Pertanyaan dua malaikat serta nikmat dan azab kubur. Al-Qabru adalah bentuk tunggal dari Al-Qubur. Qabaral mayyita berarti ia memendamnya.
Ada banyak hadis Rasulullah Ṣallallāhu ‘Alaihi Wa Sallam yang menetapkan adanya pertanyaan dua malaikat serta nikmat dan azab kubur. Maka, mengimani semua itu hukumnya wajib.
Nikmat dan azab kubur diberikan kepada ruh dan jasad tergantung kedekatan hubungan keduanya dalam kehidupan di alam barzakh. Hubungan keduanya di dalamnya berbeda dengan kehidupan alam barzakh berlaku untuk ruh, sementara jasad hanya mengikutinya. Lain halnya dengan kehidupan dunia.
Atas dasar itu dapat dipahami bahwa nikmat dan azab kubur diberikan kepada yang berhak menerimanya. Baik ia dikubur atau tidak, mati karena diterkam binatang buang, terbakar hingga menjadi abu, tenggelam dalam lautan, dan lainnya. Dalil mengenai hal ini sangat banyak sekali, di antaranya firman Allah Subḥānahu Wa Ta’ālā dalam Surat Ibrahim ayat 27.
يُثَبِّتُ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الْآخِرَةِ وَيُضِلُّ اللَّهُ الظَّالِمِينَ وَيَفْعَلُ اللَّهُ مَا يَشَاءُ (27)
Artinya:
“Allah meneguhkan iman orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat, dan Allah menyesatkan orang-orang yang zalim dan berbuat apa yang Dia kehendaki.” (QS. Ibrahim: 27)
Imam Muslim meriwayatkan dengan sanadnya dari Al-Barra bin Azib, dari Nabi Muhammad Ṣallallāhu ‘Alaihi Wa Sallam, beliau bersabda yang artinya:
“Allah berfirman, ‘Allah meneguhkan iman orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh,’ Ayat ini turun berkenaan dengan azab kubur. Seseorang yang telah meninggal ditanya, ‘Siapa Rabbmu?’ ‘Allah Rabbku dan Muhammad Nabiku,’ jawabnya. Maka itulah makna firman Allah, ‘Allah menegugkan iman orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh.” (HR. Muslim)
Dalil-dalil tersebut menunjukkan bahwa orang yang telah meninggal akan diuji di dalam kuburnya. Siapa yang imannya diteguhkan oleh Allah Subḥānahu Wa Ta’ālā sehingga dapat menjawab dengan benar maka kuburnya akan diluaskan dan ia diberi kenikmatan akhirat.
Search: Bina Qurani Islamic Boarding School, Image: Siksa Kubur Setelah Kematian, Source: Photo by GSearch Image
Siapa yang perjalanan dalam kehidupan dunianya menyimpang dari kebenaran, ia tidak akan dapat menjawab dua pertanyaan malaikat dengan benar. Lalu ia dipukul dengan godam besi, kuburnya dipersempit, dan ia akan mendapat siksa kubur hingga hari kiamat atau sampai batas waktu tertentu sesuai dengan dosa-dosanya.
Siksa kubur ada dua, yaitu:
Siksa kubur yang bersifat abadi, artinya siksaan tersebut tidak akan terputus hingga hari kiamat. Siksa kubur seperti ini diberikan kepada orang-orang kafir, munafik, dan sebagian ahli maksiat sebagaimana dikabarkan Allah Subḥānahu Wa Ta’ālā dalam firman-Nya mengenai Fir’aun dan kaumnya.
Allah Subḥānahu Wa Ta’ālā berfirman:
النَّارُ يُعْرَضُونَ عَلَيْهَا غُدُوًّا وَعَشِيًّا وَيَوْمَ تَقُومُ السَّاعَةُ أَدْخِلُوا آلَ فِرْعَوْنَ أَشَدَّ الْعَذَابِ
Artinya:
“Kepada mereka dinampakkan neraka pada pagi dan petang, dan pada hari terjadinya kiamat. Dikatakan kepada malaikat, ‘Masukkanlah Fir’aun dan kaumnya ke dalam azab yang sangat keras.” (QS. Ghafir: 46)
Siksa kubur yang bersifat sementara kemudian terhenti. Yaitu siksa yang diberikan kepada sebagian ahli maksiat yang ringan dosanya. Ia disiksa sesuai dengan dosanya. Kemudian siksa itu diringankan atau dihentikan darinya karena siksa diberikan kepadanya hanya sebatas itu.
Atau karena adanya sebagian pelebur dosa baginya setelah ia meninggal, baik itu berupa doa anak shalih, sedekah jariyah yang ditinggalkannya di dunia, atau ilmu yang bermanfaat. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Dikutip dari: Dr. Shalih bin Fauzan Al-Fauzan, Aqidatut Tauhid Kitabut Tauhid lis-Shaff Al-Awwal – Ats-Tsalis – Al-Aly. Edisi terjemah: Alih Bahasa Syahirul Alim Al-Adib, Lc., Kitab Tauhid, (Jakarta: Ummul Qura, 2018), 250-253.
Thumbnail Search: Photo by GSearch Image
Artikel Terkait:
Hari Kebangkitan dalam Kubur