Siapapun yang memperhatikan kebanyakan manusia saat ini, niscaya melihat banyak perkara yang sangat mengherankan. Yakni, kebanyakan manusia menaruh perhatian yang berlebihan kepada penampilan lahiriah dan lalai dari kebutuhan bathiniyah. Banyak juga orang yanga sibuk memperindah amalan ibadah zhahir, tetapi ia juga lalai dari memperindah ibadah bathin.
Padahal, sebagaimana telah diketahui bahwa kebersihan hati dan penyucian jiwa merupakan hal yang penting bagi manusia. Di antara hal-hal yang menunjukkan pentingnya penyucian hati dan jiwa atau tazkiyatun nafs yaitu:
Site: Bina Qurani Islamic Boarding School, Image: Urgensi Tazkiyatun Nafs, Source: Photo by Dids Pexels
Allah Subḥānahu Wa Ta’ālā bersumpah dengan sumpah yang banyak dan beruntun, bahwa keshalihan dan keberuntungan hamba itu tergantung pada tazkiyatun nafs. Hal ini sebagaimana firman Allah Subḥānahu Wa Ta’ālā:
وَنَفْسٍ وَمَا سَوَّاهَا (7) فَأَلْهَمَهَا فُجُورَهَا وَتَقْوَاهَا (8) قَدْ أَفْلَحَ مَنْ زَكَّاهَا (9) وَقَدْ خَابَ مَنْ دَسَّاهَا (10)
Artinya:
“Dan demi jiwa serta penyempurnaannya ciptaannya, Allah mengilhamkan kepada jiwa itu jalan kefasikan dan ketaqwaannya. Sungguh, beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.” (QS. Asy-Syams: 7-10)
Di dalam ayat lain, Allah Subḥānahu Wa Ta’ālā juga berfirman:
قَدْ أَفْلَحَ مَنْ تَزَكَّى (14) وَذَكَرَ اسْمَ رَبِّهِ فَصَلَّى (15)
Artinya:
“Sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan diri dengan beriman, dan dia ingat nama Rabbnya, lalu dia sembahyang.” (QS. Al-A’la: 14-15)
Site: Bina Qurani Islamic Boarding School, Image: Urgensi Tazkiyatun Nafs, Source: Photo by Julie S Pexels
Tazkiyatun Nafs merupakan salah satu tugas pokok para nabi. Karena itu, ketika Nabi Musa ‘Alaihi Al-Sallam mendakwahi Fir’aun, ia berkata kepadanya sebagaiamana yang tertuang di dalam Alquran:
فَقُلْ هَلْ لَكَ إِلَى أَنْ تَزَكَّى (18) وَأَهْدِيَكَ إِلَى رَبِّكَ فَتَخْشَى (19)
Artinya:
“Adakah keinginan bagimu untuk membersihkan diri dari kesesatan. Dan kamu akan kupimpin ke jalan Rabbmu, agar supaya kamu takut kepada-Nya?” (QS. An-Nazi’at: 18-19)
Dan Allah Subḥānahu Wa Ta’ālā berfirman tentang Nabi Muhammad Ṣallallāhu ‘Alaihi Wa Sallam:
هُوَ الَّذِي بَعَثَ فِي الْأُمِّيِّينَ رَسُولًا مِنْهُمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَإِنْ كَانُوا مِنْ قَبْلُ لَفِي ضَلَالٍ مُبِينٍ (2)
Artinya:
“Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan kepada mereka Kitab dan Hikmah (As-Sunnah). Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata.” (QS. Al-Jumu’ah: 2)
Site: Bina Qurani Islamic Boarding School, Image: Urgensi Tazkiyatun Nafs, Source: Photo by Skitter Photo Pexels
Tazkiyatun Nafs menjadi salah satu syarat untuk meraih derajat yang tinggi dan kenikmatan yang abadi.
Allah Subḥānahu Wa Ta’ālā berfirman:
وَمَنْ يَأْتِهِ مُؤْمِنًا قَدْ عَمِلَ الصَّالِحَاتِ فَأُولَئِكَ لَهُمُ الدَّرَجَاتُ الْعُلَى (75) جَنَّاتُ عَدْنٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا وَذَلِكَ جَزَاءُ مَنْ تَزَكَّى (76)
Artinya:
“Dan barangsiapa datang kepada Rabbnya dalam keadaan beriman, lagi sungguh-sungguh dalam beramal shalih, maka mereka itulah orang-orang yang memperoleh tempat-tepat yang tinggi (mulia). Yaitu surga ‘Adn yang mengalir sungai-sungai di bawahnya, mereka kekal di dalamnya. Dan itu adalah balasan bagi orang yang bersih dari kekafiran dan kemaksiatan.” (QS. Thaha: 75-76)
Maksud dari ayat di atas yaitu bahwa balasan bagi orang yang mensucikan dirinya dari kotoran, kekejian, dan syirik, dan ia hanya menyembah kepada Allah Subḥānahu Wa Ta’ālā semata, dan mengikuti semua ajaran yang dibawa oleh para rasul, dalam masalah kabar berita aqidah maupun dalam hal perintah dan larangan (syariat).
Tazkiyatun nafs merupakan salah satu hajat utama yang diminta oleh Rasulullah Ṣallallāhu ‘Alaihi Wa Sallam. Di dalam doanya, Rasulullah Ṣallallāhu ‘Alaihi Wa Sallam mengatakan yang artinya:
“Ya Allah, berikanlah ketaqwaan kepada diriku ini dan sucikanlah ia. Engkau adalah sebaik-baik Dzat yang mensucikannya, Engkau adalah Penolong dan Tuannya.” (HR. Muslim)
Thumbnail Source: Photo by Bess Hamiti Pexels
Artikel Terkait:
Bertaubat Dari Dosa