Hal ini berarti siapa yang mengakui tauhid rububiyyah untuk Allah dengan mengimani tidak ada pencipta, pemberi rezeki, dan pengatur alam kecuali Allah, maka ia harus mengakui bahwa tidak ada yang berhak menerima ibadah dengan segala macamnya kecuali Allah. Inilah tauhid uluhiyah.
Tauhid uluhiyah adalah tauhid dalam ibadah karena ilah maknanya adalah ma’bud (yang disembah). Maka, tidak ada yang diseru dalam doa kecuali Allah, tidak ada yang diminta pertolongan kecuali Dia, tidak ada yang boleh dijadikan tempat bergantung kecuali Dia, tidak boleh menyembelih kurban atau bernazar kecuali untuk-Nya dan karena-Nya semata.
Site: Bina Qurani Islamic School, Image: Tauhid Rububiyyah Mengharuskan Adanya Tauhid Uluhiyyah, Source: Photo by Mo’men Salah From Pexels
Tauhid rububiyyah adalah bukti wajibnya tauhid uluhiyah. Karena itu seringkali Allah membantah orang yang mengingkari tauhid uluhiyah dengan tauhid rububiyyah yang mereka akui dan yakini, seperti Firman Allah:
يَاأَيُّهَا النَّاسُ اعْبُدُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ وَالَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الْأَرْضَ فِرَاشًا وَالسَّمَاءَ بِنَاءً وَأَنْزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَخْرَجَ بِهِ مِنَ الثَّمَرَاتِ رِزْقًا لَكُمْ فَلَا تَجْعَلُوا لِلَّهِ أَنْدَادًا وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ
“Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang sebelummu agar kamu bertakwa. Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia mwnghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezeki untukmu, karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengtahui.” (QS. Al-Baqarah [02]: 21-22)
Allah memerintahkan mereka bertauhid uluhiyah, yaitu menyembah dan beribadah kepada-Nya. Dia menunjukkan dalil kepada mereka dengan tauhid rububiyyah, yaitu penciptaan-Nya terhadap manusia dari yang pertama hingga yang terakhir, penciptaan langit dan buni serta seisinya, penurunan hujan, penumbuhan tumbuh-tumbuhan, pengeluaran buah –buahan yang menjadi rezeki bagi para hamba. Maka sangat tidak pantas bagi mereka menyekutukan Allah dengan yang lain-Nya padahal mereka tahu sendiri bahwa ia tidak bisa berbuat sesuatu pun dari hak-hal tersebut dan lainnya.
Site: Bina Qurani Islamic School, Image: Tauhid Rububiyyah Mengharuskan Adanya Tauhid Uluhiyyah, Source: Photo by Dipin Das From Pexels
Jalan fitri untuk menetapkan tauhud uluhiyah adalah berdasarkan tauhid rububiyyah. Karena manusia pertama kalinya sangan bergantung pada asal kejadianny, sumber kemanfaatan dan kemudharatannya. Setelah itu berpindah kepada cara-cara bertaqarrub kepda-Nya, cara-cara yang bisa membuat ridha Tuhannya. Maka tauhid rububiyyah adalah pintu gerbang dari tauhid uluhiyah. Karena itu Allah berhujjah atas orang-orang musyrik dengan cara ini. Dia juga memerintahkan Rasululullah untuk berhujjah atas mereka seperti itu. Allah berfirman:
قُلْ لِمَنِ الْأَرْضُ وَمَنْ فِيهَا إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ سَيَقُولُونَ لِلَّهِ قُلْ أَفَلَا تَذَكَّرُونَ قُلْ مَنْ رَبُّ السَّمَاوَاتِ السَّبْعِ وَرَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ سَيَقُولُونَ لِلَّهِ قُلْ أَفَلَا تَتَّقُونَ قُلْ مَنْ بِيَدِهِ مَلَكُوتُ كُلِّ شَيْءٍ وَهُوَ يُجِيرُ وَلَا يُجَارُ عَلَيْهِ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ سَيَقُولُونَ لِلَّهِ قُلْ فَأَنَّى تُسْحَرُونَ
“Katakanlah, ‘Kepunyaan siapakah bumi ini, dan semua yang ada padanya, jika kamu mengetahui?’ Mereka akan menjawab, ‘Kepunyaan Allah. ‘Katakanlah, ‘Maka apakah kamu tidak ingat?’ Katakanlah yang memiliki langit dan yang memiliki “Arsy yang besar?’ Mereka akan menjawab, ‘Kepunyaan Allah.’ Katakanlah ‘Maka apakah kamu tidak bertakwa?’ ‘Katakanlah, ‘Siapakah yang di tangan-Nya berada kekuasaan atas segala sesuatu sedang Dia melindungi, tetapi tidak ada yang dapat dilindungi dari (azab)- Nya, Jika kamu mengetahui?’ Mereka akan menjawab, ‘Kepunyaan Allah.’ Katakanlah,’ (kalau demikian), maka dari jalan manakah kamu ditipu?” (QS. Al-Mu’minun [23]: 84-89)
ذَلِكُمُ اللَّهُ رَبُّكُمْ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ خَالِقُ كُلِّ شَيْءٍ فَاعْبُدُوهُ
“(Yang memiliki sifat-sifat yang) demikian itu ialah Allah Tuhan kamu, tidak ada Tuhan selain Dia, Pencipta segala sesuatu, maka sembahlah Dia …” (QS. Al-An’am [06]: 102)
Dia berdalil dengan tauhid rububiyyah-Nya atas hak-Nya untuk disembah. Tauhid uluhiyah inilah yang menjadi tujuan dari penciptaan Manusia. Allah berfirman:
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.” (QS. Adz-Dzariyat [51]: 56)
Arti يعبدون adalah menauhidkan-Ku dalam ibadah. Seorang hamba tidaklah menjadi meuwahid (Menauhidkan Allah) hanya dengan mengakui tauhid rububiyyah semata, tetapi ia harus mengakui tauhid uluhiyah serta mengamalkanny. Kalau tidak, maka sebenarbya orang-orang musyrik pun mengakui tauhid rububiyyah, tetapi hal ini tidak membuat mereka masuk kedalam Islam, bahkan Rasulullah memerangi merek. Padahal, mereka mengakui bahwa Allah-lah sang pencipta, pemberi rezeki, yang menghidupkan, dan yang mematikan, sebagaimana firman Allah:
وَلَئِنْ سَأَلْتَهُمْ مَنْ خَلَقَهُمْ لَيَقُولُنَّ اللَّهُ
“Dan sungguh jika kamu bertanya kepada mereka, ‘Siapakah yang mrnciptakan mereka, niscaya mereka menjawab, ‘Allah.” (QS. Az-Zukhruf [43]: 87)
وَلَئِنْ سَأَلْتَهُمْ مَنْ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ لَيَقُولُنَّ خَلَقَهُنَّ الْعَزِيزُ الْعَلِيمُ
“Dan sungguh jika kamu tanyakan kepada mereka, ‘Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?’ niscaya mereka akan menjawab, ‘Semuanya diciptakan oleh yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.” (QS. Az-Zukhruf [43]: 9)
قُلْ مَنْ يَرْزُقُكُمْ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ أَمَّنْ يَمْلِكُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ وَمَنْ يُخْرِجُ الْحَيَّ مِنَ الْمَيِّتِ وَيُخْرِجُ الْمَيِّتَ مِنَ الْحَيِّ وَمَنْ يُدَبِّرُ الْأَمْرَ فَسَيَقُولُونَ اللَّهُ
“Katakanlah, ‘Siapa yang memberi rezeki kepadamu dari langit dan bumi, atau siapakah yang kuasa (menciptakan) pendengaran dan penglihatan, dan siapa kah yang mengeluarkan yang mati dari yang hidup dan siapakah mengatur segala urusan?’ maka mereka akan menjawab, ‘Allah’.” (QS. Yunus [10]: 31)
Site: Bina Qurani Islamic School, Image: Tauhid Rububiyyah Mengharuskan Adanya Tauhid Uluhiyyah, Source: Photo by Alena Darmel Pexels
Hal semacam ini banyak sekali dikemukakan dalam Al-Qur’an. Siapa mengira bahwa tauhid itu hanya meyakini wujud Allah, atau meyakini bahwa Allah adalah sang pencipta yang mengatur alam, sungguh orang tersebut belum mengetahui hakikat tauhid yang dibawa oleh para rasul. Karena sesungguhnya ia hanya mengakui sesuatu yang diharuskan dan meninggalkan susuatu yang mengharuskan, atau berhenti hanya sampai pada dalil, tetapi ia meninggalkan isi dan inti dari dalil tersebut.
Di antara kekhususan ilahiyah adalah kesempurnaan Allah yang mutlak dalam segala segi, tidak ada cela atau kekurangan sedikitpun. Ini mengharuskan semua ibadah mesti tertuju kepada-Nya, pengagungan, penghormatan, rasa takut, doa, pengharapan, taubat, tawakal, minta pertolongan dan penghambaan dengan rasa cinta yang paling dalam, semua itu wajib secara akal, syar’i, dan fitrah agar ditunjukan kepada Allah semata. Demikian pula, secara akal, syara’, dan fitrah tidak mungkin hal itu boleh ditunjukan kepada selain-Nya.
Dikutip dari: Dr. Shalih bin Fauzan Al-Fauzan, Aqidatut Tauhid Kitabut Tauhid lis-Shaff Al-Awwal – Ats-Tsalis – Al-Aly. Edisi terjemah: Alih Bahasa Syahirul Alim Al-Adib, Lc., Kitab Tauhid, (Jakarta: Ummul Qura, 2018), 35-39.
Thumbnail Source: Photo by Alena Darmel From Pexels
Artikel Terkait:
Wujud dan Keesaan Al-Khalik Menurut Alquran