Sunnah-sunnah wudhu meliputi perkataan dan perbuatan Nabi Ṣallallāhu ‘Alaihi Wa Sallam yang berkaitan dengan wudhu, tetapi tidak wajib dan orang yang meninggalkannya tidak diingkari. Sunnah-sunnah wudhu tersebut antara lain yaitu:
Beberapa hadits dha’if menerangkan wajibnya membaca basmalah sebelum berwudhu, tetapi beberapa ulama menshahihkannya. Dengan demikian membaca basmalah sebelu wudhu secara umum merupakan ibadah yang baik dan dianjurkan.
Telah dijelaskan dalam pembahasan sunnah-sunnah fitrah bahwa bersiwak setelah wudhu merupakan salah satu sunnah wudhu.
Site: Bina Qurani Islamic Boarding School, Image: Sunnah-sunnah Wudhu, Source: Photo by GS Image
Berdasarkan hadits Utsman sebelumnya yang menerangkan sifat wudhu Nabi Ṣallallāhu ‘Alaihi Wa Sallam, “Beliau Ṣallallāhu ‘Alaihi Wa Sallam mengucurkan air pada kedua telapak tangannya tiga kali kemudian mencucinya.” (HR. Bukhari Muslim)
Berdasarkan hadits Abdullah bin Zaid ketika mengajarkan tata cara wudhu Nabi Ṣallallāhu ‘Alaihi Wa Sallam, ia berkata, “Beliau Ṣallallāhu ‘Alaihi Wa Sallam berkumur dan istinsyaq dengan satu tangan sebanyak tiga kali.” (HR. Muslim)
Jika sedang berpuasa, istinsyaq tidak dilakukan dengan mubalaghah, berdasarkan hadits Nabi Ṣallallāhu ‘Alaihi Wa Sallam “Bersungguh-sungguhlah dalam istinsyaq, kecuali jika engkau sedang berpuasa.
Nabi suka mendahulukan anggota geraknya yang kanan ketika memakai sandal, bersisir, bersuci, dan dalam setiap aktifitas.
Site: Bina Qurani Islamic Boarding School, Image: Sunnah-sunnah Wudhu, Source: Photo by GS Image
Diriwayatkan dalam hadits yang shahih bahwa Nabi Ṣallallāhu ‘Alaihi Wa Sallam pernah mencuci anggota wudhunya satu kali-satu kali dan dua kali-dua kali
Abdullah bin Zaid berkata, “Nabi Ṣallallāhu ‘Alaihi Wa Sallam pernah dibawakan air wushu sebanyak dua pertiga mudd, kemudian beliau berwudhu dan menggosok-gosok kedua tangannya dari siku sampai ujung jari.” (HR. Ibnu Khuzaimah)
Rasulullah Ṣallallāhu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda:
“Sempurnakanlah wudhu, bersihkanlah sela-sela jari, hiruplah lebih dalam ketika beristinsyaq kecuali jika kalian sedang berpuasa.” (HR. Abu Dawud)
Disunnahkan melebihkan basuhan dari kadar yang diwajibkan ketika mencuci anggota wudhu. Misalnya, tidak hanya mencuci wajah saja, tetapi melebihkannnya dengan mencuci sedikit ubun-ubun. Sunna ini lebih dikenal dengan istilah ithaalah al-ghurrah.
Demikian juga ketika mencuci tangan sampai siku dan kaki sampai mata kaki, ditambahkan dengan menyiram sedikit di atas siku dan mata kaki. Sunnah ini lebih dikenal dengan istilah ithaalah at-tahjiil.
Sunnah dalam wudhu disandarkan kepada hadits Abu Hurairah Raḍiallāhu ‘Anhu, bahwa Rasulullah Ṣallallāhu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda:
“Sesungguhnya pada hari kiamat kelak, umatku akan datang dengan wajah yang bersinar karena pengaruh wudhunya (ketika di dunia). Barangsiapa yang sanggup memanjangkan (memaksimalkan basuhan pada ghurrah-nya, maka hendaklah ia memanjangkannya.” (HR. Bukhari Muslim)
Site: Bina Qurani Islamic Boarding School, Image: Sunnah-sunnah Wudhu, Source: Photo by GS Image
Anas bin Malik berkata, “Nabi Ṣallallāhu ‘Alaihi Wa Sallam biasa mandi dengan air sebanyak satu sha’ sampai lima mudd, sedangkan untuk berwudhu beliau Ṣallallāhu ‘Alaihi Wa Sallam menggunakan satu mudd.” (HR. Bukhari Muslim)
Satu sha’ sama dengan 4 mudd, dan satu mudd sama dengan sekitar setengah lilter.
Membaca doa setelah berwudhu dengan bacaan doa:
أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ
Artinya:
“Aku bersaksi bahwa tidak ada ilah yang berhak disembah kecuali Allah, tidak ada sekutu bagi-Nya, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya.” (HR. Bukhari Muslim)
Atau membaca doa:
سُبْحَانَكَ اللهُمَّ وَبِحَمْدِكَ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ. أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ
Artinya:
“Maha suci Engkau ya Allah dan segala puji hanya bagi-Mu, aku bersaksi bahwa tidak ada ilah yang berhak disembah kecuali Engkau, aku meminta ampun dan bertaubat kepada-Mu.” (HR. An-Nasa’i)
Utsman berkata, “Aku melihat Nabi Ṣallallāhu ‘Alaihi Wa Sallam berwudhu seperti wudhuku ini, kemudian beliau Ṣallallāhu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda, ‘Barangsiapa yang berwudhu seperti wudhuku ini, kemudian shalat dua rakaat, ia tidak berbicara dalam hatinya tentang urusan dunia dalam shalat itu, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR. Bukhari)
Thumbnail Source: Photo by GS Image
Artikel Terkait:
Rukun Wudhu