka berada di rumah. Lagi-lagi kalkulasi real dalam upaya melatih dan menegakkan disiplin sejak dini kepada seluruh peserta didik lebih layak untuk diperhitungkan jika dibandingkan dengan harga porsi makan itu sendiri. Beberapa contoh layanan yang ditawarkan oleh sekolah-sekolah Islam tentunya berdasar pada kebutuhan peserta didik itu sendiri. Bahkan para orang tua pun dari hari ke hari makin menyadari dan menikmati fungsi dari layanan tersebut.
Berbagai tambahan kelengkapan fasilitas sekolah menuntut struktur pendamping Kepala Sekolah di sekolah Islam bertambah satu lagi di posisi jabatan strategis yaitu Wakil Kepala Sekolah bagian sarana prasarana. Wakasek sarana prasarana inilah yang senantiasa mengawal perawatan secara berkala terhadap seluruh fasilitas fisik atau non fisik. Sebab beragam fasilitas sekolah sebagai bagian dari service excellent sangat rawan terjadi kerusakan atau penyalahgunaan baik disebabkan oleh intensitas pemakaian yang cukup tinggi atau penggunaan yang abai terhadap SOP pelayanan. Pengawasan maksimal terhadap beragam fasilitas yang disediakan oleh sekolah Islam yang dikomandani Wakasek sarana prasarana secara otomatis akan menepis pernyataan miring bahwa fasilitas tersebut hanya bertolak dari perhitungan keuntungan secara ekonomi, tidak didasari oleh service excellent atau kebutuhan para orang tua dan peserta didik itu sendiri. Semoga sekolah-sekolah Islam di Indonesia semakin berkembang dan berprestasi di kemudian hari dan terus berupaya memberikan service excellent yang selalu terbarukan dari waktu ke waktu.
#Abdul Wahid #Ekonomi Pendidikan #Service Excellent #Islamic Boarding School #Sekolah Islam