Ustaz Dr. Abu Mujahid al-Ghifari, Lc., M.E.I.
(Pengasuh Bina Qurani Islamic School)
Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 Negara Kesatuan Republik Indonesia mengamanatkan pemerintah Indonesia untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Konsekuensi amanat kemerdekaan ini adalah pemerintah wajib mengusahakan dan menyelenggerakan satu sistem pengajaran nasional. Dalam upaya penyelenggaraan sistem pengajaran ini pemerintah menetapkan tujuan pendidikan nasional sebagaimana yang dituangkan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 Bab II pasal 3 yang berbunyi, “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”
Tujuan pendidikan nasional pertama dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tersebut adalah agar peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Di dalam kitab suci Alquran, terdapat banyak sekali ayat-ayat Alquran yang menyebutkan kata iman dan takwa secara bersamaan dalam satu ayat. Misalnya Alquran surat Albaqarah ayat 25, 82, dan 227, surat Ali Imran ayat 57, surat al-Nisa ayat 57, 122, dan 173, surat al-Maidah ayat 9 dan 93, surat al-A’raf ayat 42, surat Yunus ayat 4 dan 9, surat al-Kahfi ayat 30 dan 107, dan masih puluhan ayat lainnya yang menyebutkan kata beriman dan bertakwa secara bersamaan. Dari sekian banyak ayat-ayat tersebut disimpulkan bahwa yang maksud dengan beriman adalah bertauhid kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Artinya orang yang beriman adalah orang yang benar-benar menauhidkan Allah Subhanahu Wa Ta’ala serta tidak melakukan kesyirikan kepada-Nya sebagaimana dalam Alquran surat al-An’am ayat 82:
الَّذِينَ آمَنُوا وَلَمْ يَلْبِسُوا إِيمَانَهُمْ بِظُلْمٍ أُولَئِكَ لَهُمُ الْأَمْنُ وَهُمْ مُهْتَدُونَ
“Orang-orang beriman dan tidak mencampuradukan iman mereka dengan syirik, mereka itulah orang-orang yang mendapat rasa aman dan mereka mendapat petunjuk.” (QS. Al-An’am [6]: 82)
Di dalam agama Islam, terdapat 6 rukun iman yang wajib diimani oleh setiap muslim, yaitu beriman kepada Allah, para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, Rasul-rasul-Nya, Hari Akhir, dan beriman kepada qadha’ dan qodar yang baik dan buruknya. Berkaitan dengan rukun iman ini, Imam muslim meriwayatkan hadis bahwa Rasulullah ṣallallāhu ‘alaihi wasallam ditanya apa itu iman maka beliau:
أَنْ تُؤْمِنَ بِاللَّهِ وَمَلاَئِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَتُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ
“Engkau beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhir, dan beriman kepada qadar, baik dan buruknya.” (HR. Muslim)
Adapun yang dimaksud dengan takwa dalam ayat-ayat Alquran dapat dilihat di antaranya dalam surat Albaqarah ayat 177. Ayat tersebut menyebutkan beberapa ciri-ciri orang yang bertakwa, “Kebajikan itu bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan ke barat, tetapi kebajikan itu ialah kebajikan orang yang beriman kepada Allah, hari Akhir, malaikat-malaikat, kitab-kitab, dan nabi-nabi, dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabat, anak yatim, orang-orang miskin, orang-orang yang dalam perjalanan (musafir), peminta-minta, dan untuk memerdekakan hamba sahaya, yang melaksanakan salat dan menunaikan zakat, orang-orang yang menepati janji apabila berjanji, dan orang yang sabar dalam kemelaratan, penderitaan, dan pada masa peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.”
Ali bin Muhammad bin al-Jurjani (1405H) rahimahullah menjelaskan istilah takwa dalam kitab al-Ta’rīfāt, menurutnya bahwa takwa adalah menjaga diri dengan ketaatan kepada Allah dari ancaman siksa-Nya, yaitu menjaga diri dari hal-hal yang mengundang azab, baik dengan cara menjalankan ketaatan maupun meninggalkan larangan. Takwa dalam ketaatan berarti adalah ikhlas dan takwa dalam hal kemaksiatan berarti adalah meninggalkan dan menjauhinya.
Dengan demikian, maka tujuan pendidikan nasional agar peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan ayat-ayat Alquran. Iman dan takwa yang dimaksud berdasarkan ayat-ayat Alquran adalah menauhidkan Allah Subaḥānhu Wa Ta’ālā dan melaksanakan perintah-perintah-Nya serta menjauhi larangan-larangan-Nya.
#Abu Mujahid al-Ghifari #ayat Alquran #pendidikan nasional #sisdiknas