Generic selectors
Exact matches only
Search in title
Search in content
Post Type Selectors

Sifat-sifat Rasul

Bina-Qurani-Sifat-sifat-Rasul
Sifat-sifat Rasul

Dari definisi yang telah disebutkan, kita tahu bahwa Rasul adalah seorang yang merdeka, berkelamin laki-laki yang Allah pilih diantara manusia yang paling baik nasabnya. Dia menjadikannya berakal sempurna, berhati suci, dan diciptakan paling mulia, untuk menunaikan tugas-tugas agung, di antaranya menerima wahyu, melaksanakan dan menyampaikannya, serta memimpin umat. Sifat dan akhlak mereka menjadi teladan yang paling baik.

Berbicara mengenai sifat-sifat rasul tentu sangatlah panjang. Namun begitu, kami akan menyebutkan sebagian sifat-sifat mereka sebagai berikut:

1. Jujur (Shidiq)

Allah Subḥānahu Wa Ta’ālā menceritakan para Rasul-Nya, bahwa mereka adalah orang-orang jujur. Allah Subḥānahu Wa Ta’ālā berfirman:

هَذَا مَا وَعَدَ الرَّحْمَنُ وَصَدَقَ الْمُرْسَلُونَ (52)

Artinya:

“Inilah yang dijanjikan Rabb yang Maha pemurah dan benarlah Rasul-rasul-Nya.” (QS. Yasin: 52)

Allah Subḥānahu Wa Ta’ālā menyifati mereka dengan sifat itu. Allah Subḥānahu Wa Ta’ālā juga berfirman tentang Khalil-Nya Nabi Ibrahim ‘Alaihi Al-Salam:

وَاذْكُرْ فِي الْكِتَابِ إِبْرَاهِيمَ إِنَّهُ كَانَ صِدِّيقًا نَبِيًّا (41)

Artinya:

“Ceritakanlah hai Muhammad kisah Ibrahim di dalam Al-Kitab (Alquran) ini. Sesungguhnya ia adalah seorang yang sangat jujur lagi seorang nabi.” (QS. Maryam: 41)

Bina-Qurani-Sifat-sifat-Rasul

Site: Bina Qurani Islamic Boarding School, Image: Sifat-sifat Rasul, Source: Photo by The Dancing Rain Unsplash

Allah Subḥānahu Wa Ta’ālā juga berfirman mengenai Nabi Ismail ‘Alaihi Al-Salam:

وَاذْكُرْ فِي الْكِتَابِ إِسْمَاعِيلَ إِنَّهُ كَانَ صَادِقَ الْوَعْدِ وَكَانَ رَسُولًا نَبِيًّا

Artinya:

“Dan ceritakanlah hai Muhammad kepada mereka kisah Ismail yang tersebut di dalam Alquran. Sesungguhnya ia adalah seorang yang benar janjinya dan dia adalah seorang Rasul dan Nabi.” (QS. Maryam: 54)

Allah Subḥānahu Wa Ta’ālā juga berfirman menganai Nabi kita Muhammad Ṣallallāhu ‘Alaihi Wa Sallam:

وَالَّذِي جَاءَ بِالصِّدْقِ وَصَدَّقَ بِهِ أُولَئِكَ هُمُ الْمُتَّقُونَ (33)

Artinya:

“Dan orang yang membawa kebenaran (Muhammad), dan membenarkannya, mereka itulah orang-orang yang bertakwa.” (QS. Az-Zumar: 33)

Tidak diragukan lagi bahwa Ash-shidiq, kejujuran adalah inti risalah dan dakwah. Dengannya segala urusan akan lurus dan membuahkan amalan. Adapun dusta adalah sifat negated yang dihindari oleh para makhluk yang paling mulia dan merupakan sebuah kemaksiatan yang mereka waspadai.

Bina-Qurani-Sifat-sifat-Rasul

Site: Bina Qurani Islamic Boarding School, Image: Sifat-sifat Rasul, Source: Photo by Adli Wahid Unsplash

2. Sabar

Allah Subḥānahu Wa Ta’ālā mengutus Rasul-rasul-Nya kepada manusia sebagai pemberi kabar gembira dan peringatan, menyeru mereka untuk taat kepada Allah dan memperingatkan mereka agar tidak menyalahi perintah-Nya. Ini tentu tugas yang berat dan sulit. Tidak setiap orang dapat mengembannya. Tetapi, mereka adalah orang-orang pilihan yang pantas untuk memikulnya.

Dalam berdakwah, para Rasul menemui berbagai macam rintangan dan siksaan. Namun, itu semua tidak mampu menyurutkan semangat mereka dan menghentikan langkah kaki mereka. Allah Subḥānahu Wa Ta’ālā mengabarkan kepada kita kisah-kisah sebagian Nabi berikut siksaan yang mereka jumpai dalam berdakwah dan kesabaran mereka dalam memenangkan al-haq dan meninggikan kalimat Allah Subḥānahu Wa Ta’ālā.

Dia menyuruh Nabi-Nya, Muhammad Ṣallallāhu ‘Alaihi Wa Sallam untuk bersabar sebagaimana sabarnya para Rasul ulul ‘azmi. Allah Subḥānahu Wa Ta’ālā berfirman:

فَاصْبِرْ كَمَا صَبَرَ أُولُو الْعَزْمِ مِنَ الرُّسُلِ وَلَا تَسْتَعْجِلْ لَهُمْ كَأَنَّهُمْ يَوْمَ يَرَوْنَ مَا يُوعَدُونَ لَمْ يَلْبَثُوا إِلَّا سَاعَةً مِنْ نَهَارٍ بَلَاغٌ فَهَلْ يُهْلَكُ إِلَّا الْقَوْمُ الْفَاسِقُونَ (35)

Artinya:

“Maka bersabarlah kau seperti orang-orang yang mempunyai keteguhan hati dari rasul-rasul yang telah bersabar dan janganlah kamu meminta disegerakan azab bagi mereka. Pada hari mereka melihat azab yang diancamkan kepada mereka merasa seolah-olah tidak tinggal di dunia melainkan sesaat pada siang hari. Inilah suatu pelajaran yang cukup, maka tidak dibinasakan melainkan kaum yang fasik.” (QS. Al-Ahqaf: 35)

Allah Subḥānahu Wa Ta’ālā juga memerintahkan untuk memaparkan kisah yang Allah ceritakan mengenai apa yang terjadi pada Nabi Nuh, Ibrahim, Musa, dan Isa, bersama umat mereka, berikut rintangan dan siksaan yang mereka hadapi. Mereka semua bersabar hingga Allah Subḥānahu Wa Ta’ālā memenangkan urusannya.

Sungguh, dalam perjalanan hidup Nabi kita Muhammad Ṣallallāhu ‘Alaihi Wa Sallam, terdapat teladan yang paling baik dalam hal sabar. Beliau telah diingkari, disiksa, bahkan diboikot oleh kaumnya sendiri. Namun begitu, beliau senantiasa bersabar hingga Allah Subḥānahu Wa Ta’ālā memenangkan agama-Nya, dan meninggikan kalimat-Nya.

Dikutip dari: Dr. Shalih bin Fauzan Al-Fauzan, Aqidatut Tauhid Kitabut Tauhid lis-Shaff Al-Awwal – Ats-Tsalis – Al-Aly. Edisi terjemah: Alih Bahasa Syahirul Alim Al-Adib, Lc., Kitab Tauhid, (Jakarta: Ummul Qura, 2018), 220-220.

Thumbnail Source: Photo by Ashkan Unsplash

Artikel Terkait:
Pengertian Nabi dan Rasul

TAGS
#adab penuntut ilmu #adab sebelum ilmu #Adab #Alquran 30 Juz #Cara Sholat Jenazah #Doa Selesai Sholat #Generasi Qurani #Keutamaan Membaca Alquran #Memuliakan Orang Tua #Belajar Alquran #Bina Qurani #Menghafal Alquran #Sekolah Islam
© 2021 BQ Islamic Boarding School, All Rights reserved
Login