Shalat lima waktu adalah kewajiban yang paling utama bagi setiap muslim dan muslimah. Selain merupakan salah satu rukun Islam setelah dua kalimat syahadat, shalat wajib (lima waktu) juga merupakan sebuah pembeda antara seorang muslim dan kafir.
Selain shalat lima waktu, di dalam Islam juga terdapat syariat yang mengatur mengenai shalat sunah. Shalat sunah adalah shalat yang dianjurkan untuk dikerjakan sebagai penyempurna shalat wajib.
Sebelum kita membahas mengenai bagaimana tata cara shalat Hajat dan bacaan doanya secara lengkap, kita harus mengetahui dahulu beberapa shalat sunah yang diperintahkan dalam Islam.
Di antara shalat sunah yang disyariatkan di dalam Islam antara lain adalah:
Begitu banyak shalat sunah yang disyariatkan oleh Islam sebagai penyempurna shalat wajib, menandakan begitu agungnya agama Islam ini.
Site: Bina Qurani Islamic School, Image: Tata Cara Shalat Hajat, Source: Photo From Tima Miroshnichenko Pexels
Pada kesempatan kali ini, kami akan membahas mengenai shalat Hajat.
Shalat Hajat adalah shalat sunah yang dilakukan ketika mempunyai hajat kepada Allah Subḥānahu Wa Ta’ālā atau kepada sesama. Shalat hajat juga bisa dilakukan ketika ingin meminta kesembuhan dari suatu penyakit.
Adapun dalil yang mengajurkan untuk melaksanakan shalat hajat adalah hadis Rasulullah Ṣallallāhu ‘Alaihi Wa Sallam yang diriwayatkan oleh Utsman bin Hunaif.
Utsman bin Hunaif Raḍiallāhu ‘Anhu meriwayatkan hadis bahwa Rasulullah Ṣallallāhu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda:
أَنَّ رَجُلًا ضَرِيرَ الْبَصَرِ أَتَى النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ ادْعُ اللَّهَ لِي أَنْ يُعَافِيَنِي فَقَالَ إِنْ شِئْتَ أَخَّرْتُ لَكَ وَهُوَ خَيْرٌ وَإِنْ شِئْتَ دَعَوْتُ فَقَالَ ادْعُهْ فَأَمَرَهُ أَنْ يَتَوَضَّأَ فَيُحْسِنَ وُضُوءَهُ وَيُصَلِّيَ رَكْعَتَيْنِ وَيَدْعُوَ بِهَذَا الدُّعَاءِ اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ وَأَتَوَجَّهُ إِلَيْكَ بِمُحَمَّدٍ نَبِيِّ الرَّحْمَةِ يَا مُحَمَّدُ إِنِّي قَدْ تَوَجَّهْتُ بِكَ إِلَى رَبِّي فِي حَاجَتِي هَذِهِ لِتُقْضَى اللَّهُمَّ شَفِّعْهُ فِيَّ
“Seorang buta datang kepada Nabi Ṣallallāhu ‘Alaihi Wa Sallam lalu mengatakan, ‘Berdoalah engkau kepada Allah untukku agar menyembuhkanku’. Beliau Ṣallallāhu ‘Alaihi Wa Sallam mengatakan, ‘Apabila engkau mau, aku akan menundanya untukmu di akhirat dan itu lebih baik. Namun, apabila engkau mau aku akan mendoakanmu’. Orang itu pun mengatakan, ‘Doakanlah’. Nabi Ṣallallāhu ‘Alaihi Wa Sallam kemudian menyuruhnya untuk berwudhu dan memperbagus wudhunya serta shalat dua raka’at kemudian berdoa dengan doa ini. ‘Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu dan menghadap kepada-Mu dengan Muhammad Nabiyyurrahmah. Wahai Muhammad, sesungguhnya aku menghadap kepada Rabbku denganmu dalam kebutuhanku ini agar ditunaikan. Ya Allah, terimalah syafa’atnya untukku’.” (HR. Ibnu Majah)
Hadis di atas menunjukkan anjuran untuk menunaikan shalat hajat sebanyak dua raka’at tanpa dikhususkan waktu pelaksanaannya sebagaimana shalat sunah yang lain.
Site: Bina Qurani Islamic School, Image: Tata Cara Shalat Hajat, Source: Photo From Monstera Pexels
Lalu, apabila seorang muslim mempunyai hajat kepada Allah dan ingin melaksanakan shalat hajat. Bagaimanakah tata cara shalat hajat yang benar?
Berikut ini adalah tata cara shalat hajat yang benar.
Tata cara shalat hajat yang pertama dilakukan seorang muslim adalah memastikan bahwa dirinya suci dari hadats besar dan hadats kecil. Suci dari hadats besar dan kecil merupakan syarat sahnya shalat.
Abu Hurairah Raḍiallāhu ‘Anhu meriwayatkan hadis bahwa Rasulullah Ṣallallāhu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda:
لَا يَقْبَلُ اللَّهُ صَلَاةَ أَحَدِكُمْ إِذَا أَحْدَثَ حَتَّى يَتَوَضَّأَ
“Allah tidaklah menerima shalat salah seorang di antara kalian ketika ia berhadts sampai ia berwudhu.” (HR. Bukhari)
Setelah berwudhu dan memastikan bahwa diri kita suci dari hadats besar atau kecil, tata cara shalat hajat selanjutnya adalah dengan meniatkan di dalam hati untuk melakukan shalat hajat.
Niat melakukan shalat hajat tidak disyaratkan untuk dilafazhkan, cukup diniatkan di dalam hati saja.
Umar bin Khaththab Raḍiallāhu ‘Anhu meriwayatkan hadis bahwa Rasulullah Ṣallallāhu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda:
إِنَّمَاالْأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ
“Sesungguhnya setiap amal itu bergantung pada niat.” (HR. Bukhari)
Untuk melaksanakan shalat sunah, boleh dikerjakan dalam keadaan duduk meskipun mampu untuk berdiri. Tetapi keadaan berdiri adalah lebih utama daripada mengerjakannya dengan duduk.
‘Imran bin Husain Raḍiallāhu ‘Anhu meriwayatkan hadis bahwa Rasulullah Ṣallallāhu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda:
مَنْ صَلَّى قَائِمًا فَهُوَ أَفْضَلُ وَمَنْ صَلَّى قَاعِدًا فَلَهُ نِصْفُ أَجْرِ الْقَائِمِ وَمَنْ صَلَّى نَائِمًا فَلَهُ نِصْفُ أَجْرِ الْقَاعِدِ
“Siapa yang mengerjakan shalat sambil berdiri, maka itu afdhal. Siapa yang shalat sambil duduk akan mendapatkan pahala separuh dari shalat sambil berdiri. Siapa yang shalat sambil berbaring akan mendapat pahala separuh dari shalat sambil duduk.” (HR. Bukhari)
Site: Bina Qurani Islamic School, Image: Tata Cara Shalat Hajat, Source: Photo From Masjid Pogung Dalangan Unsplash
Setelah melakukan raka’at pertama, kemudian dilanjutkan dengan bngkit dari sujud dan melanjutkan raka’at kedua. Tata cara shalat hajat dalam raka’at kedua dilakukan dengan tata cara yang sama sebagaimana raka’at pertama.
Site: Bina Qurani Islamic School, Image: Tata Cara Shalat Hajat, Source: Photo From Monstera Pexels
Setelah selesai melaksanakan tata cara shalat hajat seperti di atas, yang selanjutnya dilakukan adalah memanjatkan doa sesuai dengan hajat yang diinginkan oleh kita.
Adapun beberapa doa yang dapat kita baca antara laian adalah sesuai dengan yang disebutkan dalam hadis tentang anjuran shalat hajat di atas.
اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ وَأَتَوَجَّهُ إِلَيْكَ بِمُحَمَّدٍ نَبِيِّ الرَّحْمَةِ يَا مُحَمَّدُ إِنِّي قَدْ تَوَجَّهْتُ بِكَ إِلَى رَبِّي فِي حَاجَتِي هَذِهِ لِتُقْضَى اللَّهُمَّ شَفِّعْهُ فِيَّ
“Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu dan menghadap kepada-Mu dengan Muhammad Nabiyyurrahmah. Wahai Muhammad, sesungguhnya aku menghadap kepada Rabbku denganmu dalam kebutuhanku ini agar ditunaikan. Ya Allah, terimalah syafa’atnya untukku.” (HR. Ibnu Majah)
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ الحَلِيمُ الكَرِيمُ ، سُبْحَانَ اللهِ رَبِّ العَرْشِ العَظِيمِ ، الحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ العَالَمِينَ ، أَسْأَلُكَ مُوجِبَاتِ رَحْمَتِكَ ، وَعَزَائِمَ مَغْفِرَتِكَ ، وَالغَنِيمَةَ مِنْ كُلِّ بِرٍّ ، وَالسَّلاَمَةَ مِنْ كُلِّ إِثْمٍ ، لاَ تَدَعْ لِي ذَنْبًا إِلاَّ غَفَرْتَهُ ، وَلاَ هَمًّا إِلاَّ فَرَّجْتَهُ ، وَلاَ حَاجَةً هِيَ لَكَ رِضًا إِلاَّ قَضَيْتَهَا يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ
“Tidak ada sesembahan yang benar melainkan Allah yang Maha Penyantun dan Mahamulia, Mahasuci Allah Rabb Arsy yang agung, segala puji hanya milik Allah Rabb sekalian alam, aku memohon kepada-Mu hal-hal yang menyebabkan datangnya rahmat-Mu, dan yang menyebabkan ampunan-Mu serta keuntungan dari tiap kebaikan dan keselamatan dari segala dosa. Janganlah Engkau tinggalkan diriku dosa kecuali Engkau ampuni, kegundahan melainkan Engkau berikan jalan keluarnya, tidak pula suatu kebutuhan yang Engkau ridai melainkan Engkau penuhi, wahai Yang Maha Penyayang di antara penyayang.” (HR. At-Tirmidzi)
Site: Bina Qurani Islamic School, Image: Tata Cara Shalat Hajat, Source: Photo From Alena Darmel Pexels
Demikianlah tata cara shalat hajat dan bacaan doanya, semoga Allah Subḥānahu Wa Ta’ālā senantiasa membimbing kita di jalan yang benar dan memberikan kemudahan pada setiap urusan kita.
Thumbnail Source: Photo From Alena Darmel Pexels
Artikel Terkait:
Cara Sholat Jenazah