Corona Virus Disease Tahun 2019 (COVID-19) atau yang sering disebut oleh masyarakat Indonesia dengan Virus Corona adalah virus (SARS-CoV-2) yang mengakibatkan terjadinya infeksi di saluran pernapasan atas dengan infeksi yang ringan maupun infeksi yang sedang, seperti penyakit flu.
Menurut Badan Kesehatan Dunia atau WHO (World Health Organization) virus corona pertama kali di temukan pada tanggal 31 Desember 2019 berdasarkan hasil laporan dari klaster kasus virus di Wuhan, Tiongkok.
Tidak membutuhkan waktu yang lama, virus corona dengan cepat menyebar ke berbagai negeri di belahan dunia. Termasuk di Negara Kesatuan Republik Indonesia, virus corona diperkirakan menyebar ke Indonesia sekitar pertengahan bulan Maret tahun 2020.
Karena penyebarannya yang begitu luas dan sangat cepat, WHO menetapkan virus corona ini sebagai pandemi pada tanggal 9 Maret 2020.
Hingga saat ini sebaran virus corona telah berhasil diidentifikasi, dan digolongkan menjadi beberapa varian. Di antara varian Virus Corona tersebut yaitu Varian Alfa (B.1.1.7), Varian Beta (B.1.351), Varian Gamma (P.1), Varian Delta (B.1.617.2), Varian Lambda (C.37), Varian Kappa (1.617.2), dan jenis varian yang terbaru adalah Varian Omicron (B.1.1.529).
Site: Bina Qurani Islamic School, Image: Varian Omicron, Source: Photo by Freepik
Varian Omicron adalah varian virus corona yang pertama kali terdeteksi di Benua Afrika. Varian baru ini disebut-sebut sebagai varian yang sangat cepat dalam menularkan virus corona.
Penamaan Varian Omicron oleh WHO, merujuk pada alfabet bahasa Yunani kuno. Penggunaan nama ini menyusul setelah varian-varian sebelumnya juga menggunakan bahasa alfabet Yunani seperti alpha, beta, gamma, dan delta. Berdasarkan kamus Merrian-Webster, Omicron merupakan huruf ke 15 dalam alfabet Yunani yang artinya huruf o kecil.
Badan Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO), menjelaskan bahwa Varian Omicron adalah varian virus corona yang pertama kali ditemukan pada tanggal 24 November 2021 di Afrika Selatan. Dalam situs resminya, dikatakan pula bahwa Varian Omicron merupakan varian baru yang dalam proses penularannya sangat cepat.
Varian Omicron juga disebut sebagai varian virus corona yang mempunyai mutasi paling banyak. Dari hasil yang dilakukan melalui tes standar, Varian Omicron mempunyai jenis mutase yang disebut dengan S-genedropout atau ketiadaan gen-S. Sehingga cukup mudah untuk mendeteksi kasus positif yang kemungkinan merupakan varian tersebut.
Site: Bina Qurani Islamic School, Image: Varian Omicron, Source: Photo by Freepik
Berdasarkan beberapa laporan yang dihasilkan dari identifikasi penyebaran virus Varian Omicron, dikatakan bahwa infeksi Varian Omicron cenderung menyebabkan tubuh menjadi mudah lelah dan rasa nyeri di sekujur tubuh. Gejala ini lebih banyak mucul pada orang yang terinfeksi Varian Omicron dibanding dengan kehilangan rasa maupun kehilangan penciuman.
Berikut ini adalah sejumlah gejala yang dirasakan oleh seseorang yang terinfeksi virus corona Varian Omicron:
Salah satu gejala Varian Omicron Covid-19 adalah adanya rasa sakit dan nyeri pada kepala. Gejala sakit kepala yang dirasakan oleh seseorang yang terinfeksi varian omicron disebut sebagai gejala awal yang umumnya terjadi pada orang yang terinfeksi.
Sakit kepala pada gejala Varian Omicron Covid-19 cenderung terasa berat, dimana kepala terasa berdenyut, menekan dan menusuk di keua sisi kepala. Rasa sakit ini umumnya berlangung lebih dari tiga hari dan cenderung sulit untuk dihilangkan dengan paracetamol.
Gejala Varian Omicron Covid-19 yang kedua setelah sakit kepala adalah pilek. Ketika angka penularan Covid-19 sedang tinggi, maka kemungkinan pilek yang terjadi pada seseorang dapat dikarenakan terinfeksi Covid-19.
Namun, apabila angka penularan Covid-19 sedang turun atau rendah, maka kemungkinan pilek yang terjadi dapat disebabkan karena faktor lain seperti alergi, atau penyakit lainnya.
Gejala Varian Omicron Covid-19 yang ketiga adalah terjadinya rasa sakit pada tenggorokan. Rasa sakit pada tenggorokan akibat tertular Covid-19 cenderung lebih ringan dan berlangsung tidak lebih dari lima hari. Sehingga apabila sakit tenggorokan yang dirasa lebih lama, bisa jadi sakit tenggorokan ini terjadi dikarenakan adanya sebab lain.
Hilangnya penciuman merupakan salah satu indikator terkuat seseorang terinfeksi Covid-19. Hal ini juga berlaku pada seseorang yang terserang Covid-19 Varian Omicron.
Gejala Covid-19 Varian Omicron, juga tidak berbeda jauh dengan gejala-gejala yang terjadi pada varian sebelumnya. Salah satunya yaitu, bahwa Varian Omicron Covid-19 dapat menyebabkan rasa kelelahan hingga kelelahan yang luar biasa dan nyeri pada sekujur tubuh.
Ketika seseorang mungkin merasakan lelah, dan merasa energinya sangat rendah, tentu terbesit keinginan yang kuat untuk beristirahat, yang akhirnya hal ini dapat mengganggu aktivitas sehari-hari.
Meskipun terinfeksi Varian Omicron dapat menyebabkan kelelahan, solusinya dengan melakukan spa massage terdekat namun kelelahan yang dirasakan oleh seseorang juga dapat hadir karena adanya faktor dan masalah kesehatan yang lain. Sehingga perlu dilakukan tes untuk memastikan kondisi kesehatan tubuh Anda.
Site: Bina Qurani Islamic School, Image: Varian Omicron, Source: Photo by Freepik
Jika seseorang telah terpapar oleh orang yang telah terinfeksi virus corona, maka kemungkinan besar juga akan terinfeksi meskipun merasa dirinya sehat.
Hal yang harus dilakukan ketika seseorang terpapar virus corona, adalah sebagai berikut:
Thumbnail Source: Photo by Freepik
Artikel Terkait:
Doa Berlindung dari Virus Corona