Generic selectors
Exact matches only
Search in title
Search in content
Post Type Selectors

Wafatnya ‘Umar ibn al-Khaṭāb

Bina Qurani Islamic Boarding School, Image: Wafatnya ‘Umar ibn al-Khaṭāb

Wafatnya ‘Umar ibn al-Khaṭāb

‘Umar ibn al-Khaṭāb r.a. wafat sebagai shahīd dibunuh oleh seorang Majusi yang bernama ’Abū Lu’lu’ah pada saat beliau mengimami shalat subuh. Beliau ditikam dengan sebilah pisau beracun yang memiliki dua kepala beberapa kali ke tubuhnya. ’Abū Lu’lu’ah adalah budah Mughīrah ibn Shu’bah yang bekerja padanya sebagai pemintal dan dibayar 4 dirham per hari. ’Abū Lu’lu’ah juga menikam tiga belas orang di sekitar ‘Umar r.a. dan tujuh di antaranya meninggal dunia. Tragedi penikaman ‘Umar r.a. oleh ’Abū Lu’lu’ah ini terjadi pada Rabu akhir bulan Dzulhijjah 23 H atay bertepatan tahun 643 masehi dan beliau dikebumikan pad hari Ahad awal bulan Muharram. Pembunuhan ini sebenarnya adalah konspirasi musuh Islam dari kalangan Yahudi dan Persia. Sebab kekuasaan mereka hancur disebabkan ‘Umar ibn al-Khaṭāb r.a..[1]  ’Abū Ja’far Muhammad ibn Jarīr al-Ṭabarī menukil pendapat Hisham ibn Muhammad bahwa ‘Umar ibn al-Khaṭāb r.a. dibunuh pada akhir bulan Dzul Hijjah tahun 23 hijriah dan periode kekhilafahannya selama 10 tahun, 6 bulan, dan 4 hari.[2]

Periode kekhilafahan ‘Umar ibn al-Khaṭāb r.a. merupakan masa terbaik. Berbagai penaklukan-penaklukan dilakukan oleh ‘Umar r.a.. Mulai dari Yarmuk, Syam, Baitul Maqdis, Mesir, Libya, Persia, dan lain-lain. ‘Umar r.a. telah mewariskan pengelolaan kekhilafahan yang lebih profesional, beliau adalah orang pertama yang membentuk kantor. Seperti kantor tentara, pengiriman surat melalui kurir, dan membuat mata uang. Beliau juga melakukan perluasan Masjidil Haram, membuat penanggalan Islam yang menjadikan awal hijrah Rasulullah S.A.W. sebagai awalnya.[3]

Bina Qurani Islamic Boarding School, Image: Wafatnya ‘Umar ibn al-Khaṭāb

Site: Bina Qurani Islamic Boarding School, Image: Wafatnya ‘Umar ibn al-Khaṭāb, Source: Photo by Chhaya Pexels

‘Umar ibn al-Khaṭāb r.a. menjadi khalifah setelah ditunjuk ’Abū Bakr al-Ṣiddīq r.a. sebelum wafat. Para sahabat nabi yang lain pun membaiat ‘Umar ibn al-Khaṭāb r.a. sebagai seorang khalifah setelah penunjukkan tersebut. Penunjukkan ’Abū Bakr r.a. terhadap ‘Umar r.a. sebagai khalifah karena memang beliau pantas untuk memikulnya. Bahkan, ’Abū Bakr r.a. meminta pertimbangan para sahabat senior terkait masalah ini. ‘Umar ibn al-Khaṭāb r.a. pantas dipilih sebagai khalifah dengan banyak alasan. Di antaranya kedudukan mulia di tubuh umat Islam, diakui di kalangan para sahabat jika ‘Umar r.a. adalah sahabat terbaik setelah ’Abū Bakr r.a., ‘Umar r.a. juga memiliki kemampuan yang sangat mumpuni sebagai seorang pemimpin tertinggi. Penunjukkan ini terbukti dengan apa yang diraih pada masa kekhalifahan ‘Umar ibn al-Khaṭāb r.a.. Beberapa hari setelah dibaiatnya ‘Umar ibn al-Khaṭāb r.a. menjadi khalifah, ’Abū Bakr r.a. meninggal dunia.[4] Al-Suyūtī mengatakan bahwa ‘Umar r.a. menjabat sebagai khalifah berdasarkan wasiat ’Abū Bakr r.a. yang dimulai pada bulan Jumadil Akhir tahun 13. Beliau mengutip perkataan al-Zuhrī sebagaimana yang diriwayatkan al-Hākim yang berpendapat bahwa ‘Umar r.a. menjadi khalifah pada hari meninggalnya ’Abū Bakr, yaitu Selasa tanggal 22 Jumadil Akhir.[5]

 

==========

[1] Muhammad al-Khadrabik, Itmām al-Wafā’ Fi Sīrah al-Khulafā’, (Shan’ā’: Dār al-Taisīr, 2006), 98-100, ‘Abd al-Raḥmān ibn ’Abī Bakr al-Suyūtī, Tārīkh al-Khulafā’, (Beirūt: Dār al-Minhāj, 2013), 244-245. ‘Uthmān ibn Muhammad al-Khamīs, Ḥuqbah Min al-Tārīkh, (Iskandariyah: Dār al-Imān, 1999), 77, dan ‘Aḥmad Ma’mūr al-‘Usairī, Mūjaz al-Tārīkh al-Islāmī Mundhu Ᾱdam ‘Alaihi al-Salām Ilā ‘Asrina al-Hādir 1417, (Damām: Dār al-Imām Mālik, 1996), 117-118.

[2] ’Abū Ja’far Muhammad ibn Jarīr al-Ṭabarī, Tārīkh al-Ṭabarī: Ṭārīkh al-’Umam Wa al-Mulūk, (Beirūt: Dār al-Kutub al-‘Ilmiyyah, 2005), 2, 561.

[3] ‘Aḥmad Ma’mūr al-‘Usairī, Mūjaz al-Tārīkh al-Islāmī Mundhu Ᾱdam ‘Alaihi al-Salām Ilā ‘Asrina al-Hādir 1417, (Damām: Dār al-Imām Mālik, 1996), 108-118.

[4] ‘Aḥmad Ma’mūr al-‘Usairī, Mūjaz al-Tārīkh al-Islāmī Mundhu Ᾱdam ‘Alaihi al-Salām Ilā ‘Asrina al-Hādir 1417, (Damām: Dār al-Imām Mālik, 1996), 110. ‘Uthmān ibn Muhammad al-Khamīs, Ḥuqbah Min al-Tārīkh, (Iskandariyah: Dār al-Imān, 1999), 67-68.

[5] ‘Abd al-Raḥmān ibn ’Abī Bakr al-Suyūtī, Tārīkh al-Khulafā’, (Beirūt: Dār al-Minhāj, 2013), 237.

Dikutip dari: Dr. Ghifar, Lc., M.E.I., Konsep dan Implementasi Keuangan Negara pada Masa Al-Khulafa Al-Rashidun(Cirebon: Nusa Literasi Inspirasi, 2020), 105-105.

Thumbnail Source: Photo by Ankush Pexels

Artikel Terkait:
Al-Khulafā’ Al-Rāshidūn

TAGS
#‘Umar ibn al-Khaṭāb #‘Uthmān ibn ‘Affān #’Abū Bakr al-Ṣiddīq #Al-Khulafā’ Al-Rāshidūn #Khalifah Kedua #Khalifah Ketiga #Khalifah Pertama #khalifah #sahabat
© 2021 BQ Islamic Boarding School, All Rights reserved
Login