Generic selectors
Exact matches only
Search in title
Search in content
Post Type Selectors

Syarat Sah Puasa bagi Wanita

Bina-Qurani-Syarat-Sah-Puasa-bagi-Wanita
Syarat Sah Puasa bagi Wanita

Agar puasa seorang wanita muslimah sah, ada dua syarat yang harus dipenuhinya, yaitu:

1. Suci dari Haidh dan Nifas

Para ulama sepakat bahwa wanita yang mengalami haidh dan nifas, tidak dibenarkan dan tidak wajib berpuasa, bahkan ia diharamkan puasa. Tetapi setelah suci dari haidh dan nifas, ia harus mengqadha’nya.

Aisyah Raḍiallāhu ‘Anhā berkata bahwa:

“Kami mengalami hadih ketika Rasulullah Ṣallallāhu ‘Alaihi Wa Sallam masih hidup. Kami diperintahkan untuk mengqadha; puasa, tetapi tidak diperintahkan untuk mengqadha’ shalat.” (HR. Muslim)

Bina-Qurani-Syarat-Sah-Puasa-bagi-Wanita

Site: Bina Qurani Islamic Boarding School, Image: Syarat Sah Puasa bagi Wanita, Source: Photo by GS Image

2. Niat Berpuasa

Puasa adalah ibadah, sehingga tidak sah jika tidak disertai dengan niat sebagaimana halnya ibadah-ibadah yang lain. Menurut pendapat kebanyakan ulama, niat puasa harus dilakukan pada malam hari di waktu matahari terbenam hingga terbit fajar.

Dalilnya adalah hadits Ibnu ‘Umar Raḍiallāhu ‘Anhumā yang diriwayatkan dari Hafshah, bahwa Nabi Ṣallallāhu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda:

مَنْ لَمْ يُبَيِّتِ الصِّيَامَ قَبْلَ الْفَجْرِ , فَلَا صِيَامَ لَهُ

Artinya:

“Barangsiapa yang tidak berniat puasa sebelum fajar terbit, maka puasanya tidak sah.” (HR. Abu Daud)

Apakah niat puasa harus dilakukan pada malam hari?

Kebanyakan ulama berpendapat bahwa niat puasa sunnah tidak harus dilakukan pada malam hari. Hal ini berdasarkan hadits ‘Aisyah Raḍiallāhu ‘Anhā yang menyatakan, “Pada suatu hari Rasulullah Ṣallallāhu ‘Alaihi Wa Sallam masuk ke rumahku seraya bertanya, ‘Apakah kalian mempunyai makanan?’ Kami menjawab, ‘Tidak.’ Rasulullah Ṣallallāhu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda, ‘Kalau begitu, (hari ini) aku berpuasa.’ Di hari lainnya beliau kembali datang. Kami berkata pada beliau, ‘Wahai Rasulullah Ṣallallāhu ‘Alaihi Wa Sallam, ada yang memberi kita hadiah berupa hais atau bubur yang terbuat dari campuran kurma, susu kering (keju), dan minyak samin. Beliau kemudian bersabda, ‘Tunjukkan padauk. Pagi ini aku telah niat berpuasa.’ Lalu, beliau pun memakannya.” (HR. Muslim)

Saya katakana, “Engkau sebaiknya tetap berniat puasa sunnah pada malam hari, karena ada beberapa penafsiran yang berbeda terhadap hadits di atas, dan tidak mungkin dijelaskan secara rinci di sini.”

Bina-Qurani-Syarat-Sah-Puasa-bagi-Wanita

Site: Bina Qurani Islamic Boarding School, Image: Syarat Sah Puasa bagi Wanita, Source: Photo by GS Image

Rukun Puasa

Rukun puasa adalah menahan diri dari sehala hal yang membatalkan puasa sejak terbitnya fajar hingga terbenamnya matahari.

Dalilnya adalah firman Allah Subḥānahu Wa Ta’ālā di dalam Surat Al-Baqarah ayat 187, yaitu:

أُحِلَّ لَكُمْ لَيْلَةَ الصِّيَامِ الرَّفَثُ إِلَى نِسَائِكُمْ هُنَّ لِبَاسٌ لَكُمْ وَأَنْتُمْ لِبَاسٌ لَهُنَّ عَلِمَ اللَّهُ أَنَّكُمْ كُنْتُمْ تَخْتَانُونَ أَنْفُسَكُمْ فَتَابَ عَلَيْكُمْ وَعَفَا عَنْكُمْ فَالْآنَ بَاشِرُوهُنَّ وَابْتَغُوا مَا كَتَبَ اللَّهُ لَكُمْ وَكُلُوا وَاشْرَبُوا حَتَّى يَتَبَيَّنَ لَكُمُ الْخَيْطُ الْأَبْيَضُ مِنَ الْخَيْطِ الْأَسْوَدِ مِنَ الْفَجْرِ ثُمَّ أَتِمُّوا الصِّيَامَ إِلَى اللَّيْلِ وَلَا تُبَاشِرُوهُنَّ وَأَنْتُمْ عَاكِفُونَ فِي الْمَسَاجِدِ تِلْكَ حُدُودُ اللَّهِ فَلَا تَقْرَبُوهَا كَذَلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ آيَاتِهِ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَّقُونَ (187)

Artinya:

“Dihalalkan bagi kamu pada malam hari bulan puasa bercampur dengan isteri-isteri kamu, mereka adalah pakaian bagimu, dan kamupun adalah pakaian bagi mereka. Allah mengetahui bahwasannya kamu tidak dapat menahan nafsumu, karena itu Allah mengampuni kamu dan memberi maaf kepadamu. Maka sekarang campurilah mereka dan ikutilah apa yang telah ditetapkan Allah untukmu, dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai datang malam, tetapi janganlah kamu campuri mereka itu, sedang kamu beritikaf dalam masjid. Itulah larangan Allah, maka janganlah kamu mendekatinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia, supaya mereka bertakwa.” (QS. Al-Baqarah: 187)

Dikutip dari: Abu Malik Kamal bin as-Sayyid Salim, Fiqhus Sunnah Lin Nisa’ Wama Yajibu an Ta’rifahu Kullu Muslimatin min Ahkam. Edisi terjemah: Alih Bahasa M. Taqdir Arsyad, Fikih Sunnah Wanita Panduan Lengkap Wanita Muslimah, (Bogor: Griya Ilmu, 2019), 299-300.

Thumbnail Source: Photo by GS Image

Artikel Terkait:
Kedudukan Puasa

TAGS
#ihlas beramal #ikhlas beramal shalih #ikhlas beramal #ikhlas dalam beramal #ikhlas dalam beribadah #ikhlas ketika shalat #ikhlas #kiat-kiat ikhlas #niat yang ikhlas #pengertian ikhlas #pentingnya ikhlas beramal #urgensi ikhlas dalam islam
© 2023 BQ Islamic Boarding School, All Rights reserved
Login